Jangan suah jatuh cinta padaku, niscaya kau akan baik-baik saja. Tegasmu kala itu.
Aku boleh berlanglang di buana hatimu dan menyemai benih-benih cinta di sana, namun siap kau singkirkan sewaktu-waktu.
Tak apa kujalin malai rindu menderu, namun sedia kau pinggirkan di malam-malam biru.
Apa pasal?
Sekalipun kita tak merencanakannya, benang-benang semara itu telah membelit kita ketang merekat, apa sebab menafikannya?Â
Begitu sukarkah mengakui? Bagaimanapun kita telah diikat janji suci.
Baiklah...
Selagi itu inginmu.
Biarkan biduk berlayar tanpa haluan. Ijinkan bayu dan bena menuntun melantas ke tujuan.Â
Mari menepi di sudut-sudut sunyi. Kau disana, aku disini. Masing-masing merebah di atas buaian dingin nan nyelekit.
Bertatakan ketidakpastian dan berselimutkan keresahan.Â
Menghidu raksi sepi nang membelit atma.Â
Pejamkan mata berharap bunga tidur merekah indah di tengah gelita, menepiskan dura.Â
Kusampaikan mimpi-mimpi pada purnama raya. Kutitip rindu dan gelebah pada pawana malam.Â
Tolong kabarkan pada lelakiku nun di sudut sana, aku lunglai tanpanya.
________