Paling mengagetkan, yang dicuri adalah dana bantuan sosial untuk rakyat miskin, yang besarnya hanya sepuluh ribu rupiah dari setiap keluarga.
Duh, miris, sekaligus heran. Kok tega mengambil jatah rakyat jelata. Apakah gaji mereka kurang besar?
Di masa kesulitan seperti saat ini, rakyat tentunya berharap, pejabat akan lebih memperhatikan rakyat. Kalau perlu, mengorbankan harta miliknya untuk rakyat.
Tadinya, saya pun sangat berharap pejabat kita lebih sensitif. Paling tidak, sensitif dengan penederitaan rakyatnya. Besar harapan saya, mereka bekerja keras, berusaha memberikan yang terbaik untuk rakyat, bangsa dan negaranya.
Aih, ternyata harapan saya terlalu tinggi. Masih ada saja, pejabat yang haus harta kekayaan.
Konyolnya saya, terlalu berharap pada mereka. Benar kata orang bijak : Jangan berharap pada manusia.
Andaipun berharap, jangan menaruh harapan terlalu tinggi. Negeri ini belum ada pada level bebas dan anti korupsi sepenuhnya.
Cara terbaik, tetap doakan negeri ini, juga para pejabatnya, agar bekerja tanpa pamrih. Agar mereka melakukan tugasnya bersama rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat.
Pada masa yang tidak mudah ini, Indonesia butuh ketawa. Akan tetapi, jangan sampai rakyat menertawakan pejabatnya, yang bekerja setengah hati, berlaku kotor, tidak jujur, dan berakhir di kursi pengadilan.
Salam.
Martha Weda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H