Akibat banyaknya malpraktik yang dilakukan oleh Plague Doctor, banyak masyarakat Eropa mengaitkannya dengan malaikat maut. Sebab, pasien-pasiennya kebanyakan berujung tewas, sehingga sebagian besar orang merasa takut jika berhadapan dengan Plague Doctor yang terkesan mistis. Plague Doctor juga menjadi kelompok yang terkucilkan di kalangan masyarakat Eropa saat itu. Kesan misterius dan menyeramkan akibat kostumnya menjadi salah satu alasan kelompok minoritas ini dikucilkan.
Bisa dibilang juga, bahkan sebagian besar kematian dari wabah itu bukanlah karena wabah itu sendiri, melainkan karena malpraktik yang dilakukan para Plague Doctor.
Berbeda dengan COVID-19, teknologi dan tenaga professional berpengaruh besar dalam penangannan wabah.
Dilansir dari Irish Time, wabah Black Death juga sampai ke Inggris tahun 1665, metode yang umum dilakukan untuk mencegah penularan saat itu adalah lokalisir. Dewan kota mengumumkan semacam perintah siaga wabah.
Langkah-langkahnya antara lain menyalakan api unggun untuk membersihkan udara, anjing liar ditangkapi, makanan tidak sehat dirazia dari pasar, kumpul-kumpul dilarang dan yang dianggap paling kontroversial saat itu adalah mengunci warga di rumah masing-masing.
Pelajaran dari Black Death adalah, sebuah wabah bisa datang dari mana saja bahkan tempat yang jauh dengan perantara apa saja dari kutu sampai udara. Itu sebabnya kita semua mesti siaga.
Jadi, patuhi aturan dan janganlah keras kepala!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H