Disuatu kesempatan seminar yang saya datangi, Yuliandre Darwis (ketua KPI) sebagai pembicara kala itu, ia mengatakan acara itu tidak melanggar aturan penyiaran indonesia. Ia juga menambahkan bahwa jelas penyangan nya tersebut juga telah berlabel R-BO (Remaja-Bimbingan Orang tua) selain itu ia juga memberi penjelasan-penjelasan lainnya mengapa acara tersebut diperbolehkan tayang.
Seperti dicuci otak saya kala itu, adakalanya benar yang disampaikan ketua KPI tersebut. Namun seketika saya ingat dengan pendapat Haji Bolot sebagai pelawak senior indonesia. Ia mengatakan bahwa acara-acara lawak sekarang itu bukanlah melawak, melainkan bercanda. Dan saya sangat setuju dengan apa yang dikatakan beliau, bukankah seperti itu yang diperlihatkan acara lawak saat ini. Sehingga tidak perlu heran mengapa candaan anak-anak kini kadang tidak berbobot.
Social Media
Berbicara fenomena Kids Jaman Now, media sosial lah sebagai inangnya. Instagram terutamanya sebagai social media yang paling mendominasi dari social media lain. Postingan atau unggahan siapa pun bisa dilihat (terkecuali akun yang dikunci). Terlebih bahkan menjadi mudah apabila menggunakan tagar Kids Jaman Now dikolom pencarian dan seketika kita dapat mengetahui apa yang sedang tren saat ini.
Sisi buruknya apabila tagar dan unggahan Kids Jaman Now diisi dengan hal-hal yang tidak bermakna dan positif. Tidak menutup kemungkinan tren negatif juga berkembang dikalangan anak-anak. Seperti contoh, unggahan dengan tagar Kids Jaman Now dan gambar atau video diunggahan tersebut berupa seseorang yang sedang makan ditempat mewah, atau menggunakan pakaian yang tak pantas, atau membuat parodi tidak berbobot, atau kebut-kebutan saat berkendara.
Realita
Sebenarnya secara kasar Kids Jaman Now tidak akan berpengaruh apabila kita memiliki ketidak pedulian. Sebuah realita bisa diterima apabila hadir sebuah empati didalamnya. Maksudnya adalah Kids Jaman Now seperti tren hedonisme tidak perlu dicontoh tohkita masih hidup juga kalau tidak hedonisme. Anak-anak tidak perlu mengikuti tren pacaran, toh jika tidak pacaran pun mereka tetap aman-aman saja, bahkan masa kecilnya terselamatkan bahagia bermain bersama teman dan giat belajar tanpa memikirkan kisah percintaan.
Pengawasan                  Â
Dari pengaruh baik dan buruknya fenomena Kids Jaman Now ini tetap saja harus mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak, terlebih orang tua. Orang tua sebagai institusi yang paling kecil dan paling dekat dengan kita harus menjadi pengawas bagi pengaruh fenomena-fenomena sejenis yang akan datang.
 Orang tua memberikan bimbingan mana baik yang patut dicontoh dan mana yang buruk harus dihindari adalah langkah awal yang perlu dilakukan. Sementara itu lembaga pemerhati anak dan semacamnya juga bisa turut berperan memberikan wejangan terkait fenomena-fenomena yang sedang naik daun. Seperti yang dilakukan Kak Seto sebagai Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak ia menyampaikan wejangan tentang Kids Jaman Now bahwa fenomena seperti ini harus diisi dengan hal positif.
Disisi lain fenomena-fenomena seperti ini tidak juga harus dibatasi penuh. Tetapi apabila bisa dimanfaatkan untuk hal yang positif seperti yang saya katakan diawal, maka tidak salah dilakukan. Karena anak-anak pun dan bahkan semua orang butuh aktualisasi diri dan hiburan bukan? Tetapi alangkah baiknya jika aktualisasi diri dan hiburan yang dibuat adalah yang berbobot, mendidik dan tidak berpengaruh buruk.