Pernah aku berada dalam musim yang tak menentu, terkadang hangat menggairahkan, namun tak jarang pula, dingin menggigit membekukan tulang.
Pernah aku berjalan tanpa arah tujuan nyata, namun tak mungkin kembali ke titik semula.
Pernah aku berada di tempat yang tak seharusnya aku berada, namun aku tak punya pilihan hendak ke mana.
Sering aku nelihat yang salah di sini dan di sana, namun aku tak kuasa untuk membenarkannya.
Terkadang aku terima yang tak sepadan, namun terpaksa ku telan perlahan.
Berkali-kali aku berlayar di tengah badai yang menggelora, dan aku tak pernah menyangka, berkali-kali pula aku mampu melewatinya.
Pernah,Â
sering,Â
terkadang,Â
berkali-kali,Â