Mohon tunggu...
Berliana Ananda Putri
Berliana Ananda Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Jakarta

keep learning until your dream is achieved

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mengenal Berbagai Macam Keterampilan Berbahasa yang Penting Diketahui sejak Dini

5 Desember 2022   19:46 Diperbarui: 5 Desember 2022   20:02 5161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Apa itu keterampilan berbahasa? Keterampilan Berbahasa merupakan kemampuan setiap individu dalam menggunakan bahasa. Keterampilan Berbahasa memiliki 4 komponen, yaitu Keterampilan Menyimak, Keterampilan Berbicara, Keterampilan Membaca, dan Keterampilan Menulis. Keterampilan ini dapat diperoleh baik secara lisan maupun tulisan. Lisan mencakup keterampilan menyimak dan berbicara. Sedangkan tulisan mencakup keterampilan membaca dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa ini saling berkaitan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk mempelajari keterampilan berbahasa sejak dini.

Setiap orang memiliki kemampuan berpikir dengan baik, tetapi tidak semua orang memiliki kemampuan berbahasa dengan baik. Apa yang kita pikirkan kadang belum tentu akan kita ucapkan atau lakukan, namun apa yang telah kita ucapkan dan lakukan itulah yang telah kita pikirkan. Keterampilan berbahasa tidak mudah didapatkan dalam waktu yang singkat. Maka dari itu, lebih baik mengenalkan anak pada keterampilan berbahasa sejak dini. 

Anak yang memiliki keterampilan berbahasa yang baik akan lebih cepat dan mudah berkomunikasi dengan orang di sekitarnya. Keterampilan berbahasa yang baik juga akan membantu anak menjadi lebih percaya diri dan juga dapat membantu kelancaran anak dalam berproses di bidang akademik maupun non akademik.

4 Keterampilan Berbahasa ini tidak dapat dipisahkan. Keempatnya saling berkaitan satu sama lain. Seseorang dapat dikatakan terampil berbahasa jika menguasai keempat komponen berbahasa tersebut. Adapun 4 Komponen Keterampilan Berbahasa antara lain:

1. Keterampilan Menyimak

Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang paling mendasar. Keterampilan ini sudah dimulai sejak kita masih di dalam kandungan. Susanti dalam bukunya yang berjudul Keterampilan Menyimak menjelaskan menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta menafsirkan untuk memperoleh informasi, menangkap isi, dan memahami makna komunikasi yang telah diungkapkan melalui bahasa lisan.

Menyimak sering kali dianggap sama dengan mendengar, padahal keduanya berbeda. Menyimak adalah kegiatan menangkap informasi yang disampaikan oleh seseorang. Sedangkan mendengar adalah kegiatan menangkap bunyi atau suara melalui telinga. Setiap orang sudah pasti melakukan kegiatan menyimak, mulai dari mendengarkan berita atau informasi di televisi maupun radio hingga mendengarkan teman bercerita. 

Seringkali seseorang sulit untuk meningkatkan keterampilan menyimak, karena mereka dituntut untuk memahami inti pembicaraan, bukan hanya mengetahui setiap kata. Penyimak harus fokus pada percakapan. Keterampilan ini dapat dilatih setiap saat. Dengan sering berlatih, maka kemampuan dalam menyimak akan semakin terasah.

2. Keterampilan Berbicara

Setelah komponen menyimak terdapat komponen berbicara. Abbas dalam bukunya yang berjudul Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di SD mengatakan bahwa keterampilan berbicara adalah alat untuk menyampaikan pendapat, perasaan, ide, gagasan, pikiran, dan perasaan kepada orang lain menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain untuk menciptakan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Berbicara merupakan cara paling sederhana untuk berkomunikasi. Dengan berbicara, kita dapat menyampaikan informasi kepada orang lain. Oleh karena itu, kemampuan berbicara harus dilatih sejak kecil. 

Keterampilan berbicara pada umumnya dapat dilakukan oleh semua orang, tetapi hanya sebagian orang yang mampu melakukan kegiatan berbicara secara terampil. Setelah dilahirkan bayi atau balita akan belajar untuk berbicara. Perlu dipahami oleh orang tua dan orang sekitar agar mereka selalu berbahasa yang baik dan sopan di lingkungan anak karena apa yang diucapkan oleh orang tua dan orang sekitar nantinya akan ditiru oleh anak-anak. Anak balita akan mulai berbicara dengan satu atau dua suku kata, seperti ibu, bapak, mau makan, dsb.

3. Keterampilan Membaca

Komponen berbahasa yang ketiga adalah membaca. Riyanti dalam bukunya yang berjudul Keterampilan Membaca mendefinisikan membaca dalam pengertian sempit adalah suatu kegiatan memahami makna yang terdapat dalam sebuah tulisan. Sementara membaca dalam pengertian luas adalah proses di mana pembaca terlibat dalam proses kreatif membaca untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang membaca, diikuti dengan penilaian terhadap kondisi, nilai, fungsi, dan implikasi dari membaca itu sendiri. Membaca merupakan pusat untuk memperoleh berbagai keterampilan dalam menyimak, berbicara dan menulis. 

Membaca bukan hanya kemampuan untuk memahami kata-kata dalam sebuah buku. Membaca berarti melatih otak untuk mencoba mencerna dan mengingat informasi. Hal yang kita ketahui kita peroleh dari apa yang kita baca. Informasi yang kita dapatkan dari membaca dapat kita gunakan untuk berbicara dan menulis. Selain itu, membaca juga dapat digunakan untuk membangun konsep, mengembangkan kata, menambah pengetahuan, mengembangkan intelektualitas, dan mengembangkan konsep diri. 

Anak-anak akan diajarkan membaca pada saat duduk di bangku PAUD. Agar anak terbiasa untuk membaca, ajari anak membiasakan membaca di rumah. Bacakan dongeng sebelum tidur kepada anak-anak. Nantinya anak-anak akan penasaran bagaimana kelanjutan ceritanya dan mencoba untuk membaca sendiri. Secara tidak langsung kegiatan itu akan melatih kemampuan membacanya.

4. Keterampilan Menulis

Menulis merupakan komponen berbahasa yang terakhir. Menulis sebagai pusat penerapan ilmu yang diperoleh melalui menyimak, berbicara, dan membaca serta mengubahnya menjadi sebuah rangkaian kata dan bahasa yang memiliki makna dan tujuan. Keterampilan Menulis juga diartikan sebagai ungkapan perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Contohnya, jika seseorang tidak bisa mengungkapkan perasaannya dengan berbicara, maka bisa mengungkapkannya melalui sebuah tulisan. 

Keterampilan Menulis merupakan akumulasi dari keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Orang yang gemar dan pandai menulis berarti ia telah mencoba mengaktifkan indra dalam dirinya melalui apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan, yang kemudian diterapkan ke dalam rangkaian kata dan bahasa. Selain itu, kemampuan menulis juga tidak dapat tumbuh sendiri, melainkan harus diimbangi dengan kemampuan berbahasa lainnya, khususnya membaca. Membaca berbagai bentuk bacaan dapat melatih seseorang untuk menggunakan kalimat yang berbeda secara efisien.

Hubungan Keempat Keterampilan Berbahasa

Sejak lahir, kita sudah belajar memahami bunyi bahasa manusia di sekitar kita dengan menyimak. Kemudian pelan-pelan kita mencoba meniru bunyi bahasa yang diucapkan manusia disekitar kita dan mulai belajar berbicara. Selanjutnya, kita belajar membaca untuk mengetahui lambang bunyi bahasa dalam bentuk tulisan. Setelah dapat memahami lambang bunyi bahasa dalam bentuk aksara, kita juga belajar menulis untuk berekspresi dan berkomunikasi melalui sebuah tulisan. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, namun menulislah hal yang paling utama untuk dipelajari. 

Perbedaan utama antara menulis dan berbicara, yaitu orang yang menulis lebih berani daripada orang yang banyak berbicara tanpa memiliki makna dan tujuan. Orang yang hanya pandai berbicara belum tentu pandai menulis, biasanya lebih mengandalkan daya orasi daripada literasi.

Kita menggunakan bahasa setiap hari untuk berkomunikasi, tapi tahukah Anda bahwa ada 4 keterampilan berbahasa yang sangat penting dalam hidup kita? 4 keterampilan bahasa ini memberikan kesempatan setiap orang untuk saling bertukar informasi. Dengan menguasai keempat bahasa ini juga dapat menumbuhkan rasa percaya diri.

Itulah keterampilan berbahasa yang penting untuk dikuasai sejak dini. Dengan mengasah keterampilan berbahasa, kita dapat menciptakan berbagai macam inovasi baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun