Gambaran Singkat Potensi Desa
Kelurahan Jember Lor merupakan salah satu dari beberapa kelurahan di Kecamatan Patrang dengan luas 247.176 ha, yang terdiri dari 101.530 ha lahan sawah, 88.5 ha lahan tegalan, 14,5 ha lahan pekarangan, dan 42.646 ha lain-lain. Kelurahan Jember Lor terdiri dari 6 dusun atau lingkungan, antara lain lingkungan Krajan, Kreyongan Atas, Kreyongan Bawah, Pagah, Tegalrejo, dan Wetan Kantor, yang di dalamnya terdapat 24 RW dan 88 RT. Fasilitas-fasilitas yang tersedia di Kelurahan Jember Lor meliputi 17 sekolah, 9 bank, 1 koperasi, 1 KUD, dan 2 pasar. Secara geografis, Kelurahan Jember Lor berbatasan dengan desa-desa atau kecamatan lain, seperti:
- Sebelah utara berbatasan dengan : Kelurahan Patrang
- Sebelah Selatan berbatasan dengan : Jember Kidul
- Sebelah Timur berbatasan dengan : Sumber sari
- Sebelah Barat berbatasan dengan : Gebang
Berdasarkan data BPS tahun 2010, jumlah penduduk Kelurahan Jember Lor sebanyak 19.017 jiwa, yang terdiri dari 9.644 laki-laki dan 9.373 perempuan. Penduduk di Kelurahan Jember Lor sebagian besar sudah memilik pekerjaan atau mata pencaharian untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Sebagian besar penduduk Kelurahan Jember Lor bermata pencaharian sebagai petani dan PNS, akan tetapi juga tidak sedikit penduduknya yang bermata pencaharian sebagai pedagang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Umumnya, penduduk yang bekerja sebagai pedagang dilakukan oleh penduduk perempuan yang juga berperan sebagai ibu rumah tangga. Penduduk yang bekerja sebagai pedagang diantaranya merupakan (a) penjual aneka keripik, (b) penjual kue-kue tradisional, dan (c) pedagang toko kelontong. Khusus untuk penjual aneka keripik, salah satunya dikembangkan oleh seorang warga RT 03, RW 03, Lingkungan Kreyongan Atas yang berjualan keripik tempe. Penjualan produk keripik tempe tersebut biasanya dilakukan dengan menitipkan produk di pasar tradisional (Pasar Kreyongan) dan menjual produk dari hasil pesanan pelanggan. Penjualan keripik tempe masih dilakukan secara konvensional atau belum mengenal sistem pemasaran modern (digital marketing).
Adanya pandemic Covid 19 yang telah berlangsung hampir 2 tahun ini, berdampak pada penurunan pendapatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena adanya pembatasan dalam melakukan beberapa aktivitas atau pekerjaan. Salah satu aktivitas yang terdampak yaitu UMKM di bidang kuliner yang dijalankan secara individu oleh seorang warga RT 03, RW 03, Kel. Jember Lor, Kec. Patrang, Jember.
UMKM tersebut berjualan makanan berupa “Keripik Tempe” yang pendapatannya menurun drastis akibat pandemic covid 19. Sebelum adanya pandemic Covid 19 ini, produksi keripik tempe dapat dilakukan setiap hari dan selalu terjual habis. Akan tetapi, adanya pandemic Covid 19 ini, produksi keripik tempe semakin menurun karena sepi pembeli. Terlebih lagi, pemasaran produk yang masih bersifat konvensional menyebabkan pendapatan pemilik usaha keripik tempe tersebut menurun drastis. Selain itu, permasalahan lainnya yaitu seorang UMKM di Kelurahan Jember Lor ini kalah saing dengan beberapa penjual keripik tempe di daerah lainnya di wilayah Jember yang produknya sudah mengalami perkembangan, seperti perkembangan dalam hal inovasi rasa dan desain packaging.
Sedangkan produk keripik tempe yang dijual oleh seorang pelaku usaha di Kelurahan Jember Lor ini hanya mempertahankan rasa yang original dan pembungkus keripik tempe hanya terbuat dari plastic biasa. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh seorang UMKM di Kelurahan Jember Lor tersebut, maka saya, Ajeng Melanea Dea Pitaloka, Mahasiswi Universitas Jember yang saat ini sedang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village di Kelurahan Jember Lor ini, tertarik untuk membantu seorang UMKM di Lingkungan Kreyongan Atas, Kelurahan Jember Lor agar mendapatkan solusi dari permasalahan penurunan pendapatan dari hasil penjualan keripik tempe tersebut.