Hidup ini sesungguhnya bergantung pada "kacamata" kita. Bila kacamata kita hitam pekat, maka hitamlah yang kita lihat. Tetapi bila kacamata kita putih, putih pula yang nampak di mata kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menentukan kacamata apa yang akan kita gunakan.
Jadi, alangkah baiknya bila kita memandang generasi sandwich ini dari sisi positifnya saja. Bila pun ada hal negatif di dalamnya, ada baiknya kita belajar untuk meminimalkan akibatnya.
Menjadi pribadi yang murah hati
Menjadi generasi sandwich, menuntut kita untuk selalu berbagi. Apabila hal baik ini terus-menerus kita lakukan, tentu akan membawa dampak positif pula pada diri kita. Hal ini akan menuntun dan membentuk kita menjadi pribadi yang murah hati, tidak pelit, dan tidak menyimpan rejeki hanya untuk diri sendiri.
Melalui berbagi, kita pun belajar bahwa hidup ini bukanlah melulu tentang diri sendiri. Hidup ini adalah tentang bagaimana kita berbagi kasih dan menebar kebaikan.
Memberi merupakan wujud cinta kasih kita kepada orang lain. Cinta kasih tak cukup dengan kata-kata semata. Cinta kasih sebaiknya disertai dengan perbuatan sebagai bukti nyata. Karena kasih tanpa diiringi perbuatan hanyalah gombalan dan omong-kosong semata.
Selalu bersyukur
Selalu berbagi juga akan menjadikan kita pribadi yang selalu tahu bersyukur. Bahwa paling tidak, kita masih diberi kelebihan rejeki hingga bisa berbagai untuk orang-orang yang kita kasihi dan saudara-saudara kita yang masih kekurangan.Â
Hal ini menjadikan kita tak henti beryukur bisa menjadi saluran yang mengalirkan rejeki pada orang lain.
Memiliki kepekaan atau berempati pada kesusahan orang lain
Dengan rajin memberi dan berbagi, kita dilatih untuk memiliki kepekaan yang tinggi atau berempati pada kesusahan orang lain. Begitu melihat atau mendengar ada saudara atau teman yang sedang kesusahan, hati kita seperti tergerak untuk segera menolong.