Mohon tunggu...
Bergman Siahaan
Bergman Siahaan Mohon Tunggu... Penulis - Public Policy Analyst

Penikmat seni dan olah raga yang belajar kebijakan publik di Victoria University of Wellington, NZ dan melayani publik di Kota Medan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Daerah Perlu Proaktif Dalam Transisi Energi Bersih

3 Desember 2024   21:02 Diperbarui: 4 Desember 2024   10:32 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi solar panel (Gazi Jamal Uddin/Pixabay)

Dunia sedang dalam masa transisi ke energi bersih. Energi bersih (clean energy) adalah istilah yang disematkan untuk produksi energi listrik yang tidak menghasilkan polutan atau pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, energi bersih hanya bisa dihasilkan oleh sumber-sumber terbarukan dan berkelanjutan seperti air, angin, panas bumi, sinar matahari, dan pengolahan sampah.

Negara-negara di dunia, terutama negara maju, telah mulai melakukan investasi besar-besaran untuk riset dan pengembangan teknologi energi bersih. Kesadaran akan kondisi bumi yang semakin tidak baik-baik saja memacu sektor publik dan swasta untuk beralih ke energi bersih.

Data dari International Energy Agency (IEA) tahun 2023 menunjukkan peningkatan pendanaan pemerintah yang melonjak dalam proyek-proyek energi bersih. Belanja pemerintah untuk energi bersih telah meningkat lebih dari 500 miliar dolar AS sejak Maret 2022. Total yang dialokasikan negara-negara untuk energi bersih sejak merebaknya pandemi COVID-19 itu dikabarkan mencapai lebih dari 1,2 triliun dolar AS.

Lonjakan ini, tidak bisa dipungkiri, dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Dunia sadar bahwa ketergantungan terhadap energi fosil, yang notabene sebagian besar dimiliki Rusia itu, harus dikurangi secara signifikan.

Berbagai skema teknis pelaksanaan pun disepakati, mulai dari pendanaan murni pemerintah, kerjasama pemerintah dengan swasta, kolaborasi antar pemerintah, dan pemberian kemudahan dan insentif terhadap pengembangan energi bersih.

Strategi insentif di berbagai negara

Inggris

Inggris, dalam tujuannya menuju negara super power dalam hal energi bersih pada tahun 2050, telah meluncurkan skema baru pada bulan Oktober 2024 untuk merangsang investasi pada energi bersih. Skema yang dinamai the Long Duration Electricity Storage (LDES) itu memberikan investor dukungan dana, teknologi, dan mengatasi hambatan-hambatan lain.

Jerman

Jerman membolehkan rumah tangga memproduksi energi terbarukan dan menjual kelebihannya ke jaringan listrik nasional. Jerman juga memberikan insentif pajak kepada pemilik rumah untuk melakukan renovasi hemat energi. Rumah tangga dapat mengklaim kembali 20% dari biaya renovasi hingga mencapai 44.000 dolar AS.

Amerika Serikat

Federal AS mengucurkan pendanaan senilai hampir 400 miliar dolar ke berbagai sektor, yang sebagian besar dalam bentuk kredit pajak. Banyak insentif yang diberikan kepada sektor swasta yang berinvestasi dalam energi bersih seperti hidrogen bersih atau fasilitas nuklir. Beberapa insentif juga diberikan kepada rumah tangga yang melakukan dekarbonisasi. Warga negara AS diberikan kredit hingga 2.000 dolar per tahun untuk memasang pompa panas dan hingga 7.500 dolar untuk kendaraan listrik.

Australia

Pemerintah Australia memberikan insentif kepada rumah tangga yang memasang sistem energi terbarukan skala kecil seperti tenaga surya, angin, air, atau sistem air panas. Ada lagi insentif tambahan seperti pinjaman berbunga rendah dan hibah untuk proyek energi terbarukan. Di samping itu, insentif senilai 80 juta dolar AS juga ditawarkan untuk mendukung pembangunan baterai komunitas.

Tiongkok

Satu dari lima panel surya yang dipasang di seluruh dunia dipasang di atap gedung di Tiongkok pada tahun 2022. Masifnya penggunaan panel surya ini terjadi atas sokongan pemerintah Tiongkok yang terus menawarkan insentif finansial untuk membuat pemasangan dan pembangkitan energi terbarukan. Rumah tangga juga dapat menjual listrik bersih yang dihasilkan dari panel surya atap gedungnya ke jaringan listrik pemerintah sejak tahun 2018.

Kebijakan Indonesia

Indonesia sendiri tidak mau ketinggalan dalam fase transisi energi bersih. Rencana Aksi Nasional Energi Bersih (RAN-EB) menargetkan produksi 17-19% energi terbarukan pada tahun 2025. Meski rentangnya belum selebar negara-negara maju, Indonesia juga menawarkan insentif.

Insentif fiskal diberikan kepada proyek-proyek energi terbarukan. Hal ini tertuang dalam Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

Beberapa insentif pajak yang ditawarkan pemerintah antara lain: keringanan pajak penghasilan bagi badan usaha, pembebasan pajak impor komponen yang digunakan, dan keringanan atau pembebasan pajak bagi proyek pembangkit EBT.

Peran daerah

Dalam fase transisi energi bersih secara nasional, daerah perlu berperan aktif sehingga secara kolektif dan kumulatif mencapai tujuan yang ditargetkan. 

Meski terbatasi oleh aturan pusat, ada ruang yang bisa dioptimalkan daerah untuk mendorong transisi energi bersih, seperti:

  • Merumuskan potensi investasi terkait energi terbarukan melalui riset
  • Mempromosikan potensi energi terbarukan
  • Memberikan kemudahan dan insentif sesuai kewenangan
  • Memberdayakan usaha lokal dalam mendukung proyek energi terbarukan dan pengolahan limbah
  • Melakukan pengawasan proyek investasi untuk mendeteksi hambatan dan mencegah penyimpangan

Tentu terdapat proporsi dan prioritas yang berbeda-beda sesuai karakteristik daerah. Pada kota-kota padat dan berada di pesisir seperti Medan misalnya, tidak terdapat sumber air, angin, atau panas bumi yang signifikan untuk sumber energi tetapi dapat mengembangkan potensi surya dan persampahan. 

Peralihan ke energi terbarukan bisa dimulai dari aset-aset pemerintah sendiri seperti penerangan, gedung, dan kendaraan. Pemerintah daerah juga menstimulasi bisnis rintisan dengan pembimbingan, pemasaran, kemitraan, dan pemberian insentif.

Pemerintah kota dapat mendukung semua sektor yang berkontribusi dalam penciptaan energi terbarukan, termasuk pengolahan limbah yang memiliki kaitan dalam gambar besar lingkungan. Namun prioritas perlu ditetapkan pada sektor unggulan daerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun