Mohon tunggu...
Ikma Aliah
Ikma Aliah Mohon Tunggu... Freelancer - Kupas tuntas berita dan seluk beluk seputar film, bisnis, jasa detektif swasta dan yang lagi marak di Indonesia.

Penyuka dan penulis iseng seputar media digital, photografi, action, investigasi dan yang lagi marak di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Revolusi Bisnis Biro Jodoh dalam Mengubah Budaya Kencan di Indonesia

13 Maret 2020   11:45 Diperbarui: 13 Maret 2020   11:45 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi memberikan dampak yang sangat besar terhadap media komunikasi. Kemunculan smartphone dan kemudahan akses internet merupakan salah satu penemuan dalam bidang teknologi komunikasi yang sangat merubah budaya berkomunikasi orang-orang saat ini, dimana dulu biaya berkomunikasi terbilang rumit dan mahal, saat ini semuanya menjadi lebih mudah dan semakin murah atau bahkan dalam beberapa aspek tidak berbayar sama sekali. 

Budaya Kencan di Indonesia pada tahun 90-an

Sumber gambar Pinterest
Sumber gambar Pinterest

Jika kita mundur pada 4 dekade kebelakang sebelum internet bermediasi dalam komunikasi, seseorang menemukan pasangan kencan dengan cara-cara konvensional seperti misalnya dipertemukan oleh orang tua, diperkenalkan oleh teman, atau bertemu di acara yang memungkinkan untuk bertemu dengan orang banyak. Di era digital ini pencarian pasangan kencan lebih dipermudah dengan adanya aplikasi kencan online.

Bisnis Aplikasi Kencan Online Tinder Merubah Perilaku Bangsa

Disini saya akan mengambil Tinder sebagai salah satu aplikasi kencan online yang paling diminati pada jajarannya.  Parameter ini saya ambil dari rating pada AppStore dan PlayStore sebagai aplikasi kencan online tertinggi dengan peminat tertinggi. Wow! Menurut saya Tinder merupakan sarana komunikasi interpersonal yang yang menarik. 

Dilansir dari Daily Sosial ID, Tinder hadir di Indonesia sebagai bagian dari ekspansi yang tengah digencarkan untuk menumbuhkan bisnis. Terlebih kini Tinder juga menghadirkan Official Account Instagram untuk Tinder Asia Tenggara, dimana dalam promosinya mereka sangat gencar dalam memberikan afirmasi-afirmasi positif dan keuntungan lainnya dalam ber-Tinder-ria

Mungkin bagi bisnis seperti Tinder, kondisi Indonesia saat ini memang menjadi sebuah momentum dan bonusnya adalah demografi Indonesia membawa segmen pasar digital yang ada saat ini didominasi dengan warga milenial. Didukung dengan keramah tamahan penetrasi sosial orang Indonesia yang mudah dan pertumbuhan jaringan internet dan juga penggunaan ponsel pintar, tentunya layanan digital makin menjadi gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan dari keseharian.

Penipuan Kencan Online Tinder hingga menyewa Jasa Detektif Swasta

privateinvestigator-stories.com
privateinvestigator-stories.com
Di balik seluruh keunggulan Tinder dalam mempermudah jaringan untuk mendapatkan pasangan, sangat disayangkan bahwa tidak seluruh dari para pengguna Tinder memiliki pemahaman dan ideologi yang sama dalam memahami penggunaan aplikasi kencan online ini. 

Sebagian dari para pengguna aktif memang memperhatikan dimensi-dimensi khusus mengenai percintaan, hasrat, keintiman dan komitmen untuk melangkah pada jenjang yang lebih serius dalam memahami setiap proses hubungan yang dihasilkan melalui Tinder dengan cara berkencan. 

Namun dalam beberapa kasus terdapat juga para pengguna aplikasi kencan online Tinder yang mengambil setiap kesempatan yang ada dalam aplikasi ini sebagai sarana untuk menyalurkan hasrat seksualnya saja, atau bahkan menjual iming-iming cinta demi meraup keuntungan finansial semata.

Dilansir dari DetikX pada segmen Bisnis, salah seorang Detektif Swasta Wanita bernama Jessica menceritakan bahwa pasangan dari kencan online ini belum pernah bertemu atau bertelepon, hanya bertukar pesan lewat WhatsApp dan karena si pria yang adalah korban, dia termakan iming-iming cinta kepada "perempuan" tersebut, sehingga seorang pria yang merupakan pengusaha besar itu tak sayang mengirimkan uang hingga puluhan juta rupiah kepada "pacar online"-nya. 

Hingga kemudian pria ini sangat penasaran dengan pacar online-nya ini, dia lalu menyewa jasa detektif swasta untuk mencari informasi soal pacar cantiknya itu, dan telaklah memang pacar online-nya ternyata seorang laki-laki banci. Kisah lengkapnya saya baca dari situs Kisah Detektif Swasta Mengungkap Penipuan Kencan Online Tinder.

Dapat dibayangkan bukan berapa besar dana yang telah dikucurkan oleh pria ini? Ditambah lagi dengan biaya sewa jasa detektif swasta menungkap penipuan kencan online tersebut. Luar biasa memang aplikasi kencan online sampai hati dibuat lagi tak berdaya. Namun hal ini tidak lagi mengejutkan, beberapa orang diluar sana tentunya pernah memiliki pengalaman pahit yang lainnya seputar penggunaan aplikasi kencan online.

Budaya Kencan di Indonesia Tergerus Revolusi Digital 

spaceo.ca
spaceo.ca

Sejatinya setiap para pengguna Tinder pastinya memiliki pemahaman, ideologi dan tujuan yang berbeda-beda sebagai proses menjalin hubungan di dunia online. 

Dalam proses hubungan kencan online seperti Tinder, sesungguhnya apa-apa yang dicantumkan oleh para pengguna pada biografi adalah apa yang mereka ingin orang lain lihat pada diri mereka sebagai bahan pemancing untuk menarik para pengguna lainnya untuk kemudian terjadi match, selanjutnya untuk mengetahui benar dan tidaknya tujuan-tujuan serta pemahaman dari para pengguna tersebut harus dilakukan komunikasi dan investigasi yang lebih mendalam mengenai orang tersebut dengan melakukan pertemuan offline atau dengan beberapa kali pertemuan selanjutnya untuk mengetahui tentang siapa dia dan apa tujuan dia dalam bermain Tinder.

Menurut saya hal ini jelas menunjukan bahwa aplikasi Tinder telah berhasil menjadi sarana yang dengan mudah mengubah perilaku orang di Indonesia dalam berhubungan dengan mediasi online. Karena medianya berubah maka behaviornya pun ikut berubah, sehingga perilaku bangsa dan adat istiadat budaya menjadi semakin tergerus dan mengikuti adat yang bukan lagi merupakan adat istiadat budaya Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun