Mohon tunggu...
Berliana Fia Safitri
Berliana Fia Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - JEMBER

BERLIANA FIA SAFITRI MAHASISWA PENYULUHAN PERTANIAN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pendampingan Cendol Dawet Online di Desa Mangli, Jember

2 September 2021   00:18 Diperbarui: 2 September 2021   00:40 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 7. Kegiatan Pendampingan Sasaran Dalam Inovasi Produk

Gambaran Singkat Potensi Desa 

Desa Mangli adalah salah satu desa yang terdapat di Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Desa ini tepatnya berada di dalam lingkup wilayah administratif kecamatan Kaliwates. Posisi Desa Mangli terletak dibagian utara Kabupaten Jember. Luas wiayalah Desa Mangli 2,97 km2 dengan ketinggian rata-rata 86 meter di atas permukaan laut. Berjarak 6 km dari Kota Jember, dengan batas-batas sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sempusari  Kecamatan Kaliwates dan  Dukuh Mencek Kecamatan Sukorambi, sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sempusari dan sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Ajung Kecamatan Ajung. Temperature udara di Kelurahan Mangli 300 celcius. Pada musim hujan berkisar 150 celsius. Musim hujan berlangsung antara  6 - 8 bulan. Sedangkan musim kemarau 4 -- 6 bulan. Dengan curah hujan pada tahun 2020 sebesar 1602 mm/tahun.

Desa Mangli memiliki 5 (lima) dusun/lingkungan, yaitu (1) Gayam, (2) Karangmluwo, (3) Krajan, (4) Tanjung, dan (5) Wonosari. Perkembangan jumlah penduduk di Desa Mangli terus meningkat dari tahun ketahun. Perkembangan penduduk tersebut berkaitan erat dengan program peningkatan ketahanan pangan mengingat salah satu indikator keberhasilan  Ketahanan Pangan adalah, terpenuhinya pangan, baik dalam jumlah, mutu, keamanan dapat dijangkau secara fisik maupun ekonomi. Berdasarkan Data BPS Jember tahun 2019 jumlah penduduk di Desa Mangli memiliki penduduk sebanyak 17.398 jiwa dengan jumlah penduduk tersebut 8.673 berjenis kelamin laki-laki dan 8.725 berjenis kelamin perempuan. Usia produktif sekitar 8.699 jiwa (18-56 Tahun).

Pemanfaatan lahan sangat menentukan jenis komoditas pertanian yang dikembangkan di Desa Mangli. Luas potensi lahan pertanian Desa Mangli berdasarkan jenis lahan teridiri dari lahan sawah dengan luas 76 Ha, lahan tegal dengan luas 1 Ha, lahan pekarangan dengan luas 12 Ha, dan lainnya dengan luas 170 Ha. Perkembangan jumlah penduduk di Kelurahan Mangli terus meningkat dari tahun ketahun. Berdasarkan Data BPS Jember Tahun 2014 jumlah petani di Kelurahan Mangli sebanyak 4.806 kepala keluarga, yang terdiri dari petani pemilik lahan dan petani penggarap sebanyak 2.204 orang dan buruh tani sebanyak 2.602 orang. Kepemilikan lahan oleh petani relatif sempit, sebagian besar di bawah 0,5 Ha.

Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Desa Mangli adalah sebagai petani, namun juga tidak sedikit penduduk yang menekuni pekerjaan dan mengembangkan usaha di bidang perdagangan atau jasa sebagai sumber penghidupan keluarganya. Diantaranya adalah usaha (a) kuliner, (b) laundry, (c) konveksi, (d) toko pertanian, dan (e) toko kelontong. Khusus untuk Usaha Minuman, sudah dikembangkan oleh 3 (tiga) para pelaku usaha minuman.. Pemasaran untuk produk minuman tersebut, selama ini meliputi di dalam wilayah Kabupaten Jember. Adapun sistem pemasaran produk minuman yang dilakukan oleh para pelaku usaha minuman di Desa Mangli ini masih bersifat kovensional, atau para pelaku usaha belum mengenal sistem pemasaran online (digital marketing).

Gambar 1. Salah Satu Potensi di Desa Mangli
Gambar 1. Salah Satu Potensi di Desa Mangli

Gambar 2. Salah Satu Kegiatan Perdagangan di Desa Mangli
Gambar 2. Salah Satu Kegiatan Perdagangan di Desa Mangli

Gambar 3. Salah Satu Minuman di Desa Mangli
Gambar 3. Salah Satu Minuman di Desa Mangli

Identifikasi Permasalahan

Pendemi Covid-19 melanda Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020, menyebabkan banyak aspek kehidupan manusia yang terdampak membuat roda perekonomian terhambat. Salah satunya yang sangat merasakan dampak dari pandemi Covid-19 adalah para pedagang kecil dan UMKM. Sama halnya dengan UMKM minuman di Desa Mangli yang mengalami penurunan pemesanan dari konsumen. Oleh karena sistem pemasaran produknya masih bersifat konvensional tersebut, maka selama Pamdemi Covid-19 ini, dirasakan pelaku usaha minuman di Desa Mangli ini omset penjualannya menurun lumayan drastis. Mencermati akan hal ini, maka saya, Berliana Fia Safitri, Mahasiswa Universitas Jember yang saat ini sedang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village di Desa Mangli ini, tertarik untuk membantu pelaku usaha minuman di desa ini, keluar dari masalah mengalami omset penjualan yang menurun tersebut. Oleh karena itu dalam rangka kegiatan KKN Back to Village di desa ini ditetapkan program mengajak pelaku usaha minuman melakukan 'inovasi kreatif berbasiskan digital marketing' yaitu merambah pemasaran dengan menggunakan media sosial.

Program Kerja (Proker) KKN Back to Village

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village di Desa Mangli, Kecamatan Kliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur ini dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus sampai 10 September 2021. Metode pelaksanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan adalah dengan melakukan pembimbingan dan pelatihan optimalisasi bisnis online secara kreatif di media sosial Instagram kepada pelaku usaha minuman di Desa Mangli, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Adapun pembimbingan dan pelatihan yang dilakukan terdapat beberapa metode, diantaranya memberikan materi cara bisnis berbasis online secara kreatif di masa pandemi Covid-19 kepada usaha minuman dengan tujuan agar usaha minuman tersebut medapatkan gambaran tentang pentingnya pengembangan bisnis di dunia online. Pelatihan dan pendampingan juga dilakukan kepada sasaran dalam membuat produk kreatif, inovatif, serta dibutuhkan pasar, hal ini dilakukan agar sasaran mengerti akan pentingnya sebuah produk yang menarik para konsumen dan di butuhkan pasar.

Dilaksanakan pembimbingan dan pelatihan dalam optimalisasi produk dan toko online agar usaha minuman tidak hanya bertumpu pada orderan konsumen saja, namun juga dapat membuat produk dan memiliki brand yang baik dan menarik agar dapat bersaing dengan kompetitor lainnya. Melakukan pelatihan dan pemdampingan promosi di media sosial secara kreatif dengan biaya minimum agar produk sasaran dapat dilihat calon konsumen lebih banyak tanpa membuat sasaran mengeluarkan banyak biaya untuk iklan. Diharapkan dengan adanya inovasi kreatif yang diberikan ini dapat membantu usaha minuman tersebut mengembangkan dan mengoptimalisasi bisnis secara offline maupun online seperti di media sosial Instagram.

Adapun awal perencanaan kegiatan ini, dilakukan komunikasi dengan Kepala Desa Mangli, Kecamatan Kaliwates, Jember, dalam meminta ijin dan dukungan dalam berlangsungnya program KKN Back to Village. Wawancara dan diskusi yang dilaksanakan dengan Kepala Desa Mangli, Kecamatan Kaliwates, Jember diantaranya, yaitu waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan serta konsep pelaksanaan kegiatan. Pada tahap perencanaan omset yang dialami, serta mendiskusikan segala hal mengenai pelaksanaan pengabdian baik konsep pelaksanaan kegiatan maupun solusi yang juga dilakukan untuk mengoptimalkan bisnis usaha minuman yang ditekuni sasaran. Demikian juga didiskusikan langsung dengan sasaran mengenai perencanaan program yang akan di realisasikan kepada usaha minuman.

Gambar 4. Identifikasi Masalah Lingkup Usaha Minuman di Masa Pandemi Covid-19
Gambar 4. Identifikasi Masalah Lingkup Usaha Minuman di Masa Pandemi Covid-19

Terkait dengan program kerja (Proker) pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village di Desa Mangli, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur ini, dapat dicermati pada: 

(1) Model Canvas Pelaksanaan KKN Back to Village di Desa Mangli, dan juga 

(2) Model Dampak (Impact) Pelaksanaan KKN Back to Village di Desa Mangli, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Model Canvas Pelaksanaan KKN Back to Village di Desa Mangli

5-612fa5d406310e60d24c9843.jpg
5-612fa5d406310e60d24c9843.jpg

Model Dampak (Impact) Pelaksanaan KKN Back to Village di Desa Mangli    

7-612fa554010190724f3a34e2.jpg
7-612fa554010190724f3a34e2.jpg

Kegiatan Pelatihan Kepada Sasaran KKN Back to Village 3 

Tahap pelaksanaan program kerja dilakukan dengan pelaku usaha minuman cendol sebagai sasaran kegiatan. Pada pelaksanaan program kerja tersebut terbagi ke dalam 4 (empat) minggu, dimana setiap minggunya terdapat fokus kegiatan tersendiri. Kegiatan pada minggu ke-1 (minggu pertama) adalah mengumpulkan dan mempelajari data potensi desa, melakukan perkenalan dengan sasaran, mendiskusikan permasalahan dengan sasaran di masa pandemi Covid-19, mendiskusikan dengan sasaran terkait dengan program mengatasi permasalahan yang dihadapi sasaran tersebut, mendiskusikan dengan sasaran terkait dengan program kerja KKN guna mengatasi permasalahan yang dihadapi sasaran tersebut.

Berdasarkan data yang didapat menyatakan bahwa usaha minuman cendol di Desa Mangli Kecamatan Kaliwates Jember mengalami kesulitan untuk mendapatkan pelanggan dan penurunan omset drastis karena usaha minuman cendol masih pasif dalam melaksanakan usaha bisnisnya, yakni kurangnya pengembangan dan strategi pemasaran dari usaha serta minimnya pemahaman dan pemanfaatan teknologi seperti media sosial. Pemahaman mengenai inovasi produk, digital marketing, dan branding menjadi beberapa penyebab usaha minuman cendol ini cukup kesulitan menghadapi dampak dari pandemi Covid-19. Untuk mempermudah dalam membantu dan melaksanakan program kerja, maka disusunlah materi yang akan dijadikan sarana pelatihan kepada sasaran.

Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada minggu ke-2 (minggu ke dua) dengan pelaku usaha minuman sebagai sasaran kegiatan. Pada pelaksanaan pelatihan tersebut terbagi menjadi 2 (dua) hari, dimana setiap harinya terdapat fokus tema pelatihan tersendiri. Kegiatan pada hari pertama adalah pemaparan materi tentang inovasi produk usaha minuman cendol. Dimana pada kegiatan ini sasaran mendapat materi tentang pengertian dari inovasi produk, tujuan dari inovasi produk, manfaat dari inovasi produk dan inovasi kemasan produk. Sedangkan kegiatan pada hari kedua adalah pemaparan materi tentang pemberdayaan UMKM berbasis digital marketing. Dimana pada kegiatan ini sasaran mendapat materi tentang pengenalan digital marketing, keuntungan menerpakan digital marketing pada usaha, dan pengenalan media sosial Instagram.

Gambar 5. Melaksanakan Kegiatan Pelatihan Ke-1 Kepada Sasaran di Desa Mangli Kecamatan Kaliwates
Gambar 5. Melaksanakan Kegiatan Pelatihan Ke-1 Kepada Sasaran di Desa Mangli Kecamatan Kaliwates

Gambar 6 Melaksanakan Kegiatan Pelatihan Ke-2 Kepada Sasaran di Desa Mangli Kecamatan Kaliwates
Gambar 6 Melaksanakan Kegiatan Pelatihan Ke-2 Kepada Sasaran di Desa Mangli Kecamatan Kaliwates

Pemaparan materi pelatihan yang pertama kepada sasaran cukup mudah dipahami oleh sasaran. Penyampaian materi yang cukup jelas membuat sasaran dapat menangkap materi yang telah disampaikan. Namun, pada pemaparan materi pelatihan ke dua  terdapat beberapa kendala yang dialami oleh sasaran. Kendala tersebut diantaranya ialah kurangnya pengetahuan dan pemahaman pelaku usaha mengenai media sosial sebagai sarana pemasaran produk dan menjangkau pelanggan. Diharapkan dari kendala tersebut dapat diatasi dengan cara yaitu memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hal-hal yang masih kurang dipahami oleh sasaran. Selain itu, juga harus memahami karakteristik dari sasaran kegiatan pelatihan tersebut. Walaupun telah mengalami beberapa kendala, hal tersebut tidak mematahkan semangat dari sasaran untuk terus berlatih. Pelaku usaha minuman cendol ini tetap yakin bahwa kegiatan pelatihan tersebut nantinya akan membawa dampak positif bagi perkembangan usahanya. 

                                                                                                             

Kegiatan Pendampingan Kepada Sasaran KKN Back to Village

Setelah melakukan kegiatan pelatihan ke-1 dan pelatihan ke-2 kepada para pelaku usaha, kegiatan berikutnya yakni pendampingan kepada sasaran. Kegiatan pendampingan dilakukan pada minggu ke-3 (minggu ketiga) dengan pelaku usaha makanan sebagai sasaran kegiatan. Pada pelaksanaan pendampingan tersebut terbagi menjadi 4 (empat) hari. Pada hari pertama adalah kegiatan pendampingan kepada sasaran dalam inovasi produk. Pada kegiatan ini, dilakukan survei pengembangan, pemasaran usaha, dan produk yang seperti apa yang dibutuhkan pasar. Selanjutnya dilakukan inovasi minuman cendol dengan cara mengubah santan menggunakan creamer. Hal ini dilakukan agar minuman cendol memiliki umur simpan yang lebih lama. Selain itu, mengubah kemasan produk dari kantong plastik menjadi kemasan botol. Hal ini dilakukan agar pembeli semakin mudah dalam mengkonsumsi minuman dan semakin menarik minat pembeli.

Gambar 7. Kegiatan Pendampingan Sasaran Dalam Inovasi Produk
Gambar 7. Kegiatan Pendampingan Sasaran Dalam Inovasi Produk

Gambar 8. Kegiatan Pendampingan Sasaran Dalam Kemasan Produk
Gambar 8. Kegiatan Pendampingan Sasaran Dalam Kemasan Produk

Pada hari kedua adalah kegiatan pendampingan kepada sasaran dalam pembuatan nama brand dan design stiker produk minuman cendol. Pada tahap awal kegiatan ini sasaran diajak untuk memilih nama brand produk. Hasil dari kegiatan adalah brand produk bernama Ice Cendol Dawet dengan warna brand hijau. Hal tersebut diputuskan karena mewakili unsur minuman, pesan bisnis yang kuat, selain itu warna hijau  merupakan warna yang identik dengan minuman cendol. Dalam tahap ini, pelaksanaan atau eksekusi design stiker dilakukan dengan menggunakan aplikasi Canvas di Handphone. Proses pembuatan design tersebut dilakukan agar usaha minuman memiliki nama brand dan dapat digunakan untuk digital marketing.

Gambar 9. Kegiatan Pendampingan Sasaran Dalam Inovasi Produk
Gambar 9. Kegiatan Pendampingan Sasaran Dalam Inovasi Produk

Gambar 10. Hasil Design Stiker
Gambar 10. Hasil Design Stiker "Ice Cendol Dawet"
Pada hari ketiga adalah kegiatan pendampingan kepada sasaran dalam pembuatan akun Instagram untuk pemasaran produk. Pada kegiatan ini, sasaran diajak untuk membuat akun Instagram untuk memasarkan produknya. Dipilih nama pengguna Instagram yang menarik, memasang foto profil, dan menuliskan bio Instagram mengenai deskripsi produk dan usaha minuman cendol. Pada hari keempat adalah kegiatan pendampingan kepada sasaran dalam pengambilan dan pengeditan foto produk serta melakukan pengupload foto untuk pemasaran produk. Pengambilan foto produk dilakukan oleh sasaran dengan menggunakan kamera handphone. Sasaran sebelumnya dibimbing mengenai cara memfoto produk dengan angle dan pencahayaan yang baik agar menghasilkan foto yang optimal. Setelah proses pengambilan foto dilaksanakan, kegiatan selanjutnya adalah pengeditan foto dilakukan untuk memaksimalkan hasil foto dan memberikan efek yang sesuai  masih belum dilengkapi ke media sosial Instagram untuk dipasarkan.

Gambar 11. Pembuatan dan Pengeditan Profil Instagram Untuk Pemasaran Produk
Gambar 11. Pembuatan dan Pengeditan Profil Instagram Untuk Pemasaran Produk

Gambar 12. Pengeditan dan Penguploadan Foto di Akun Instagram Untuk Pemasaran Produk
Gambar 12. Pengeditan dan Penguploadan Foto di Akun Instagram Untuk Pemasaran Produk
Gambar 13. Hasil Foto Produk Minuman Cendol
Gambar 13. Hasil Foto Produk Minuman Cendol "Ice Cendol Dawet"

Kendala-kendala yang dialami sasaran selama pendampingan adalah sasaran merasa sulit ketika memilih nama brand yang tepat untuk produknya. Selain itu, juga merasa agak kesulitan ketika menentukan warna dan logo yang akan digunakan untuk mendesign stiker produk. Dalam membuat akun Instagram, sasaran masih belum paham mengenai fitur-fitur yang ada di dalamnya. Kemudian, pada saat pengambilan gambar produk, sasaran masih bingung dalam menentukan angle yang tepat untuk menghasilkan foto produk yang baik.

Tingkat keberhasilan kegiatan pendampingan tersebut adalah produk minuman cendol dari sasaran memiliki inovasi yaitu minuman cendol dengan memiliki umur simpan yang lebih lama dan kemasan produk botol sehingga memudahkan konsumen dalam mengkonsumsi minuman cendol. Selain itu, produk minuman cendol yang semula tidak memiliki brand produk dan design stiker menjadi memiliki nama brand produk yang mudah diingat serta memiliki design stiker agar konsumen lebih tertarik untuk membeli. Keberhasilan pendampingan yang lain yaitu sasaran mulai paham menggunakan Instagram dan fitur-fitur yang ada di dalamnya. Produk minuman cendol memiliki foto produk yang baik untuk diupload di Instagram guna memasarkan secara digital. (Berliana Fia Safitri/KKN BTV-3/Kelompok-33/Mangli /Kaliwates /Jember/Agus Supriono).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun