Mohon tunggu...
Berliana Pasaribu
Berliana Pasaribu Mohon Tunggu... karyawan swasta -

i'm an ordinary girl.I'm passionate in new things. I'm not a beautiful girl and rich girl but i'm friendly, honest, natural love and sincere girl...(*_>). i love writing, listening to the music, cooking and reading..

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Orang Besar Memiliki Pemikiran yang Besar

10 Mei 2013   10:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:49 1603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Otak adalah pabrik pikiran. Pabrik yang menghasilkan pemikiran yang tak terhitung setiap jam. Produksi di dalam pabrik dibawah pengawasan dua mandor. Mandor kemenangan dan mandor kekalahan. Mandor kemenangan bertanggungjawab menghasilkan pemikiran-pemikiran yang positif. Mandor yang satu lagi yaitu mandor kekalahan, dia bertanggungjawab menghasilkan pemikiran-pemikiran yang negatif. Siapa yang paling banyak kita beri tanggungjawab maka dialah yang berkuasa. Kalau kita lebih sering mempekerjakan mandor kekalahan kita akan selalu bersikap negatif, hidup hanya beban, minder, pesimis dll. tetapi kalau kita lebih sering mempekerjakan mandor kemenangan kita akan selalu bersikap positif, selalu ceria, optimis, memandang hidup indah dll. Jadi siapa mandor yang lebih sering menguasai pemikiranmu?

Berikut beberapa tokoh dunia memberi definisi apa itu pikiran.

Nabi Daud berkata : “manusia sesungguhnya adalah apa yg dia pikirkan di dalam hatinya”

Emerson mengatakan : manusia yang agung adalah mereka yang mengetahui bahwa pikiran menguasai dunia

Milton : Pikiran adalah tempatnya sendiri dan pikiran ini saja dapat membuat sorga dari neraka atau neraka dari surga

Shakespeare mengatakan : “Tidak ada yang baik atau buruk kecuali bahwa pikiran membuatnya demikian.

Nah sekarang sudah tahu kan betapa efek dari pikiran memberi pengaruh yang besar terhadap dỉri. Apa yang kamu pikirkan itulah yang terjadi kepada dirimu. Jika kita berpikir bahwa kita orang yang hebat maka kita akan hebat. jika kita memikirkan bahwa kita hanya orang biasa-biasa saja maka kita akan menjadi biasa-biasa sâja.

Dari pemikiran akan muncul sikap. Sikap yang selalu optimis atau sikap yang pesimis tergantung mandor mana yang sedang kamu pekerjakan. Jika kita mempekerjakan pikiran kemenangan akan muncul Kepercayaan sikap “Saya bisa melakukan apapun. saya akan berhasil” dan melakukannya akan terjadi secara otomatis. Jika mempekerjakan mandor kekalahan akan timbul sikap “kesangsian” kesangsian adalah kekuatan yang negatif, ketika pikiran tidak percaya âtau ragu pikiran tersebut menarik “dalih” untuk menyokong ketidakpercayaan tersebut.keraguan, ketidakpercayaan, keinginan bawah sadar untuk gagal, perasaan tidak benar-benar ingin berhasil, bertanggungjawab atas sebagian besar kegagalan. Berpikir ragu, maka akan gagal. Berpikir menang, maka akan berhasil.

Dalam nats kitab suci mengatakan seperti ini “iman sebiji sesawi mampu memindahkan gunung” bagaimana memindahkan gunung hanya dengan iman? iman adalah kepercayaan, dalam nats ini kita sedang tidak disuruh untuk main sulap “bin salabin” maka gunungnya berpindah, tetapi kekuatan pikiran positif bahwa kita mampu, maka akan selalu menemukan cara untuk memindahkan gunung.

Kepercayaan adalah termostat yang mengatur âpa yang kita capai di dalam hidup. Coba kita perhatikan orang yang memiliki kekurangan fisik. Misalkan orang yang tidak memiliki fisik yang sempurna seperti orang yg berjalan dengan kaki terseret dalam keadaan pas-pasan. Dia akan menggangap dirinya kurang berharga sehingga ia pun hanya menghargai dirinya dengan rendah. Dia tidak percaya dirinya dapat mengerjakan hal-hal besar dan diapun tidak mengerjakan hal-hal besar. Dia percaya dirinya tidak penting, maka segala yang dia kerjakan mempunyai tanda tidak penting. Sementara waktu berlalu, tidak adanya kepercayaan akan diri sendiri ini terlihat dalam cẩra ia berbicara, berjalan dan bertindak. Dia akan mengerut, tumbuh semakin kecil dan semakin kecil dalam pandangan sendiri. dan karena orang lain melihat diri kita seperti apa yang kita lihat di dalam diri kita, ia tumbuh semakin kecil dalam pandangan orang-orang di sekelilingnya. Setiap orang adalah produk dari pikirannya sendiri.

Disraeli seorang filsuf berkata  “Hidup terlalu singkat untuk berpikir kecil dan berbuat hal yang kecil-kecil”

by. -Berli-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun