Mohon tunggu...
Sosbud

Penyanderaan atau Bukan, yang Dilakukan Kelompok Separatis di Papua adalah Kejahatan Kemanusiaan yang Ironis

29 November 2017   12:11 Diperbarui: 29 November 2017   18:47 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekerasan oleh kelompok separatis papua

Ketika kelompok separatis papua ini menguasai Desa Kimbeli dan Banti, laporan kekerasan mulai muncul. Seorang warga berinisial E atau mama L dilaporkan telah diperkosa oleh kelompok pimpinan Sabinus Waker itu. KKB juga merusakan kios warga yang telah ditinggalkan  oleh kelompok bersenjata dengan cara dibakar.

Hingga seluruh warga, baik pendatang maupun lokal dievakuasi, Polres Mimika menerima 85 laporan adanya tindak kekerasan yang dialami para pendulang emas tradisional, pemilik kios, pembeli emas yang rata-rata berasal dari berbagai suku di luar Papua. Tindak kekerasan itu mereka alami selama aksi pendudukan oleh kelompok separatis ini di Banti, Kimbeli, Utikini dan area longsoran dekat Kali Kabur selama lebih dari tiga pekan.

Dari puluhan kasus kekerasan itu, satu kasus tergolong tindak pidana berat, yaitu pemerkosaan, tiga kasus percobaan pemerkosaan, dan delapan kasus pelecehan seksual.

Warga juga melaporkan adanya kasus penganiayaan dengan ditodong menggunakan senjata api yang menimpa 19 orang, warga yang dirampas telepon genggamnya sebanyak 74 orang dengan total telepon genggam yang dirampas sebanyak 202.

Adapun uang yang dirampas komplotan bersenjata itu mencapai total Rp 107.500.000 dengan jumlah korban mencapai 15 orang dan emas yang dirampas mencapai total 254,4 gram dengan jumlah korban sebanyak tujuh orang.

Kejahatan yang dilakukan oleh kelompok separatis ini tentu merupakan kejahatan kemanusiaan yang tidak bisa dibiarkan. Sayangnya, kejahatan mereka mendapat dukungan dari berbagai pihak di luar negeri seperti dari Australia dan Selandia Baru.

***

Ulasan ini memunculkan kesimpulan bahwa kejahatan kemanusiaan oleh kelompok separatis papua ini adalah seuatu yang ironis. Pasalnya, beberapa kali bagian-bagian dari kelompok ini telah menyatakan bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang konyol. Mereka akhirnya menyatakan bahwa bergabung dengan Indonesia adalah pilihan terbaik sebab bukti-bukti telah menunjukkan bahwa Papua mendapat keistimewaan dari Indonesia, bukan sebaliknya.

Selama ini mereka bukanlah berjuang untuk warga Papua, tetapi malah membahayakan sesama orang Papua. Dalam beberapa bukti, mereka tak segan membunuh rekan sesama Papua mereka karena tidak mendukung aksi separatis mereka. Hal inilah yang baru saja terjadi di Banti dan Kimbeli.(*)

Disusun dari berbagai sumber: BBC Indonesia (2017), Kompas.com (2017), dan Kriminologi.id (2017)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun