Mohon tunggu...
Ilham Kanda P
Ilham Kanda P Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pengamatan Ketika Kerja Tim dalam Mewujudkan Karya Videografi

13 Desember 2017   15:49 Diperbarui: 13 Desember 2017   16:08 1320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Latar belakang masalah

Dewasa ini videografi semakin berperan penting dalam dunia advertising, salah satunya adalah iklan produk, terutama bagi para start-up untuk mengenalkan produknya ke pasar sesuai dengan target pasarnya. Instagram merupakan salah satu media yang paling diminati dan berpengaruh dalam pemasaran dan pengenalan produk, karena semakin banyaknya pengguna instagram mulai dari usia remaja hingga dewasa, apalagi sekarang sudah ada fitur promote dari instagram yang bisa disesuaikan dengan target audiens, target pasar, sehingga sasaran pun sesuai dengan target yang diinginkan.

Fenomena ini mengharuskan para start-up untuk mengikuti arus perkembangan zaman, zaman dimana sekarang bisa dikatakan serba internet, selain instagram juga ada youtube, sebuah platform yang awalnya hanya untuk media berbagi video saja, sekarang bisa dibilang juga sebagai media komersial terutama untuk iklan dalam bentuk video, dan juga mulai banyak iklan produk yang disisipkan pada video tertentu pada platform tersebut, bahkan sebuah produsen produk membuat sebuah web series sehingga dapat mengiklankan produk sekaligus memberi entertainment terhadap audiens, kita ambil saja contoh "Sore" web series dari Tropicana Slim Stevia dan "Axelerate The Series" dari Axe, serta iklan produk tersirat dari Toyota yang ada pada web series "Filosofi Kopi The Series". Hasil karya videografi tersebut tidak lepas dari kerja tim videografi yang solid dalam mewujudkan karya videografi.

Berdasarkan dari fenomena diatas membuat videografi, terutama pada pembuatan karya videografi iklan produk menarik untuk diamati dan dianalisis. Aspek-aspek yang terkandung di dalamnya juga merupakan hasil karya desain dengan ide dasar dan konsep kreatif yang memiliki fungsi sebagai media promosi atau media periklanan sebuah produk. Oleh karena itu, karya videografi iklan produk tidak lepas dari sudut pandang sosiologi desain.

Teori yang Digunakan

  • Life Style, menurut Minor dan Mowen (2002) adalah bagaimana orang hidup, bagaimana menghabiskan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktunya. Teori ini digunakan karena dalam videografi iklan produk akan sangat mempengaruhi gaya hidup seseorang, jika tertarik dan dirasa cocok dengan produk yang diiklankan, maka konsumen akan berinteraksi langsung dengan produk itu, atau dengan kata lain membelinya.
  • Brand Image, menurut Keller dalam penelitian yang dijalankan oleh Severi (2013:127) citra merek atau brand image dapat didefinisikan sebagain pencitraan dari sebuah merek yang dibawa masuk ke dalam benak konsumen. Menurut Hseih, Pan, & Setiono dalam Anwar et al (2011:73-79) citra merek atau brand image membantu konsumen dalam mengenali kebutuhan mereka dan kepuasan mengenai merek, juga membedakan merek dari saingan lainnya memotivasi pelanggan untuk membeli produk dari suatu merek dagang. Menurut Low dan Lamb dalam Serrao (2008:22) dijelaskan bahwa semakin dekat dan semakin baik citra merek, semakin tinggi pula nilai merek dalam pandangan konsumen. Teori-teori tersebut digunakan karena iklan sebuah produk sangat berpengaruh dalam membangun brand image atau merek dagang di mata konsumen.
  • Desain Iklan, menurut Sumbo Tinarbuko dalam bukunya yang berjudul DEKAVE, desain iklan dipelajari dalam konteks desain, bukan komunikasi marketing dan penciptaan merek atau aktivitas branding. Desain iklan atau popular dengan sebutan advertising, ranah kreatifnya meliputi: kampanye iklan komersial dan iklan layanan masyarakat. Teori-teori tersebut digunakan karna karya videografi iklan produk tidak lepas dari sisi desain.

Manfaat untuk Desain Komunikasi Visual

Penelitian Sosiologi mengenai videografi iklan produk membuat kita lebih mengerti bagaimana dampak iklan video tersebut bagi masyarakat umum terutama dalam gaya hidup seseorang, selain itu kita juga dapat mengenal dan mengetahui lebih dalam bagaimana iklan mana yang baik dan mana iklan yang kurang baik dari segi visual yang dituangkan ke dalam bentuk karya videografi, iklan yang dapat diterima masyarakat dan iklan yang sesuai dengan target audiens suatu perusahaan, serta membuat kita lebih peka dalam mencari ide dan memvisualisasikannya dari bentuk verbal menjadi visual dalam sebuah iklan produk. Hal ini dapat digunakan sebagai landasan untuk mendesain iklan produk dan mengoreksi desain sebuah iklan produk yang sudah ada di pasaran atau publik agar lebih sesuai dengan kondisi lingkungan, gaya hidup masyarakat serta dapat membangun citra sebuah merek dagang.

 Dalam dekave, video juga bisa digunakan untuk menuangkan atau menvisualisasikan hasil ide-ide kreatif para videografer dari bentuk verbal (naskah) menjadi bentuk visual (gambar/video) yang nantinya akan menghasilkan karya videografi.

Pembahasan

Dalam mewujudkan karya videografi kerja tim sangatlah diperlukan untuk keberhasilan sebuah video/film/iklan, karena dalam tim tersebut masing-masing kru mempunyai job desk yang berbeda-beda namun saling berkaitan satu sama lain seperti; produser, sutradara, scriptwriter, director of photography, kameramen, gaffer, lighting, production designer, sound & music designer, art director, editor, wardrobe, make-up artist, dll. Semuanya dituntut untuk dapat bekerja sama dalam sebuah tim dalam memproduksi karya videografi, agar dapat menghasilkan karya videografi yang mempunyai nilai jual tinggi.

Begitu pula dalam tahapan kerja membuat karya videografi iklan produk melewati proses pra produksi, produksi hingga pasca produksi.

  • Pra produksi

Menentukan tema/ide dasar, ide dasar digunakan untuk memudahkan dalam proses produksi. Sehingga nantinya dalam masa produksi dapat tetap fokus dan tidak melenceng dari ide dasar yang telah ditentukan.

Menulis naskah, dari ide dasar tadi kemudian kita tuliskan naskah sesuai dengan iklan apa yang akan kita produksi, tentukan juga storyline dan storyboard dari naskah yang sudah dibuat.

Planning, tahapan perencanaan ini mulai memikirkan semua aspek dalam produksi: menentukan kru produksi, survei menentukan lokasi dan marking spot yang sudah ditentukan setelah survei lokasi, mengurus perijinan jika diperlukan, menentukan gear apa yang akan digunakan, mencari atau casting talent/pemeran, menentukan budgeting produksi, membuat jadwal produksi, menyiapkan properti yang akan digunakan dalam proses produksi, serta hal-hal lain yang patut direncanakan.

  • Produksi

Proses produksi adalah dimana semua perencanaan yang telah direncanakan pada proses pra produksi dieksekusi sesuai jadwal produksi yang telah ditentukan sebelumnya untuk menghasilkan sebuah karya videografi. Dalam proses yang satu ini sering terjadi konflik yang banyak bermunculan dari para videografer, bermunculan ide baru pada saat proses shooting yang melenceng dari ide dasar, disinilah peran penting dan tujuan dari proses pra produksi dalam sebuah karya videografi mulai terlihat. Beberapa kendala lain seperti cuaca yang tidak bersahabat saat shooting terutama di outdoor, Talent yang kurang menguasai naskah sehingga perlu beberapa kali pengulangan adegan agar mendapat adegan yang diinginkan, dan kendala-kendala tidak terduga lainnya juga dapat menghambat dalam proses produksi karya videografi.

Tidak menutup kemungkinan juga produksi karya videografi hanya dilakukan oleh 1 orang videografer (solo videographer), maka semua job desk menjadi tanggung jawabnya, mulai dari pra produksi hingga pasca produksi. Tetapi bila kita bekerja dalam sebuah tim, koordinasi antar kru sangatlah penting dan saling mendengarkan pendapat dari masing-masing kru, berusahalah untuk menyingkirkan ego pribadi.

  • Pasca Produksi

Pasca produksi merupakan proses terakhir dalam membuat karya videografi atau biasa disebut finishing karya, ada beberapa hal yang harus dilakukan pada proses ini, yaitu:

Review, dilakukan untuk mempermudah editor dalam proses editing, memilih atau menyortir pengambilan gambar yang pas, dan jika diperlukan untuk retake atau melakukan shooting ulang pada bagian tertentu, bisa segera dilakukan agar proses editing tidak terhambat.

Editing, menyatukan potongan-potongan adegan dari hasil pengambilan gambar menjadi sebuah karya videografi. Editor juga harus memikirkan bagaimana impact bagi para audiens yang menonton hasil karya videografi, apakah ada adegan yang perlu dikurangi, atau bahkan ada adegan yang kurang sehingga mengharuskan untuk melakukan shooting pada adegan tertentu walaupun dalam proses review telah dilakukan sortir hasil pengambilan gambar sebelumnya. Proses editing sangat menentukan hasil akhir karya videografi, Untuk menghasilkan editan yang bagus editor harus memahami konsep/ide dasar dan karakter dari karya yang ingin dihasilkan menjadi karya videografi.

Final Review, melihat kembali karya yang sudah diedit oleh editor, untuk meminimalisir kemungkinan kesalahan sedetil mungkin sehingga karya videografi yang dihasilkan memuaskan. Jika masih ada kesalahan dan detail yang kurang, bisa segera kembali ke proses editing untuk melakukan revisi akhir, sebelum pada akhirnya karya videografi diberikan kepada klien atau dilepas ke pasaran.

Penentu hasil dari sebuah karya videografi iklan produk yang baik tidak lepas dari semua kerja tim yang bertanggung jawab dengan masing-masing job desknya, selain itu talent atau model yang menjiwai karakter tokoh dan dapat menghidupkan karakter yang diperankan sangat diperlukan, maka dari itu diperlukan adanya casting untuk pemilihan talent yang pas dan sesuai dengan yang diinginkan.

Peranan talent ini juga tidak kalah penting dalam sebuah karya videografi terutama iklan produk, talent bisa menjadi trendsetter bagi kalangan suatu kelompok tertentu sehingga tren gaya hidup di masyarakat itu berubah mengikuti talent tersebut, sebagai contoh sebuah brand clothing mengeluarkan produk barunya dan memilih talent atau model dari Instagram yang memiliki followers yang banyak dan menguploadnya ke instagram, sehingga dapat menarik atau menjadi trendsetter bagi para followers talent tersebut.

Hasil karya videografi yang diposting ke media sosial, dapat berdampak pada brand image merek tersebut, hasil karya videografi yang baik terutama dalam dunia periklanan bisa membuat para audiens mengenali kebutuhan mereka dan kepuasan mengenai merek, membedakan merek dari saingan lainnya, memotivasi pelanggan untuk membeli produk dari suatu merek dagang, disinilah visualisasi yang menarik diperlukan sehingga dapat diterima oleh publik/audiens.

 Sebuah karya videografi iklan produk juga harus didesain dengan ide dan konsep menarik serta out of the box sesuai dengan target pasar dan target audiens sehingga dapat menjadi keunikan dan pembeda dengan produk pesaing lainnya.

Kesimpulan

Sebuah karya videografi iklan produk dapat memberi dampak terhadap kelangsungan hidup bermasyarakat, mempengaruhi perkembangan life style seseorang, menaikkan pamor suatu produk yang diiklankan dalam bentuk karya videografi yang bagus, sehingga pesan yang ingin disampaikan berhasil tersampaikan kepada para target audiens. Karya videografi tanpa sebuah kerja tim yang solid bisa mempengaruhi hasil akhir yang diinginkan tidak sesuai dengan yang diekspektasikan, maka dari itu pemilihan kru dalam tim harus dipertimbangkan dengan matang jika memang ingin membuat sebuat tim kerja. Proses produksi mulai dari pra produksi, produksi, hingga pasca produksi juga harus direncanakan dengan matang, karena proses tersebut sangat diperlukan untuk keberhasilan sebuah karya videografi yang memuaskan. Melakukan differensiasi konsep desain dalam memasak ide-ide kreatif yang out of the box juga sangat diperlukan bagi sebuah iklan produk supaya mempunyai keunikan tersendiri sehingga image produk tersebut melekat di masyarakat.

Daftar Pustaka

Buku:

Anggen, Monica & Eugenia Rakhma, 101 Problem Solving for Enterpreneur, (2017) Penerbit: Gramedia Widiasarana Indonesia, anggota IKAPI, Jakarta

Sachari, Agus, Sosiologi Desain, (2002) Penerbit: ITB.

Tinarbuko, Sumbo, DEKAVE Desain Komunikasi Visual -- Penanda Zaman Masyarakat Global, (2008) Penerbit: CAPS (Center for Academic Publishing Service), Yogyakarta.

Internet:

 http://archigakiarataka.blogspot.co.id/2012/03/tahap-tahap-memproduksi-videofilmiklan.html

http://www.senangvideo.xyz/2016/07/mengenal-tahapan-dalam-produksi.html

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Ilham Kanda Putra (1612407024)

Prodi Desain Komunikasi Visual

Jurusan Desain, Fakultas Seni Rupa

Institut Seni Indonesia Yogyakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun