Hallo. Ah bukan awal yang baik untuk memulai sebuah tulisan. Mengungkapkan sesuatu memang sangat sulit baik di tulisan ataupun secara lisan. Keduanya membuatku sulit, aku membutuhkan banyak impulse atau mungkin sedikit tipsy untuk mengantarkannya pada indraku. Dan ini adalah another tipsy moment.
Ingatkah kamu tentang event musik di kampus dulu? Tepatnya berada pada kampusmu. Pada saat itu kamu adalah bagian dari event itu, dan aku adalah bagian dari crowd yang sedang kebetulan datang pada saat itu.Â
Yang entah mengapa pada hari itu aku membatalkan pergi untuk menonton konser Copeland dan secara impulsif malah pergi ke kampus kamu. Pilihan yang sungguh kontradiktif.Â
Jelas sekali pada saat itu aku sangat menyukai Copeland dibandingan apapun yang ada di kampus kamu pada saat itu. Tapi entah kenapa aku memutuskan untuk pergi kesana, akupun tidak tahu jawabanya. Lagi-lagi Tuhan sangat humoris mempermainkan apa yang telah aku rencanakan.
Aku adalah orang yang sangat malas untuk mengingat suatu hari pada sebuah tanggal, tapi sangat senang sekali mengingat (berbagai) momen. Salah satu momen adalah hari itu. Berawal dari memandangi sekelilingku, ke sana-kemari, aku memandangi secara acak.Â
Tiba-tiba pandanganku terhenti pada suatu titik. Pandanganku terhenti tepat pada seorang wanita yang sedang duduk dan tampak seperti sedang kelelahan.
Aku memandanginya karena wanita tersebut bisa membuatku tertegun beberapa detik, ya dia sangat cantik. Tampaknya beberapa detik tersebut menjadi ratusan, bahkan ribuan.Â
Aku mendapatkan spot yang tepat untuk selalu mencuri pandang kepadanya. Aku sudah seperti pengintai yang lihai seperti Sherlock Holmes pada saat itu.Â
Jika memandangi orang seperti yang aku lakukan adalah sebuah dosa, aku adalah pendosa yang hebat. Memang terlalu dini untuk aku menyebutnya jatuh cinta pada pandangan pertama bahkan pada saat itu aku berpikir, untuk sekadar mengetahui namanya pun mustahil.Â
Maka pada saat itu aku hanya memutuskan untuk mengingatnya saja. Dia berambut pendek seperti jamur (Entah kenapa dia mengingatkanku seperti Zooey Deschanel, cantik).Â
Lalu satu titik kecil di bawah bibir pada bagian kanan membuatnya sangat mudah untuk diingat, tahi lalat. Sebenarnya aku sudah cukup mengingat akan dua hal tadi. Tetapi rasanya tetap masih belum cukup jika aku tidak mengingat sepatunya, warna pakaian yang ia kenakan, dan aksesoris yang ia pakai.
Dan sampai hari ini rasanya masih begitu surreal sebab wanita yang pernah aku curi pandang dalam jarak kurang lebih 5 meter sekarang sudah bisa aku pandangi bahkan dengan jarak kurang dari 5 sentimeter.Â
Kamu tahu? sekarang aku tahu, kenapa Tuhan saat itu mengubah apa yang sudah aku rencanakan. This is somekind of way God telling us to meet each other. And this feeling grow bigger than I could even notice. Even when years have passed.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H