Sejak pandemi datang dan semua kegiatan harus dilakukan di rumah, waktu luang tersisa cukup banyak. Semenjak saat itu, saya memiliki kesenangan baru.
Saya mulai memberi perhatian lebih pada sepetak mungil lahan di depan rumah yang selama ini gersang dan terbengkalai. Begitu pula dengan satu pot tanaman hias yang tak terurus.
Beberapa tahun lalu saya pernah mencoba memelihara tanaman Pucuk Merah dalam sebuah pot. Namun karena tidak rutin menyiram, tak berapa lama Pucuk Merah itu pun meranggas dan menemukan ajalnya. Padahal hanya satu pot! Duh menyesalnya saya sudah menyiksa tanaman dengan mengabaikannya.
Akhirnya pot bekas Pucuk Merah saya pakai untuk menanam tanaman hias lain yang memiliki bentuk dan warna bunga sangat cantik, yaitu Sutra Bombay. Bibit tanaman hias Sutra Bombay ini didapatkan Ibunda tercinta kala berkunjung ke rumah seorang kerabat.
Sebelum pandemi, Sutra Bombay ini hampir tidak pernah mendapat perhatian. Saya biarkan tumbuh begitu saja, tanpa rutin disiram.
Untunglah Sutra Bombay yang berasal dari Amerika Selatan ini (Brasil, Argentina, dan Uruguay), tergolong kultivar yang mudah perawatannya, serta toleran terhadap kekeringan dan cuaca panas. Sehingga meskipun diabaikan dan jarang menemui air tetap mampu tumbuh dan berkembang dengan baik.
Sutra Bombay memiliki nama Latin Portulaca grandiflora, dikenal dengan beragan nama baik dalam Bahasa Indonesia maupun dalam Bahasa Inggris. Antara lain Bunga Pukul Sembilan, Bunga Krokot, Mawar Lumut, moss rose, eleven o'clock, mexican rose, mose rose, sun rose, rock rose, hingga moss-rose purslane.
Tanaman yang berbentuk sukulen ini memiliki cabang dengan panjang 10-30 cm dan memiliki banyak percabangan. Daunnya memiliki panjang sekitar 12-35 mm dengan lebar berkisar 1-5 mm, berdaging dan berbentuk ellips runcing. Tangkai bunga pendek dengan rambut-rambut halus di bagian ketiaknya.
Bentuk mahkota bunga seperti bunga mawar dalam ukuran kecil. Warna bunganya beraneka ragam mulai dari merah muda, magenta, merah tua, oranye, kuning, dan putih.
Di salah satu petakan kecil depan rumah yang ukurannya hanya sekitar 100 cm x 25 cm, dan saya peruntukkan khusus untuk tanaman cantik ini, bisa mekar lebih dari 30 bunga Sutra Bombay setiap hari. Belum termasuk yang saya tanam di pot.
Namun jangan lupa untuk selalu menyianginya dari himpitan rumput liar, dan rutin memotong cabang-cabang yang sudah tua, agar pertumbuhannya maksimal.
Tanaman hias ini elok pula bila dijadikan tanaman sela antartanaman. Ditanam di dalam pot pun tidak kalah cantiknya.
Cara mengembangbiakannya pun cukup mudah, Hanya dengan cara stek batang, yaitu memotong batang, lalu menanamnya ke media tanam.
Untuk penanaman di pot hanya memerlukan media tanam berupa tanah gembur. Lebih baik bila media tanamnya merupakan campuran tanah, pupuk kompos dan sekam.
Selama beberapa bulan saya merawat Sutra Bombay, belum pernah menggunakan pupuk kimia untuk perawatannya. Saya hanya menggunakan pupuk kompos yang berasal dari pembusukan kulit-kulit buah dan batang-batang sayuram sisa pemakaian dari dapur.
Kebetulan saya punya kebiasaan menimbun sampah organik sisa dapur di satu sisi di halaman rumah, untuk dibiarkan membusuk dan menjadi unsur hara bagi tanah.
Di musim penghujan, tanaman Sutra Bombay yang ditanam di tanah terbuka tanpa pelindung, akan sulit berbunga. Kuncup-kuncup bunga tak sempat mekar karena membusuk akibat siraman air hujan terus-menerus.
Jadi ada baiknya selain mengembangbiakan di tanah, menanam pula di dalam pot. Agar ketika musim penghujan, Sutra Bombay di pot bisa kita selamatkan dari siraman air hujan, dan tetap berbunga setiap hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H