Mohon tunggu...
Otak atik berita
Otak atik berita Mohon Tunggu... -

kalem, suka baca berita lucu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengharap Ruh Presiden Indonesia ke Depan

18 Desember 2011   02:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:07 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika membaca catatan mantan Menlu AS era George W. Bush, Condoleeza Rice. Saya hanya mampu tersenyum.Ia menulis Memoar dalam bukunya, begini :kepemimpinan Presiden BJ Habibie, Gus Dur, dan Megawati , LEMAH. Sebaliknya ia memuji-muji Presiden SBY. Kita tau, pantas saja ia memuji-muji kepemimpinan SBY, karenaPresiden SBY yang pernah menulis terbuka di International Herald Tribune bahwa ia menganggap USA sebagai his second country with all its faults. Tunduk abis!!.

Kita tahu bahwa, ketika kepemimpinan BJ Habibie, arah dan kebijakan politiknya mengarah ke Germany. Megawati, lebih condong ke Rusia sementara, Gus-dur memiliki pemikiran yang cukup global, ia bertindak sesuka hatinya dan kebijakan Amerika tidak digubrisnya, tentu saja kebijakan-kebjikan Luar Negeri yang dikembangkan Rice, tidak sesuai harapan mereka. Jadi pantas saja dia membuat catatan begitu.

Kitapun tahu, Amerika ingin menjadi dan merasa sebagai negara “Polisi Dunia”mengakui dirinya sebagai “Decicion Maker” di bumi ini. Karena itulah ia berusaha untuk mengatur dunia ketiga untuk mengikuti kebijakan politik luar negri Paman Sam itu. Kita, Indonesia misalnya, pengaruh Amerika di Indonesia begitu kuat, karena presiden dan pebisnis serta pejabat negara lainnya, mudah dipengaruhi apa keinginan Amerika.

Sebagai negara yang berdaulat, siapapun dan apapun itu, tak muda dipengaruhi oleh orang lain. Apalagi negara Amerika.Persoalannya adalah, kita harus mencari figur atau ruh pemimpin yang bener-bener mencintai tanah airnya, mencintai SDA dan SDM yang ada dalam cakupan wilayahnya untuk dijaga dan dilestarikan.Jadi, wajar saja Amerika, menganggap SBY sebagai anak ‘Emas’karena SBY membiarkan pengaruh politik, ekonomi budaya dan sosial, memasuki setiap centi tubuh manusia dan tanahnya, mengerukhabis potesi ekonomi dan memberi harapan pendidikan Ala Amerika kepada generasi muda.

Nah, sekarang ini kita dihangatkan dengan munculnya figur-figur presiden pengganti SBY mendatang. Jika figur yang ada, masih berorientasi pada sektor ekonomi, maka harapan sebagai negara, yang berdaulat negara yang kuat negara yang disegani, akan pupus sudah. Kita hanya gigit Jari. Kita harapkan presiden kedepan harus mengambil kebijakan yang tidak populer, demi harkat dan martabat Bangsa Indonesia.

Seperti nama yang muncul : Aburizal bakrie, Surya paloh, Hatta Rajasa, aku masih ragukan ruh kepemimpinannya, tak jauh beda dengan gaya kepemimpinan SBY,Karena itu, kita harapkan ruh kepemimpinan ke depan pengganti SBY adalah bener-bener ruh yang akan mengembalikan harga diri bangsa yang terhina di mata dunia sebagai negara terkorup di era modern ini. Sebagai negara tempat bercokolnya maling-maling yang “memeras “ rakyat.

Alangkah indahnya bila kita memliki kepemimpinan yang tegas. Menegakkan aturan tanpa pandang bulu. Memenjarakan koruptor seberat-beratnya, tanpa remisi.. mampu menunjukkankepada dunia bahwa Inilah Indonesi bebas intervensi negara manapun.Bukan cecunguk Amerika. Bukan cecunguk siapapun!! Kita harapkan dan berdoa’ semoga Ruh Umar bin Khattab, bersemayam dalam benak Pemimpin Indonesia, seperti dalam ruh Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinedjad.. Semoga..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun