Kepergian sang abang, Rifva Riandi Sinaga (16/06/2013) membuat duka yang mendalam bagi keluarga besarnya, tak terkecuali bagi Rahmat Fredy Sinaga atau yang lebih dikenal dengan Raffreds Northman, seorang blogger yang tengah naik daun.
Tim Berita Hari ini mendapatkan kesempatan khusus untuk mewawancarai Raffreds yang tengah berada di kediaman orang tuanya, Kota Dumai Propinsi Riau melalu sambungan telepon. Wawancara singkat ini mengulas mengenai tragedi kematian dan sosok Rifva Riandi di mata keluarga besarnya.
Apakah anda mengetahui informasi mengenai kronologi kejadian menginggalnya kakak anda?
Saya sejujurnya belum tahu informasi yang detil. Setahu saya, kejadiannya hari minggu pagi waktu kalimantan, saya dikabari pihak keluarga melalui telepon. Penyebabnya adalah korsleting listrik di rumah dinas sehingga terjadi kebakaran.
Pada hari minggu pagi anda sedang berada dimana?
Saya sedang on the way ke acara Meet and Greet Telkomsel Langit Musik di kawasan Jakarta Pusat. Setelah dapat telepon, saya langsung menuju kantor pusat perusahaan abang saya di kuningan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Apa yang anda lakukan setelah mengetahui kabar bahwa kakak anda meninggal?
Pastinya saya kaget dan sempat nangis. Saya masih nggak percaya abang sudah pergi. Terus saya duduk sebentar buat menenangkan diri, dan langsung menuju kantor pusat perusahaan abang saya yang ada di kuningan.
Bisa anda jelaskan secara singkat mengenai sosok kakak anda?
Abang saya namanya Rifva Riandi Sinaga, lahir dan besar di Kota Dumai. Lulus SMA, beliau pindah ke Padang, kuliah di Universitas Bung Hatta. Kemudian, setelah lulus diterima kerja di Kalimantan.
Kalau kami boleh tahu, kakak anda kerja diperusahaan apa dan sebagai apa?
Saya cuma bisa katakan, abang saya bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Bagaimana proses jenazah almarhum kakak anda sampai di Kota Dumai?
Saya dan perwakilan kantor pusat perusahaan abang saya di Jakarta, berangkat menuju Pekanbaru. Kemudian, perwakilan kantor di kalimantan berangkat bersama jenazah mengantar hingga ke Kota Dumai.
Bagaimana kesedihan keluarga yang bisa anda ceritakan?
Sangat sedih sekali. Mama saya sampai lemas karena nggak bisa makan satu harian, masih nangis yang keceng banget. Untung ada kakaknya mama (tante) dan saudara yang datang untuk menghibur sehinggu cukup membantu untuk menenangkan keadaan psikologis mama. Papa juga begitu sedih, cuma kalau cowok kan biasanya lebih tegar, nggak terlihat cengeng.
Apa yang anda lakukan selanjutnya setelah peristiwa ini?
Saya akan stay untuk beberpa minggu di Dumai. Setelah keadaan sudah kondusif, baru saya pulang ke Jakarta dan melanjutkan aktifitas seperti biasa.
Terima kasih atas kesempatan yang anda berikan untuk diwawancarai oleh Tim Berita Hari Ini. Kami juga mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya kakak anda. Semoga anda dan sekeluarga tabah.
Terima kasih kembali.
(benny)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H