Untuk membuat suasana belajarnya lebih nyaman, saya pasang musik dari YouTube.
Sempat istirahat selama setengah jam untuk makan siang, sesi belajarpun diakhiri pukul 4 sore, dengan tugas hari ini yang tuntas dikerjakan. Hore...
Memang sekilas terkesan mudah dan tidak ada masalah berarti dengan kegiatan belajar di rumah. Namun sebenarnya, ada saja tantangannya. Terutama untuk si anak.Â
Kalau dia frustasi tidak mampu menemukan jawaban atas pertanyaan dalam lembar tugas, perhatiannya akan cepat teralihkan, dan akan membuatnya bergerak dari kursinya.Â
Beberapa kali mengeluh bosan, lalu bergerak ke kulkas mencari cemilan. Juga beberapa kali meminta saya mengganti-ganti musik yang sedang dipasang.
Saya pun harus ekstra sabar untuk meladeni setiap pertanyaannya, termasuk membujuknya kalau dia mulai mengeluh capek atau bosan.Â
Saya sangat mengerti kalau suasana belajar di rumah tidak sama dengan di sekolah. Kalau di sekolah, dia dikelilingi oleh teman-teman sebayanya yang tentu saja tidak pernah akan membosankan baginya.. Untuk itulah saya dituntut untuk bisa bertindak sebagai guru sekaligus temannya di saat-saat seperti ini.
Sekitar pukul 3 sore, saya menahan diri untuk tidak merebahkan diri di kamar. Padahal mata saya sudah mengajak untuk mencari bantal.Â
Saya dampingi saja, perhatiannya masih sering teralihkan, apalagi kalau saya tinggal tidur, bisa ambyar...
Demikianlah sekilas kisah belajar hari pertama di rumah, semoga kegiatan belajar besok akan lebih asyik lagi.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H