Jalan raya di Pasar Parung ini sebenarnya cukup lebar. Namun seringnya pedagang tumpah ruah menggelar dagangan di pinggir jalan, didukung kondisi jalan yang tidak mulus dan berlubang-lubang, membuat sering terjadi kemacetan di sini.
Saat itupun saya melihat banyak truk pengangkut pasir melintas. Sepertinya sedang ada pengerjaan proyek di sekitar kawasan tersebut.
Tatkala sedang asyik melihat-lihat suasana pasar, tiba-tiba saya dikagetkan dengan teriakan suami, bersamaan dengan teriakan orang-orang di sekitar situ. Saya pun spontan mengalihkan pandangan ke arah teriakan orang-orang tersebut. Kejadiannya cukup cepat, hanya beberapa detik, dan saya pun terpaku pada pemandangan di depan sana.
Dalam jarak dua motor di depan kami, sebuah truk yang sedang melintas dari arah berlawanan melindas seorang anak kecil, mungkin sekitar usia 4-7 tahun dalam posisi tertelungkup. Bunyi gludukan roda depan dan belakang bagian kanan truk karena melindas sang anak, terdengar jelas.
Sesaat setelah kejadian, orang-orang berlarian menghampiri si anak yang sudah tergeletak di aspal di belakang truk, dalam posisi tertelungkup tak bergerak. Pengemudi pun langsung menghentikan truknya dan turun. Dari ekspresi wajahnya, terlihat sang supir sangat kaget.
Dari penuturan suami yang melihat jelas terjadinya tabrakan, truk berjalan cukup pelan karena memang kondisi pasar cukup ramai. Lalu tiba-tiba saja dari sisi jalan sebelah kiri truk, berlari seorang anak, mungkin bermaksud menyeberang jalan.Â
Tubuh anak yang kecil dan melintas persis di depan truk sepertinya tidak terlihat dari kursi pengemudi, sehingga terjadilah kejadian nahas tersebut. Roda truk sebelah kanan melindas punggung si anak yang jatuh tertelungkup.
Saya sempat shock sesaat setelah melihat kejadian itu. Kaget seakan tak percaya telah melihat kejadian mengenaskan tersebut. Saya sendiri juga punya anak kecil. Saya bisa membayangkan bagaimana perasaan orangtua melihat kondisi anaknya seperti itu.
Saya pun tidak mengerti mengapa ada anak kecil yang lepas dari pengawasan orangtua di tengah situasi pasar yang cukup ramai dan padat dengan kendaraan. Mungkin saja si anak adalah anak dari salah seorang pengunjung pasar, atau anak dari salah seorang penjual di pasar tersebut.
Itu kejadian pertama.
Kejadian kedua terjadi pada salah seorang murid di sekolah anak saya, sesaat sebelum pandemi.