Bencana Alam Tanah Longsor di Sekitar Area Parung Panjang: Sebuah Peringatan untuk Kita Semua
Tanah longsor kembali melanda kawasan Parung Panjang tepatnya di Jl H.Hambarsy (dekat perumahan Golden Flower), sebuah peristiwa yang mengingatkan kita akan pentingnya kewaspadaan terhadap bencana alam di wilayah rawan. Kejadian ini terjadi pada tanggal 5 Oktober 2024, sekitar pukul 16.45WIB, diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi selama beberapa hari terakhir.
Kronologi Kejadian
Hujan deras yang mengguyur kawasan Parung Panjang tepatnya di Jl.H Hambarsy sejak awal Oktober 2024 menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat jenuh air. Curah hujan yang deras kerap
kali menjadi pemicu terjadinya bencana alam, seperti banjir dan longsor,
terutama di daerah dengan kontur tanah yang tidak stabil. Salah satu kejadian
terbaru adalah longsor yang terjadi di Jalan H. Hambasry, yang dipicu oleh
hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut dalam beberapa jam.
Kondisi infrastruktur di lokasi tersebut dinilai belum sepenuhnya mampu
menghadapi risiko bencana seperti longsor. Jalan yang berada di kawasan
perbukitan atau daerah rawan longsor sering kali tidak memiliki sistem drainase
yang memadai atau penguatan tebing yang optimal. Hal ini mengakibatkan
tingginya kerentanan wilayah tersebut terhadap bencana saat hujan deras
datang.
Saat kejadian, untungnya tidak ada korban jiwa hanya, sayang nya jalan
alternatif yang biasa digunakan warga sekitar untuk mempendek jarak dari
Malang Tengah menuju Parung Panjang terpaksa tidak bisa digunakan.
Faktor Penyebab
Selain curah hujan tinggi, ada beberapa faktor lain yang diduga menjadi pemicu tanah longsor ini, antara lain:
Penggundulan Hutan: Aktivitas pembukaan lahan untuk pertanian dan pembangunan perumahan tanpa memperhatikan aspek konservasi telah mengurangi daya dukung tanah di kawasan tersebut.
Kontur Tanah yang Labil: Wilayah Parung Panjang dikenal memiliki kontur tanah yang rentan terhadap pergerakan, terutama jika terjadi hujan deras secara terus-menerus.
Drainase yang Buruk: Kurangnya saluran pembuangan air yang memadai memperparah kondisi tanah yang sudah jenuh air.
Tindakan Penanganan
masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menghindari daerah rawan longsor, terutama saat musim hujan. Pemerintah juga berencana melakukan penanaman kembali hutan di area rawan dan memperbaiki sistem drainase untuk mengurangi risiko bencana serupa di masa depan.
Pentingnya Kesadaran Masyarakat
Bencana tanah longsor ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam. Masyarakat perlu lebih sadar akan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan, seperti penggundulan hutan dan pembangunan tanpa izin yang dapat memicu bencana.
Selain itu, edukasi mengenai mitigasi bencana harus ditingkatkan, termasuk mengenali tanda-tanda awal longsor dan tindakan penyelamatan diri. Dengan langkah preventif yang tepat, diharapkan risiko bencana tanah longsor di masa depan dapat diminimalkan.
Penutup
Bencana tanah longsor di Parung Panjang bukan hanya sekadar peristiwa alam, tetapi juga peringatan bagi kita untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Mari bersama-sama menjaga alam, meningkatkan kewaspadaan, dan mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi risiko bencana. Dengan langkah yang tepat, kita dapat melindungi diri dan generasi mendatang dari ancaman serupa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI