Sang ibu yang renta dan mata mulai kurang awas hanya bisa mendengar jerit rintihan. Amaak, sudah sampai sedada mak.. tolong mak. Amaak sudah sampai ke leher mak. Amaak.. tolong," jerit Dara jelita.
Sesal menyeyesakkan dada. Dara meminta maaf menagis pilu. sang ibu tiada bisa berbuat. Anak semata wayang yang digadang gadang kini ditelan bumi. Tanah lulue. tangis dan air mata buncah. sang ibu terduduk diseberang sungai tiada kuasa melangkahkan kaki hingga menjadi batu, batu menangis. menangisi anak terkasih. Menangisi keadaan dan penuh penyesalan. Kenapa hidup tiada berada. Duka begitu melekat melumuri hati membutakan mata dan harapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!