Itu satu cerita.
Di kesempatan lain, seorang keponakan yang sedang kuliah sambil bekerja, di awal pandemi kehilangan pekerjaannya. Tiga bulan keponakan ini hanya tinggal di kosan nya di daerah Jakarta Selatan sembari mencari-cari pekerjaan baru. Saya tahu keponakan ini sangat membutuhkan uang. Memang sejak dia bekerja, dia mulai membiayai kebutuhan hidupnya sendiri.Â
Untuk menghiburnya, saya rutin menanyakan kabarnya melalui pesan singkat via WA. Di waktu-waktu tertentu, saya memesankan makanan kesukaanya melalui layanan ojek online, dan mengirimkan ke tempat kos nya.Â
Beberapa kali bahkan saya mengirimkan berbagai bahan makanan untuk mengisi persediaan makanannya yang sudah kosong.
Betapa senangnya hati ini, ketika melihatnya tersenyum gembira kala menerima kiriman saya, yang ditunjukkannya melalui pesan WA atau video call.
Itu sekelumit tentang berbagi kebahagiaan yang saya lakoni selama ini. Saya dan suami melakukan semua ini bukan karena kami kaya. Sesungguhnya kami pun tidak berlebih. Kami melakukannya karena kami mengasihi mereka.
Kita tidak bisa mengatakan, kita mengasihi seseorang, tanpa memberi. Memberi merupakan wujud kasih yang kita katakan. Menyantuni anak-anak yang kurang beruntung merupakan bagian dari memberi dan berbagi kasih.
Memberi pun tidak harus menunggu kita berlebih, kaya atau sempurna. Memberi justru akan sangat berharga kala kita memberi dari keterbatasan kita. Mulailah dari berbagi dan memberi pada orang-orang terdekat atau yang ada di sekitar kita terlebih dahulu.Â
Selain berbagi materi, kita pun pun bisa berbagi hal-hal baik yang berkaitan dengan kisah kehidupan yang menginspirasi. Sejak rutin menulis di Kompasiana satu tahun yang lalu, saya telah berniat agar kegiatan menulis saya adalah untuk membawa kebaikan bagi pembaca. Saya pun mulai menulis artikel-artikel yang umumnya didasarkan pada pengalaman pribadi.
Seperti pada artikel Suami Kena PHK, Saya Hanya Ibu Rumah Tangga dan Punya Bayi Usia 18 Bulan. Kejadiannya benar-benar kami alami lebih kurang sepuluh tahun yang lalu. Di tengah pandemi ini, dimana banyak karyawan mengalami pemutusan hubungan kerja dari tempat mereka mencari nafkah, membuat saya tergerak untuk berbagi pengalaman yang juga pernah saya dan suami alami. Sekaligus menguatkan dan memberi motivasi bagi mereka yang terkena PHK.