Mindset berikutnya adalah keseimbangan antara merasa cukup dan keinginan untuk berkembang. Dulu aku mikirnya bahwa orang-orang itu ada di dua sisi atau dua aspek yang berbeda. Di satu sisi orang-orang ini pengen mengembangkan dirinya, ikut kegiatan pengembangan diri melakukan pengembangan skill ini skill itu, dan pengen lebih terus.
Di satu sisi adalah orang yang malas yang pengen selalu slow living aja yang pengen hidup itu merasa cukup dan bahagia dengan apa yang dia punya tapi sekarang aku merasa bahwa kita bisa menarik kedua pemahaman itu dan nanti ketemu ditengah. Bahwa ternyata kita bisa merasa cukup dan juga pengen improve dalam saat yang bersamaan ini adalah manifestasi lanjutan dari tools in a toolbox. Kita bisa mengeluarkan yang mana tergantung dari kebutuhan kita pada saat itu.
Jadi kalau misalnya aku emang lagi di posisi yang males banget, aku nggak mau ngapa-ngapain aku merasa nggak nyaman dengan kondisi hidupku saat ini. Aku ngeluarin tool atau mindset yang mengatakan bahwa aku harus improve, aku harus berarti, temukan satu tindakan yang dapat membantuku untuk kembali berada di jalan yang benar. Tapi kalau misalnya aku udah masuk fase dimana aku membandingkan diriku dengan orang lain, kemudian aku mulai stres dan mulai tidak suka dengan diriku sendiri aku keluarin tool atau mindset di mana aku sudah cukup dengan apa yang aku punya saat ini.
Ini dua-duanya bukan state yang bisa kita pilih salah satu dan seumur hidup kita bakal kayak gitu terus. Tapi ini adalah tools in a toolbox keluarin mana yang relevan dengan kondisi kita saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H