Menjadi seorang first Jobber emang nggak mudah, karena katanya si transisi dari uang saku ke gaji sendiri. Gini loh, biarin aja pasangan kita ghosting yang penting gaji jangan. Bagaimana atur keuangan untuk first jobber? Yuk simak artikel ini baca sampai selesai ya :)
Saat anda sudah bekerja atau mendapatkan penghasilan adalah saat yang paling tepat buat anda mulai mempraktekkan perencanaan keuangan, kalau anda terlambat untuk mempraktekannya nanti anda menyesal di kemudian hari. Sebetulnya yang namanya first jobber godaannya banyak, apalagi katanya para millenial dan gen Z itu banyak maunya alias BM. Baru gajian langsung ngayal pengen liburan, beli gadget, dan apapun itu yang penting katanya keinginannya bisa tercapai.
Bagaimana sih caranya membedakan antara kewajiban, kebutuhan, dan keinginan?
Buat anda yang baru kerja mesti ingat, bukan hanya kebutuhan dan keinginan tapi juga ada kewajiban. Jadi misalnya, kita wajib bayar iuran untuk kostan dan bayar listrik itu adalah kewajiban. Apalagi untuk kalian yang berani mengambil pinjaman itu juga kewajiban untuk membayarkan cicilannya.
Kebutuhan kok kayak banyak banget yah? Kayak susah gitu loh untuk bisa membedakan, kayak semua butuh. Contohnya rumah tinggal, rumah tinggal adalah kebutuhan dasar manusia. Oleh sebab itu, memiliki rumah tinggal merupakan suatu kebutuhan. Tapi, pada saat anda mendefinisikan rumah impian anda yang kayak gini loh itu adalah keinginan.
Contoh lagi makan, makan adalah kebutuhan. Karena, makan merupakan kebutuhan dasar manusia tapi pada saat anda sudah bisa request mau makan makanan jepang atau nasi padang itu adalah keinginan. Contoh lain lagi liburan, banyak orang bilang 'Liburan tuh penting banget loh' ya memang betul penting. Karena, liburan itu adalah kebutuhan love and belonging setiap manusia. Tapi kalau anda menentukan mau liburan ke kota mana atau naik pesawat yang kelas bisnis atau ekonomi itu adalah sebuah keinginan.
Setiap orang pasti memiliki kebutuhan dan keinginan tapi pada saat anda sanggup mengenali mana sih sebetulnya yang merupakan kebutuhan untuk diri anda sendiri atau keluarga anda. Maka sebetulnya anda sudah mulai mampu mengatur keuangan anda dengan sebaik-baiknya. Jadi semoga dengan contoh-contoh tadi bisa membuat kalian bisa membedakan mana yang kebutuhan, keinginan dan mana yang harus alias wajib.
Financial Planning alias merencanakan keuangan itu adalah hal yang pasti kita butuhkan sepanjang hidup kita. Tidak bisa dipungkiri memang perbedaan generasi biasanya memiliki perbedaan prioritas. Jadi, kalo anda saat ini first jobber kemudian merasa kesal dengan nasihat-nasihat orang yang lebih tua dari anda atau mungkin dari orang tua anda sendiri yang bilang kamu harus begini, kamu harus begitu, harus jadi ini, harus jadi itu, itu adalah hal yang wajar.
Karena, perbedaan generasi memang memiliki perbedaan prioritas dan penekanan terhadap suatu hal yang dianggap penting. Tapi, kita juga bisa belajar dari kesalahan generasi-generasi yang lalu. Sebagai contoh, generasi millenial sudah melakukan beberapa kesalahan yang jangan ditiru oleh generasi millenial yang lebih junior atau bahkan generasi Z.
Apa aja tuh kesalahan-kesalahannya? Ada 5 kesalahan yang kerap dilakukan millenial yang lebih senior sebagai berikut:
Yang pertama adalah tidak tahu kemana larinya penghasilan alias bye aja gitu gajihnya ghosting ke pakai buat apa. Sebenarnya, banyak penyebabnya kenapa sampai anda bisa nggak tahu kemana aja larinya penghasilan anda.
Kesalahan kedua, nggak terlalu suka membeli aset yang sifatnya tetap. Jadi, misalnya mau beli mobil atau eh nggak jadi ah mendingan pengalaman alias liburan. Sebenarnya nggak papa juga, tetapi pada saat selisihnya tidak diinvestasikan maka bahayanya pada saat nanti mencapai usia 50-an bener-bener tidak ada aset tetap yang di miliki sejak zaman dulu.
Ketiga, millenial itu kadang merasa bahwa ah nggak penting ah untuk punya rumah tinggal sendiri. Kenapa? Banyak penyebabnya misalnya pertama dia merasa bisa tinggal dengan keluarganya yang saat ini ada atau ada juga millenial yang bilang 'nggak papa nyewa aja' tetapi sayangnya hal ini mungkin terasa mudah pada saat kita masih ada di usia produktif tapi pada saat nanti anda sudah pensiun. Apakah kita mampu nih untuk terus berpindah kontrakan misalnya.
Keempat, tidak mengalokasikan cukup uang untuk berinvestasi terutama untuk pensiun. Pasti ada yang bilang gini 'baru juga kerja lagian masih muda ngapain mikirin pensiun itu mah masih jauh'. Nah inilah letak kesalahan kita, nggak tau pentingnya investasi sejak dini.
Kelima, mudah sekali pada saat mengambil pinjaman. Kenapa? Karena merasa bahwa 'ah saya masih produktif'. Money is very easy alias gampang cari duit mah. Nanti pada saat jatuh tempo juga bisa kok bayar. Sebetulnya, saat anda masih produktif nggak papa tetapi kalau saat anda sudah tua nanti gimana. Memiliki kebiasaan mudah mengambil pinjaman disitu letak bahayanya bahwa kita tidak mampu menunda gratification.
Gimana mau berinvestasi, ngatur keuangan bulanan aja berantakan. Nah ini salah kaprah yang sangat besar bagi para frist jobber adalah merasa begini nih 'alah masih first jobber gajih pemula ya udah lah bisa bertahan hidup aja udah lumayan' atau 'saya nih sandwich generation jadi nggak bisa nabung' atau 'ah gajih saya mah segini aja nggak bakal bisa naik'. Eits, hati-ati ya itu semua adalah doa. Makanya kita tuh harus doa yang baik-baik dan berucap yang baik-baik. Kalau kita sudah berucap yang baik maka akan lebih mudah untuk kita membangun good money habit. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H