Di bulan April yang baru saja berlalu, selama hampir 1 bulan, saya tidak menulis artikel sama sekali di Kompasiana (K). Padahal sebelumnya, meski belum mampu konsisten menayangkan minimal 1 artikel setiap hari, paling tidak setiap minggu ada 2 atau 3 artikel saya tayang.
Sempat beberapa kali membaca artikel rekan-rekan k'ners dan hadir dalam live streaming blogshop "A to Z Kompasiana, Optimasi Konten Blog Kamu di Kompasiana" dengan pemateri Kak Widha Karina, namun bisa dikatakan saya benar-benar vakum selama hampir 1 bulan.
Artikel terakhir saya tayang tanggal 1 April, dan barulah di 26 April saya mulai menulis dan tayang kembali.
Bukan karena tak cinta lagi dengan K, bukan karena tak sayang lagi dengan K. Justru saya sangat merindukan K. Rindu menulis dan publish. Rindu membaca artikel rekan-rekan k'ners yang aktual, inspiratif, menarik dan pastinya keren-keren. Rindu membaca update-an dari kakak-abang admin K. Juga merindukan komentar, tegur sapa dan salam-salam hangat dari rekan-rekan k'ners.
Sebenarnya ada beberapa alasan mengapa saya vakum beberapa waktu. Dinulai dari kesedihan dan kedukaan atas kehilangan seorang sahabat terbaik saya oleh karena Coronavirus.Â
Lalu suami demam selama 2 hari. Kemudian disusul 'si ganteng' anak saya juga demam selama 5 hari di rumah hingga akhirnya harus dirawat di Rumah Sakit selama 5 hari pula karena demam berdarah.Â
Sungguh saya melewati beberapa minggu yang cukup berat. Apalagi situasinya terjadi di tengah pandemi, kecemasan yang muncul berkali-kali lipat dari biasanya. Seperti uji nyali saat naik roller coaster. Emosinya timbul tenggelam. Bagai mimpi buruk di tengah malam pekat.Â
Semua itu membuat energi saya terkuras habis, baik pikiran maupun fisik. Sehingga tak lagi tersisa energi untuk menulis atau bahkan untuk sekedar membaca artikel di K.
Syukurlah, Puji Tuhan semuanya boleh terlewati. Suami dan si ganteng telah sehat kembali.
Hampir satu bulan tanpa interaksi sama sekali dengan K, bahkan tak menulis satu artikel pun, membuat ritme hidup terasa kurang berirama dan tanpa warna. Terasa ada yang kurang. Â
Sejak bergabung di K enam bulan yang lalu, K sudah bagaikan candu. Selalu rindu untuk menulis dan menulis lagi. Walau kuantitas dan kualitas artikel yang saya telurkan masih jauh panggang dari api. K sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan keseharian, mulai terang hingga gelap. Â