Mohon tunggu...
Berita Prestasi
Berita Prestasi Mohon Tunggu... Jurnalis - Berita Prestasi NTB

Saya sangat senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengulik Kisah Ahmad Ilham Wahyudi Mahasiswa Berprestasi Peraih Wisudawan Terbaik Utama UIN Mataram

22 Juli 2023   16:00 Diperbarui: 22 Juli 2023   16:03 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meraih IPK CUMLAUDE

dokpri
dokpri
3,90, Ahmad Ilham Wahyudi berhasil lulus dari program studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Mataram (UIN Mataram) pada 30 Juli 2022 lalu. Wahyudi sapaannya juga berhasil menyelesaikan studi S1-nya secara cepat yakni 3,8 tahun.

Ahmad Ilham Wahyudi merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Wahyudi lahir di Pray pada hari ahad, 11 Juli 1999 ini merupakan Wisudawan Terbaik utama I Universitas pada Wisuda ke-43 dari program studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuluddin (FUSA) Universitas Islam Negeri Mataram UIN Mataram dan memperoleh hadiah Tabungan Haji dari bank Syariat Indonesia (BSI).

Jika menilik dari kehidupannya, Wahyudi terlahir dari keluarga yang tergolong berkecukupan (sederhana), di mana orang tuanya berprofesi sebagai pedagang. Tapi, hal tersebut tidak membuatnya merasa insecure atau bahkan minder dari orang lain dalam meraih mimpi dan cita-citanya. Sebagai bukti, Dia merupakan mahasiswa dengan segudang prestasi selama berstatus mahasiswa.

Wahyudi memulai bercerita tentang kisah perjalanan dan pengalamannya sejak menjadi mahasiswa hingga menjadi mahasiswa berpresatsi dan menjadi wisudawan terbaik Utama UIN mataram. Wahyudi juga memiliki argumen sendiri memilih program studi Ilmu Al-Qur’an dan tafsir. Setelah lulus MAN (MAN 2 Mataram), Wahyudi tak langsung melanjutkan studi kuliah. Dia lebih memilih melanjutkan hafalan al-Qur’annya di Jombang, Jawa Timur.

“Sejak pertama mendaftar sebagai mahasiswa di UIN Mataram, saya sangat berkeinginan mengambil program studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dengan argumen bahwa memang Allah SWT memberikan saya skill dan minat pada diskursus keilmuan ini sehingga sangat relevan dengan program studi ini, dan Alhamdulillah (Tahaduts bin Ni’mah) saya telah menyelesaikan hafalan al-Qur’an 30 Juz (Hafidz Qur’an) yang membuat saya haus dan ingin mengkaji secara mendalam dan komprehensif kajian tentang al-Qur’an.” Ia bercerita seakan-akan flashback mengingatkannya kembali pada masa awal menjadi mahasiswa di UIN Mataram.

Selama masa perkuliahan, Wahyudi banyak memperoleh beasiswa baik dari internal dan eksternal yaitu beasiswa tahfidz dan beasiswa prestasi dari UIN mataram dan mendapatt beasiswa dari Bank Indonesia (BI) NTB. Berkat beasiswa-beasiswa itulah Wahyudi dapat meringankan beban orang tuanya dan mendapatkan fasilitas pendidikan secara gratis mulai dari biaya pendidikan, biaya hidup, dan biaya buku.

Wahyudi dikenal di lingkungannya sebagai mahasiswa berprestasi, terbukti selama berstatus sebagai mahasiswa di UIN Mataram, Ia banyak menorehkan prestasi baik di tingkat regional bahkan di tingkat nasional. Hal tersebut tentunya mampu memberikan kebanggaan tersendiri baik bagi orang tuanya, keluarga, lingkunannya, dan kampus tentunya. Berikut prestasi-prestasi yang diperoleh Wahyudi selama berkuliah di UIN Mataram:

Delegasi provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional di Medan, Sumatera Utara (2018), Delegasi UIN Mataram di PIONIR Nasional PTKIN di UIN Malang (2019), Juara 1 Musabaqah Fahmil Al-Qur’an (MFQ) Tingkat Mahasiswa se-Pulau Lombok (2019), Finalis Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional (2019), 150 Penulis Terpilih Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional, Peraih Rektor Award kategori Mahasiswa Berprestasi UIN Mataram (2019), Delegasi UIN Mataram untuk KKN Kolaborasi Nusantara (2021), Juara 1 Mahasiswa dengan Program Kerja Terkreatif (KKN Kolaborasi Nusantara) (2021), Juara 1 Lomba Video Pendek Badan Narkotika Nasional (2021), Juara 1 Pemilihan Santri Sadar Lalu Lintas (2021), Delegasi UIN Mataram untuk OASE (Olimpiade Agama, Sains dan Riset 1) UIN Ar-Raniry Aceh (2021), Semifinalis OASE (Olimpiade Agama, Sains dan Riset 1) UIN Ar-Raniry Aceh (2021), Juara 2 MTQ Cabang M2IQ (Makalah Ilmiah Al-Qur’an) (2021), Juara 3 MTQ Cabang M2IQ (Makalah Ilmiah Al-Qur’an) (2019), Juara 1 Lomba Tahfidz 5 Juz Tingkat Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (2018), Juara 2 Lomba Penulisan Opini Tingkat Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (2018), Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (2018), Juara 3 Lomba Debat Politik Tingkat Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (2018), Juara 1 Lomba Tahfidz 3 Juz Tingkat Ma’had Al-Jami’ah UIN Mataram, Juara 1 MFQ Tingkat Nasional dalam Gebyar Kompetisi Ilmiah Nasional Mahasiswa Ushuluddin UIN Raden Fatah Palembang 2022 (Bulan Juli 2022), Awardee Beasiswa Tahfidz UIN Mataram, Awardee Beasiswa Prestasi UIN Mataram, Awardee Beasiswa Bank Indonesia NTB (GenBI) 2021 dan 2022 dan pastinya yang paling berkesan dan memorable baginya adalah ketika mendapatkan hadiah umrah dari pemerintah Nusa Tenggara Barat karena menjadi juara 1 MTQ tingkat Provinsi.

Selain unggul dalam bidang akademik, Wahyudi juga unggul dalam bidang non-akademik. Di tengah kesibukkannya menjadi seorang mahasiswa, Wahyudi sangat aktif dalam mengikuti komunitasnya, seperti komunitas GenBI (Generasi Baru Indonesia) atau Awardee Beasiswa Bank Indonesia NTB (GenBI) 2021 dan 2022, Komunitas Belajar Tafsir Al-Qur’an dan Tafsir, Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (HMPS), PMII, ESC, dan lain sebagainya. Di masyarakat pun, Wahyudi aktif di Karang taruna desa Kuripan Utara, sebagai Ketua TPQ Darul Qur’an Kumbung Tengah, Remaja Masjid, DKM, Koperasi, dan lain sebagainya.

Tak pernah habis, Cukuplah, hampir semua prestasi ia raih dan dapatkan diborong olehnya. Rasanya tak akan pernah cukup untuk menuliskan kisah perjalanan dan pengalaman serta prestasinya dalam secabik kertas putih, dan tidak akan habis untuk didialogkan dalam sehari saja.

Tak puas dengan prestasi-prestai di atas, pada akhir statusnya sebagai mahasiswa UIN Mataram dan sebagai penutup, Wahyudi kembali menorehkan prestasi sebagai Wisudawan Terbaik Utama I Universitas pada Wisuda ke-43 UIN Mataram. Prestasi yang menjadi dambaan dan impian semua mahasiswa. Sungguh akhir dan penutupan yang sangat indah dan penuh kebanggaan.

Dalam keterangannya, Wahyudi mengaku tidak pernah menaruh ekspektasi yang terlalu tinggi bahkan untuk menjadi Wisudawan Terbaik Utama, karena menurutnya hal tersebut merupakan suatu hal yang tidak mungkin (impossible) karena menurutnya dari berbagai keterangan yang biasanya menjadi lulusan atau Wisudawan Terbaik Utama Universitas pasti berasal dari Program Studi atau Fakultas yang lain, seperti Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTK), Fakultas Syari’ah (FS), dan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK).

“Jadi flashback nih, saya masih ingat pada saat itu (maksudnya saat jadi mahasiswa) jikalau berbicara soal target, saya menargetkan yang penting kuliah (menuntut ilmu), membahagiakan dan membanggakan orang tua dan keluarga, menjadi mahasiswa berprestasi (dengan mengikuti lomba-lomba), dan kaitanyya dengan IPK intinya harus di atas 3,50 lah biar dapat predikat Cum Laude,” ungkapnya sambil tersenyum-senyum mengingat target masa awal-awal perkuliahan.

Lebih lanjut, Wahyudi menuturkan bahwa menjadi wisudawan terbaik utama di universitas merupakan sebuah prestasi yang menciptakan sejarah baru (New History), tidak hanya bagi dirinya sendiri, akan tetapi bagi program studi dan fakultasnya. Mengingat selama UIN Mataram mengadakan wisuda, untuk pertama kalinya mahasiswa dari program studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi Utama menjadi dan meraih titel wisudawan terbaik utama.

Rasa syukur, bahagia dan haru menyelimuti yang tak bisa lagi disembunyikan, terlihat dari raut mukanya dan orang tuanya, matanya berkaca-kaca seolah-olah memberikan pesan begitu bersyuku dan bangganya Wahyudi menjadi pencetak dan terciptanya sejarah baru itu.

Menyandang titel wisudawan terbaik utama, tentunya buka suatu hal yang mudah dalam meraihnya, seseorang harus melewati lika liku dan proses yang panjang dengan banyaknya ujian dan cobaan. Wahyudi mengungkapkan untuk “jangan pernah untuk berhenti berproses, karena jika kita berhenti untuk berproses, maka di situlah kita akan gagal (mati langkah).”

Tak hanya dikenal sebagai sosok yang cerdas dan berprestasi, Wahyudi juga dikenal sebagai sosok laki-laki yang taat beragama (shaleh). Wahyudi membeberkan tips dan trik rahasia kesuksesannya dengan senantiasa dekat dengan sang Pencipta. Tiada hari yang dilampaui tanpa dekat dengan al-Qur’an dengan membaca, memuraja’ah hafalan, menelaah, dan lain sebagainya, sebelum tidur pun Wahyudi menjadikan shalat sunah hajat dan taubat, shalat duha, shalat tahajjud, dan setiap harinya harus ada sesuatu yang dibaca dan dipahami entah apapun itu. Dan yang paling besar dan selalu dia ingat adalah doa Mustajab dari orang tuanya.

Pada akhir ceritanya, Wahyudi berpesan kepada semua orang khusunya mahasiswa untuk selalu memanfaatkan waktu yang ada (Do The Best Everytime) apalagi pada masa muda, menggunakan berbagai kesempatan (Opportunity) untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman untuk mempersiapkan bekal di masa yang akan datang, janagn banyak mengeluh dan menunda-nunda waktu yang telah diberikan Allah SWT.

“Ketika seseorang memiliki kesempatan menjadi mahasiswa khususnya di UIN Mataram, harus memanfaatkan kesempatan tersebut dengan banyak belajar, berdiskusi, menikmati setiap proses dan pengalaman yang ada, membangun interkoneksi atau relasi, dan jangan hanya sekedar menjadi mahasiswa KUPU-KUPU (Kuliah Pulang-Kuliah Pulang). Sangat boleh untuk menikmati dunia perkuliahan dengan bermain dan lain sebagainya, asalkan tidak berlebihan dan tetap di jalur yang positif,” ungkapnya dengan tegas.

Teruslah belajar sampai maut menjemput, agar selalu bisa fleksibel dengan berbagai perubahan situasi, kondisi maupun zaman. Dekati Allah SWT, Istiqamah, Be Your Self, The Best Every time, Never Give Up, Jalani dan Syukuri setiap proses dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan untuk memantapkan dan memantaskan diri serta menyiapkan bekal untuk menghadapi dunia yang sesungguhnya (The Real of Life) yakni dunia kerja, lingkungan keluarga maupun masyarakat di mana segala bentuk rintangan, tantangan, hambatan, serta ujian yang dihadapi akan lebih berat apabila dibandingkan ketika kita masih berada di dunia perkuliahan. Tetap Semangat dalam meraih mimpi ya.

“Man Jadda Wajada” (Siapa yang bersungguh-sungguh pasti dapat)” dan pastinya yang terpenting dalam hidup ini adalah

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia (lainnya).” ujarnya sembari tersenyum menawan dengan mata berbinar penuh harapan dan semangat menutup percakapan siang hari itu.

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun