Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pagimu Telah Lewat Siang

25 Mei 2020   20:25 Diperbarui: 25 Mei 2020   20:41 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: freeimages.com, by Laura Leavell

Kau begitu memuja pagi. Terlena akan aromanya, terbius oleh hangatnya, mabuk pada pesonanya dan enggan beranjak.

Berkali-kali alam mengingatkan, pagi pasti pulang, siang segera menerang, sore dan senja antri di belakang, namun kau tetap santai di kursi goyang. 

Kupu-kupu terbang berganti-ganti, beberapa kau undang menepi, menemanimu menyeruput kopi dingin yang mulai basi. Namun tiada abadi. Warna-warni sayapnya hanya memyihirmu sekejap, kau bosan lalu menendangnya lenyap.

Begitu terus berulang. 

Tahu, namun hati seakan tertutup debu membatu.

Sampai kapan terus memeluk mimpi semu? Bunga-bunga tak akan layu, daun-daun tak pernah kering, gagah tak mungkin lelah, awal tiada akhir, jumpa takkan berpisah, muda tanpa tua?

Akankah begitu hingga merah jingga senja di depan mata? Saat riang riuh dunia memudar, kesunyian menyebar, pesta nyaris bubar, baru tersadar, pagimu telah lewat siang, terang telah hengkang, dan surya siap ditelan malam. Lalu kau bisa apa?

______

Dirumahsaja, 25 Mei 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun