"Ilmu yang setengah-setengah jauh lebih berbahaya daripada tidak tahu sama sekali" -- Anonim
Bagi sebagian orang di Indonesia mungkin nama OPM atau Organisasi Papua Merdeka sudah tidak asing lagi. Namun pergerakan organisasi ini sangat populer di Selandia Baru dan mengkhawatirkan untuk kesatuan bangsa Indonesia.
Pergerakan ini khususnya didukung oleh orang-orang di Selandia Baru yang mayoritas pendukungnya mempunyai mengklaim diri mereka sebagai kelompok Maori dan Pasifika. Yang cukup mengecewakan adalah klaim bahwa mereka adalah saudara paling dekat orang Papua.
Ini tentu mendiskreditkan keberadaan jutaan orang Indonesia dari Aceh, Minang, Jawa, Bugis dan Ambon yang selama ini telah menjadi saudara sebangsa dan sama-sama berjuang bersama kawan-kawan Papua.
Agenda politik Selandia Baru
Ditambah lagi, pergerakan ini ditunggangi agenda politik dengan didukung oleh Catherine Delahunty yang merupakan anggota dari partai politik Green Party di Selandia Baru. Video-video dari Run It Straight, salah satu organisasi di Selandia Baru, juga terkenal sangat mendukung gerakan organisasi OPM.
Gerakan-gerakan ini sering melakukan demo dan protes agar NKRI berpecah dan melepaskan pulau Papua. Selain mereka merasa saudara dekat orang Papua, Gerakan ini juga mengklaim kalau mereka masih menyaksikan pembunuhan masal masih terjadi di Papua. Ini tentu bertentangan sekali dengan pembangunan dan kemajuan di Papua yang ada sekarang.
Klaim palsu vs aksi nyata
Seperti dikutip dari Tell the Truth NZ, ada tiga hal yang orang-orang dan pendukung gerakan OPM di Selandia Baru ini tidak tahu tentang apa yang sudah diperjuangkan oleh segenap bangsa Indonesia dan leluhur-leluhur kita.
Yang pertama, pada saat orang keturunan Maori dan Pasifika mengklaim mereka adalah saudara dekat orang Papua, mereka tidak bersama dengan kita yang bangsa Indonesia membebaskan orang Papua dari penjajahan Belanda. Salah satu perjuangan nyata adalah perjuangan dari Kapten Yos Sudarso yang gugur dalam pertempuran di Laut Aru untuk membebaskan wilayah Papua dari penjajahan Belanda.
Yang kedua, orang Maori dan Pasifika tidak bersama orang Papua pada saat pembunuhan massal di rezim Presiden Soeharto. Generasi muda bangsa Indonesia kitalah yang pada saat itu berjuang untuk membebaskan dan meruntuhkan rezim ini, bukan orang Maori, Pasifika atau Selandia Baru! Dan sekarang, Papua adalah salah satu provinsi yang paling maju di Indonesia.
Yang terakhir, gerakan-gerakan yang mendukung organisasi Papua merdeka banyak yang tidak tahu tentang perkembangan di sektor ekonomi dan sosial yang terjadi di daerah Papua.
Di sektor ekonomi kita tau bahwa Presiden Jokowi melakukan banyak pembangunan di daerah Papua untuk memajukan ekonomi masyarakat Papua seperti membangun Jalan Trans-Papua dan kebijakan BBM satu harga.
Sedangkan di sektor Sosial, banyak anak-anak muda yang berjuang dengan mendedikasikan diri mereka membangun Papua melalui berbagai gerakan seperti Indonesia Mengajar, KitongBisa, Buku untuk Papua program SM3T dan masih banyak lagi. Bahkan, banyak program pembangunan social di Papua didanai secara bersama-sama seluruh rakyat Indonesia melalui kitabisa.com yang mana pendirinya merupakan anak muda Indonesia.
Di lain pihak, gerakan-gerakan yang ada di Selandia Baru ini hanya melakukan protes dan menyebarkan kebencian seakan kita tidak melakukan apapun untuk memajukan masyarakat Papua.
Dari sini kita bisa lihat jelas, bahwa kita warga negara Indonesia berjuang dan mengambil tindakan yang menggambarkan kalau kitalah saudara terdekat orang Papua sejak sebelum zaman kemerdekaan. Sebaliknya orang-orang yang melakukan protes disini hanya menyebarkan kebencian, mengklaim kalau mereka adalah saudara terdekat orang Papua dan ingin merobek tali persaudaraan kita yang sudah lama terjalin dengan orang-orang Papua.
Sumber referensi:Â 1Â |Â 2Â |Â 3Â |Â 4Â |Â 5Â |Â 6Â |7|Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H