Asian Games adalah ajang olahraga yang diselenggarakan setiap empat tahun, dengan atlet-atlet dari seluruh Asia. Pekan Olahraga ini akan diadakan tahun 2018 mendatang di Indonesia, tepatnya di Jakarta dan Palembang. Upaya pemerintah dalam mempersiapkan pelaksanaan kegiatan olahraga berajang Internasional ini dengan meningkatkan pembangunan infrastruktur di wilayah kota Palembang. Namun, upaya yang dilakukan pemerintah tidak serta merta memberikan keuntungan bagi negara tetapi juga berdampak ke masyarakat. Hal apa yang menyebabkan timbulnya permasalahan akibat pembangunan dan bagaimana peran pemerintah dan masyarakat dalam mengatasinya. Dalam esai ini, dibahas tentang dampak negatif akibat peningkatan pembagunan dan peran pemerintah serta masyarakat dalam menghadapi dampak dari pembangunan di kota Palembang.
Asian Games yang akan dilaksanakan tahun 2018 mendatang diharapkan menjadi ajang promosi yang baik bagi Indonesia yang sudah banyak mengalami perubahan posisi sosial-ekonomi. Dengan meningkatnya pembangunan di Indonesia khususnya Palembang dan Jakarta, diharapkan wajah Indonesia tampil lebih maju akan hadir di tahun 2018.Melengkapi pusat perbelanaan, pusat bisnis, hotel, apartemen, jalan tol, serta pembangunan Light Rail Transit  LRT di Palembang yang menghubungkan bandara SMB II sampai Jakabaring Sport City. Pada kondisi gencarnya pembangunan ini, kelompok masyarakat merasakan dampak dan kerugian.
Pertama, kondisi Palembang menjadi gersang dan cuaca semakin panas. Puluhan pohon terpaksa ditebang akibat dari pembangunan Light Rail Transit (LRT) di kota Palembang sepanjang 22,5 kilometer. Hal ini dilakukan karena keberadaan pohon tepat mengenai tiang dari penunjang rel kereta tersebut. Â Tidak hanya pohon yang menjadi imbas, taman-taman bahkan lampu jalan pun terpaksa dicabut. Selain mengakibatkan gersang dan cuaca semakin panas, pohon-pohon yang ditebang mengakibatkan berbagai polusi udara sehingga dapat mengganggu kesehatan para pengemudi kendaraan bermotor maupun penduduk sekitar yang tinggal di dekat pembangunan tersebut.
Kedua, pembangunan LRT yang menyebabkan kemacetan di Palembang semakin meningkat. Kemacetan ini terjadi akibat penyempitan badan jalan pada pembangunan LRT. Kemacetan yang dirasakan oleh masyarakat kota Palembang baik di waktu pagi, siang dan sore sangatlah merugikan. Selain menyita banyak waktu di perjalanan, kemacetan juga dapat mengakibatkan aktivitas-aktivitas yang lain terhambat. Kemacetan ini dapat dihindari dengan adanya jalur alternatif yang dapat dilalui masyarakat. Dan masyarakat diharapkan untuk tertib dan tidak saling mendahului saat melintasi zona pembuatan LRT.
Ketiga, kondisi jalan yang rusak yang diakibatkan proses pengerjaan LRT, pusat perbelanjaan dan fasiltas lainnya. Pasalnya, selain memicu kemacetan, kondisi jalan akibat pembangunan juga dapat mencelakakan pengendara yang melintas, akibat pemancangan tiang, yang menyebabkan ruas jalan bergelombang dan membuat akses jalan rusak parah. Seperti yang dikatakan oleh RMOL (2016), bahwa salah satu pengendara sepeda motor bernama Ari (36), harus merasakan aspal jalan, akibat motornya terbalik saat melintasi jalan yang bergelombang. Dalam hal ini pemerintah harus berkoordinasi dengan pihak pembanguan, agar selama pengerjaan tidak merusak ruas jalan dan memberikan kenyamanan pengendara untuk melintas di ruas jalan tersebut.
Keempat, pembangunan mall, pelayanan kesehatan, LRT, hotel serta pusat bisnis dapat menyebabkan banjir. Pembangunan fasilitas masyarakat memang membawa dampak positif yakni menambah investasi bagi SumSel dan membuka lapangan perkerjaan baru, namun disisi lain hal ini dapat menambah titik kemacetan dan titik banjir baru. Pembangunan fasilitas dapat saja dilakukan di kawasan daerah yang agak jauh dari pusat misalnya di daerah tanjung si api api, selain menghindari banjir, pembangunan di daerah seperti itu juga dapat menghidupkan daerah tersebut. Dan dapat di lihat bahwa dengan adanya kebijakan pembangunan ini kebijakan yang dibuat justru lebih bersifat bisnis dibanding kepentingan publik atau sosial. Sehingga terkadang tidak memikirkan dampak yang di terima masyarakat kedepannya.
Kelima, ingatkah kalian dengan acara sea games pada tahun 2011? Dimana banyak petinggi-petinggi Negara yang melakukan tindak korupsi sehingga dengan adanya pembangunan fasilitas pendukung bagi acara Asian Games 2018 contohnya seperti sarana transportasi LRT ditakutkan dijadikan ladang atau sumber yang dapat membuat sejumlah oknum pemerintahan tertentu maupun pelaksana event ini untuk melakukan korupsi, bila hal ini terjadi maka kerugian besar pada anggaran pembangunan daerah dan terhambatnya proses penyelesaian berbagai pembangunan seperti LRT yang dibicarakan tadi.
Berdasarkan paparan diatas, Asian Games di kota Palembang tidak hanya memberikan dampak positif saja namun memberikan dampak negatif juga, baik itu secara menetap maupun sementara. Seperti halnya pembangunan-pembangunan di atas berperan untuk kemajuan kota Palembang kedepannya, karena dapat mengurangi kemacetan sehingga polusi udara dan pemborosan bahan bakar dapat dikurangi yang akan berdampak pula pada pengurangan pengeluaran uang Negara dalam pembelian bahan bakar. Namun, bagi masyarakat yang kurang setuju dengan adanya pembangunan tersebut, seharusnya masyarakat lebih bersikap dewasa dalam penggunaan kendaraan pribadi. Oleh karena itu kita sebagai masyarakat kota Palembang, seharusnya mendukung penuh kegiatan-kegiatan seperti ini, mengingat dampak positif yang ada. Namun mengeluh juga bukanlah hal yang salah, karena untuk sekarang kita belum merasakan dampak positif yang ada. Pemerintah juga harus ikut andil dalam memanfaatkan dampak positif dan mengatasi dampak negatif. Sehingga masyarakat bersama pemerintah dapat melakukan peninjauan, menjaga fasilitas-fasilitas yang ada, serta menjaga kebersihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H