Ke esokan harinya, "duk,.. duk."Â Terdengar suara seorang lelaki, nadanya terkesan tegas dan suaranya familiar. Ternyata, Pak ustadz sedang mengetuk pintu kamar mandi.Â
"Jangan lupa bawa gayungnya nanti yah!"Â teriaknya dari luar.Â
Rehan langsung merinding membayangkan kejadian semalam. Apa yang terjadi semalam seperti latihan untuk masuk perwira.Â
"o-oke.."Â jawab Rehan.Â
Kemudian, Saat Rehan mengantarkan gayung itu. Di lokasi pertempuran sudah lebih dahulu ditempati oleh Abdul yang tengah mengisi pot bunga dengan tanah.Â
"Hahaha.. Kena deh!"Â Tukas Rehan di depan Abdul.Â
"Cih! Kalau saja.. aku yang terakhir mandi tadi." Gumam Abdul.Â
"Sudah, sudah.. Yang sabar yah.. aku pergi dulu m-a-i-n bo-la." Ungkapnya memancing emosi saja.Â
"Oke hati-hagi yah.."Â tukas Abdul.Â
"tentu."Â jawab Rehan yang kemudian berbalik dan berlari.Â
Niatnya ingin berlari, tetapi ustadz tiba-tiba muncul dari belakangnya. Dan tampa sengaja menabrak ustadz.Â