hai gais! gimana kabarnya hari ini? udah melakukan sesuatu yang produktif belum? apa masih males malesan aja nih? kalian tau nggak apa itu fake productivity? kenapa fake productivity itu bisa muncul? apa tindakan tindakan yang sering kita lakukan ketika sedang menghadapi fake productivity? dan bagaimana cara mengatasinya? yuk simak penjelasan berikut ini :)
di era serba produktif ini, kita jadi suka ngerasa bersalah nggak sih, kalo ngeliatin orang produktif sementara kita rebahan aja? akhirnya, kita pun berusaha buat mengerjakan sebanyak mungkin hal dalam waktu yang sesingkat mungkin. katanya makin sibuk, makin banyak kerjaan, artinya makin produktif bener nggak tuh? mungkin, dari situlah muncul istilah fake productivity.
kita mengerjakan banyak hal, berusaha untuk selalu sibuk, padahal sebenarnya yang kita kerjain nggak penting penting amat. kenapa kita ngelakuin hal tersebut? kalo kata Cal Newport "kita cenderung melakukan tindakan tindakan yang terlihat dan nggak butuh waktu lama buat ngerjainnya karena lebih mudah untuk dilakukan". karena, kita belum punya kapasitas untuk menunjukkan values diri kita dengan baik.
pada abad ke 21 ini, rasanya kita harus selalu jadi produktif : harus selalu melakukan suatu kegiatan dan tidak boleh membuang buang waktu. tapi, apa benar itu bisa disebut produktif?
what is productivity?
produktivitas dapat didefinisikan sebagai hasil relevan yang diproduksi seseorang selama waktu tertentu. ingat, kata kuncinya disini yaitu relevan.
di sinilah letak permasalahannya. akibat tekanan dari sekitar dan rasa tidak ingin kalah dari orang lain, kita cenderung mengerjakan segala sesuatu yang akan membuat kita sibuk seperti : membalas chat, ikut rapat berjam jam, merapikan file berkali kali, mendengarkan podcast terus terusan, dan lain lain. kita melakukan aktivitas aktivitas yang tidak relevan tersebut agar terbebas dari rasa bersalah karena tidak melakukan sesuatu yang 'produktif'. lebih parahnya lagi, kita menganggap diri sendiri sudah produktif karena sudah melakukan banyak hal. padahal, kalau dilihat lihat lagi, mungkin hanya 10% di antaranya yang relevan dengan tujuan akhir kita.
berikut beberapa contoh nyata yang sering kita lakukan dari produktivitas palsu :
1. multitasking. sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa multitasking akan membuat energi otak manusia jauh lebih cepat berkurang. hal ini yang membuat kita merasa sudah melakukan banyak. dengan kata lain, kita mengasosiasikan rasa lelah yang di miliki dengan melakukan sesuatu yang produktif. padahal, kita akan bisa menyelesaikan lebih banyak kegiatan atau tugas apabila dikerjakan satu satu, bukan multitasking.
2. perfectionisme. seperti contoh : ada banyak orang, termasuk aku yang menghabiskan waktu berjam jam hanya untuk mengedit sebuah file presentasi. aku memperhatikan apakah font yang digunakan sesuai, apakah animasinya bagus atau tidak, dan lain sebagainya. sayangnya, aku lupa bahwa tampilan presentasiku tersbut tidak akan memiliki dampak sesignifikan itu. seharusnya, aku tidak perlu menghabiskan waktu sebanyak itu. waktu itu bisa digunakan untuk hal hal lain yang lebih bermakna.
3. pushing your self. sebagai pelajar ataupun mahasiswa, mungkin ada sebagian dari mereka yang memaksakan diri-nya untuk terus belajar, meskipun sudah capek. padahal, kita akan bisa jadi lebih produktif setelah beristirahat sebentar. dengan kata lain, kita tidak mau istirahat karena takut dianggap tidak produktif, padahal dengan kita beristirahat itulah yang akan membantu produktivitas yang akan kita lakukan.
sebenarnya, fake productivity adalah sesuatu yang sangat berbahaya, tapi bukan berarti hal tersebut tidak bisa dihilangkan. berikut cara yang bisa kalian gunakan supaya kita bisa mencapai produktivitas :
1. perhatikan waktu yang kamu miliki
kita semua diberi waktu yang sama, 24 jam setiap harinya, 168 jam setiap minggunya, 720 jam setiap bulannya, 8.640 jam setiap tahunnya. tentu ini bukan waktu yang sebentar ya gais. pertanyaannya, apa saja yang sudah kamu lakukan dengan waktu sebanyak ini? manfaat apa saja yang bisa diambil dari waktu sebanyak ini? jika kita sibuk dengan hal-hal kecil, maka kita tidak akan ada waktu untuk mengerjakan hal-hal besar.Â
sebenarnya, kita tidak perlu loh datang ke semua agenda pertemuan dengan teman teman. tidak perlu juga menyisihkan waktu berjam jam untuk mengerjakan sebuah tugas yang keuntungannya sedikit untuk hidup kita. waktu yang kita miliki terbatas, jadi gunakanlah untuk hal hal yang berdampak besar terhadap kehidupan kita.
2. amati sebuah progres dalam diri kita
sering kali, kita merasa sudah melakukan sesuatu yang produktif karena sudah 3 jam duduk di meja belajar. padahal, kita tidak sadar bahwa 2,5 jamnya dihabiskan untuk sesuatu yang tidak penting seperti bermain hape. oleh karena itu, coba amati progres dalam diri kita dengan lebih objektif, misalnya dengan waktu satu jam berapa jumlah soal yang berhasil kita kerjakan.
3. buang kebiasaan buruk
kebiasaan merupakan perilaku yang sering kita lakukan berulang bulang. kebiasaan biasanya berupa hal hal kecil, tetapi sangat berdampak besar dalam kehidupan kita. oleh karena itu, coba perhatikan kebiasaan buruk apa yang sering kita lakukan dan diganti dengan kebiasaan yang lebih baik. dengan begitu, kita tidak akan memanfaatkan waktu belajar yang kita miliki untuk terus terusan mengecek hape atau membuka social media seperti instagram ( biasanya kita melakukannya secara tidak sadar).
yuk mulai dari sekarang berusaha untuk mengurangi fake productivity. nggak papa kalo sekarang belum bisa 'memproduksi' banyak hal, yang penting aktivitas aktivitas yang kita lakukan sejalan sama tujuan kita. pokoknya semangat terus buat kita semua yang sedang berusaha melawan fake productivity ya!
happy reading :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H