Mohon tunggu...
Berlian Alfin
Berlian Alfin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca adalah jendela dunia bagi yang ingin melihat betapa luasnya alam ini. Jiwa, pikiran, atau hati juga membutuhkan asupan yang dapat membawa kepada hal yang positif, dan salah satunya dengan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lembur yang Sial

3 Mei 2024   19:04 Diperbarui: 3 Mei 2024   19:12 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu waktu, seorang laki-laki dan rekan kerjanya lembur kerja dan hendak pulang bersama setelah menyelasaikan tugas mereka. Di tengah perjalanan pulang yang sudah sepi sekali, salah satu dari mereka berbicara,

 "Fery, aku sedang mengalami banyak masalah belakangan ini. Apakah kamu mau membantuku?" tanyanya kepada rekannya itu.

"setidaknya jelaskan dulu apa masalahmu agar aku bisa mempertimbangkannya, Roy." Jawab rekannya itu.

Terlihat jelas di wajah Roy akan kekecewaannya terhadap sahabtnya itu, karena tidak sesuai dengan harapannya. Akan tetapi, ia masih menaruh harapan kepada rekan kerjanya itu.

"bergini, aku sedang memiliki banyak masalah, dan kamu Fery pasti sudah tahu kan? kalau tadi sore pak direktur memarahiku karena tidak menyelesaikan tugasku dengan maksimal. Aku pun tidak bisa membela diri karena apapun yang kukatakan tidak akan dipedulikan oleh orang tua itu. 

Belakangan ini, istriku memiliki banyak sekali kemauan dan terkadang melebihi kapasitas dan kuasaku sendiri. Dalam rumah tangga kami, hanya akulah pencari nafkah dan istriku hanya bisa mengomel dan tidak pernah menghormatiku. Semalam, seorang rentenir  datang ke rumah untuk menagih sesuatu yang belum pernah ia diskusikan denganku. Jujur, aku sangat terpukul dan bingung harus berbuat apa." Roy terdiam sejenak, dan mereka terus berjalan di atas trotoar jalan yang sudah sepi.

"jadi, bisakah kamu meminjamkan uangmu agar aku bisa melunasi hutang tersebut?" tanya Roy sambil menatap wajah Fery dengan berbinar-binar.

Fery yang melihat wajah temannya merasa iba dan menanyakan jumlah hutangnya itu, "berapakah hutangmu itu?  Siapa tahu aku dapat membantu walau hanya sedikit."  Ujarnya .

Langkah kaki mereka berdua berhenti dan mereka saling berhadap-hadapan. Kemudian,Roy membisikkan di telinga Fery,

"lima miliyar." Bisiknya dengan lembut, selembut angin malam yang berhembus menembus kulit orang yang sedang sedang mendengar perkataan rekan kerjanya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun