Latar belakang masalah
Dewasa ini videografi semakin berperan penting dalam dunia advertising, salah satunya adalah iklan produk, terutama bagi para start-up untuk mengenalkan produknya ke pasar sesuai dengan target pasarnya. Instagram merupakan salah satu media yang paling diminati dan berpengaruh dalam pemasaran dan pengenalan produk, karena semakin banyaknya pengguna instagram mulai dari usia remaja hingga dewasa, apalagi sekarang sudah ada fitur promote dari instagram yang bisa disesuaikan dengan target audiens, target pasar, sehingga sasaran pun sesuai dengan target yang diinginkan.
Fenomena ini mengharuskan para start-up untuk mengikuti arus perkembangan zaman, zaman dimana sekarang bisa dikatakan serba internet, selain instagram juga ada youtube, sebuah platform yang awalnya hanya untuk media berbagi video saja, sekarang bisa dibilang juga sebagai media komersial terutama untuk iklan dalam bentuk video, dan juga mulai banyak iklan produk yang disisipkan pada video tertentu pada platform tersebut, bahkan sebuah produsen produk membuat sebuah web series sehingga dapat mengiklankan produk sekaligus memberi entertainment terhadap audiens, kita ambil saja contoh "Sore" web series dari Tropicana Slim Stevia dan "Axelerate The Series" dari Axe, serta iklan produk tersirat dari Toyota yang ada pada web series "Filosofi Kopi The Series". Hasil karya videografi tersebut tidak lepas dari kerja tim videografi yang solid dalam mewujudkan karya videografi.
Berdasarkan dari fenomena diatas membuat videografi, terutama pada pembuatan karya videografi iklan produk menarik untuk diamati dan dianalisis. Aspek-aspek yang terkandung di dalamnya juga merupakan hasil karya desain dengan ide dasar dan konsep kreatif yang memiliki fungsi sebagai media promosi atau media periklanan sebuah produk. Oleh karena itu, karya videografi iklan produk tidak lepas dari sudut pandang sosiologi desain.
Teori yang Digunakan
- Life Style, menurut Minor dan Mowen (2002) adalah bagaimana orang hidup, bagaimana menghabiskan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktunya. Teori ini digunakan karena dalam videografi iklan produk akan sangat mempengaruhi gaya hidup seseorang, jika tertarik dan dirasa cocok dengan produk yang diiklankan, maka konsumen akan berinteraksi langsung dengan produk itu, atau dengan kata lain membelinya.
- Brand Image, menurut Keller dalam penelitian yang dijalankan oleh Severi (2013:127) citra merek atau brand image dapat didefinisikan sebagain pencitraan dari sebuah merek yang dibawa masuk ke dalam benak konsumen. Menurut Hseih, Pan, & Setiono dalam Anwar et al (2011:73-79) citra merek atau brand image membantu konsumen dalam mengenali kebutuhan mereka dan kepuasan mengenai merek, juga membedakan merek dari saingan lainnya memotivasi pelanggan untuk membeli produk dari suatu merek dagang. Menurut Low dan Lamb dalam Serrao (2008:22) dijelaskan bahwa semakin dekat dan semakin baik citra merek, semakin tinggi pula nilai merek dalam pandangan konsumen. Teori-teori tersebut digunakan karena iklan sebuah produk sangat berpengaruh dalam membangun brand image atau merek dagang di mata konsumen.
- Desain Iklan, menurut Sumbo Tinarbuko dalam bukunya yang berjudul DEKAVE, desain iklan dipelajari dalam konteks desain, bukan komunikasi marketing dan penciptaan merek atau aktivitas branding. Desain iklan atau popular dengan sebutan advertising, ranah kreatifnya meliputi: kampanye iklan komersial dan iklan layanan masyarakat. Teori-teori tersebut digunakan karna karya videografi iklan produk tidak lepas dari sisi desain.
Manfaat untuk Desain Komunikasi Visual
Penelitian Sosiologi mengenai videografi iklan produk membuat kita lebih mengerti bagaimana dampak iklan video tersebut bagi masyarakat umum terutama dalam gaya hidup seseorang, selain itu kita juga dapat mengenal dan mengetahui lebih dalam bagaimana iklan mana yang baik dan mana iklan yang kurang baik dari segi visual yang dituangkan ke dalam bentuk karya videografi, iklan yang dapat diterima masyarakat dan iklan yang sesuai dengan target audiens suatu perusahaan, serta membuat kita lebih peka dalam mencari ide dan memvisualisasikannya dari bentuk verbal menjadi visual dalam sebuah iklan produk. Hal ini dapat digunakan sebagai landasan untuk mendesain iklan produk dan mengoreksi desain sebuah iklan produk yang sudah ada di pasaran atau publik agar lebih sesuai dengan kondisi lingkungan, gaya hidup masyarakat serta dapat membangun citra sebuah merek dagang.
 Dalam dekave, video juga bisa digunakan untuk menuangkan atau menvisualisasikan hasil ide-ide kreatif para videografer dari bentuk verbal (naskah) menjadi bentuk visual (gambar/video) yang nantinya akan menghasilkan karya videografi.
Pembahasan
Dalam mewujudkan karya videografi kerja tim sangatlah diperlukan untuk keberhasilan sebuah video/film/iklan, karena dalam tim tersebut masing-masing kru mempunyai job desk yang berbeda-beda namun saling berkaitan satu sama lain seperti; produser, sutradara, scriptwriter, director of photography, kameramen, gaffer, lighting, production designer, sound & music designer, art director, editor, wardrobe, make-up artist, dll. Semuanya dituntut untuk dapat bekerja sama dalam sebuah tim dalam memproduksi karya videografi, agar dapat menghasilkan karya videografi yang mempunyai nilai jual tinggi.
Begitu pula dalam tahapan kerja membuat karya videografi iklan produk melewati proses pra produksi, produksi hingga pasca produksi.
Pra produksi
Menentukan tema/ide dasar, ide dasar digunakan untuk memudahkan dalam proses produksi. Sehingga nantinya dalam masa produksi dapat tetap fokus dan tidak melenceng dari ide dasar yang telah ditentukan.
Menulis naskah, dari ide dasar tadi kemudian kita tuliskan naskah sesuai dengan iklan apa yang akan kita produksi, tentukan juga storyline dan storyboard dari naskah yang sudah dibuat.
Planning, tahapan perencanaan ini mulai memikirkan semua aspek dalam produksi: menentukan kru produksi, survei menentukan lokasi dan marking spot yang sudah ditentukan setelah survei lokasi, mengurus perijinan jika diperlukan, menentukan gear apa yang akan digunakan, mencari atau casting talent/pemeran, menentukan budgeting produksi, membuat jadwal produksi, menyiapkan properti yang akan digunakan dalam proses produksi, serta hal-hal lain yang patut direncanakan.
Produksi