Mohon tunggu...
Bergman Siahaan
Bergman Siahaan Mohon Tunggu... Penulis - Public Policy Analyst

Penikmat seni dan olah raga yang belajar kebijakan publik di Victoria University of Wellington, NZ dan melayani publik di Kota Medan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Menuju Kota Global, Apa Maksudnya?

17 Juli 2024   13:29 Diperbarui: 18 Juli 2024   18:04 2015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilutrasi kota (Pixabay/Harisankar Sahoo)

Kota-kota di dunia sekarang mengusung tagline "kota global", tak terkecuali Jakarta dan Medan. Pada peringatan HUT Tahun 2024, Jakarta menyebut dirinya "Jakarta, Kota Global Berjuta Pesona". Sementara Medan dengan misi "Akselerasi Menuju Kota Global".

Pertanyaan sederhana yang muncul tentunya, apa itu kota global? Jawabannya ternyata jauh dari sederhana. Istilah kota global atau kota dunia rupanya terkait dengan kompleksitas geografi, ekonomi, dan kendali geopolitik atau ideologis-simbolis.

Konon, istilah "kota global" diperkenalkan oleh sosiolog Saskia Sassen pada tahun 1991 dalam bukunya, The Global City: New York, London, Tokyo. Menurut Sassen, kota global diartikan sebagai kota yang berperan besar secara global, awalnya dilihat dari perdagangan.

Ekonomis John Friedman melihat kota global sebagai sistem ekonomi dan sosial yang terintegrasi secara spasial di wilayah metropolitan tertentu.

Meskipun Friedmann menunjukkan bahwa variabel ekonomi komando dan kendali cenderung menentukan, kota-kota global juga dapat dilihat sebagai lokasi tempat bentuk-bentuk kekuatan global lainnya diproyeksikan.

Ben Derudder, pada International Encyclopedia of Human Geography (Edisi Kedua), 2020, menyebut kota-kota seperti New York, Sydney, Sao Paulo, Bangkok, Miami, Los Angeles, dan Berlin sebagai contoh kota global.

New York, Sydney, Sao Paulo, dan Bangkok mewakili contoh kota-kota besar secara gegografis yang produktif secara ekonomi. Miami, Los Angeles, dan Berlin sebagai contoh kota pengendali geopolitik dan ideologis-simbolis. Miami memiliki kendali atas Amerika Tengah, Los Angeles memiliki identitas konsumen global, dan Berlin mendefinisikan budaya global.

Mungkin secara singkat, kota global bermakna sebagai kota yang berpengaruh secara global atau memiliki "rasa" global sehingga dikenal dan diperhitungkan dunia.

Wikipedia memuat kriteria kota global yang disimpulkan dari berbagai standar, yaitu:

  • penyediaan berbagai jasa keuangan internasional, terutama di bidang keuangan, asuransi, real estat, perbankan, akuntansi, dan pemasaran; dan penggabungan kantor pusat keuangan, bursa saham, dan lembaga keuangan besar lainnya,
  • Kantor pusat berbagai perusahaan multinasional,
  • Dominasi perdagangan dan perekonomian wilayah sekitarnya yang luas,
  • Pusat manufaktur besar dengan fasilitas pelabuhan dan peti kemas,
  • Kekuatan pengambilan keputusan yang besar setiap hari dan di tingkat global,
  • Pusat ide-ide baru dan inovasi di bidang bisnis, ekonomi, dan budaya,
  • Pusat media dan komunikasi digital dan lainnya untuk jaringan global,
  • Dominasi wilayah nasional yang memiliki signifikansi internasional yang besar,
  • Tingginya persentase penduduk yang bekerja pada sektor jasa dan informasi,
  • Institusi pendidikan berkualitas tinggi, termasuk universitas ternama dan fasilitas penelitian; dan menarik kehadiran siswa internasional,
  • Infrastruktur multi-fungsi yang menawarkan beberapa fasilitas hukum, medis, dan hiburan terbaik di negara tersebut,
  • Keberagaman yang tinggi dalam bahasa, budaya, agama, dan ideologi.

Pertanyaan kemudian bergeser pada Jakarta dan Medan. Apakah Jakarta dan Medan merupakan kota global atau sedang menuju kota global? Sebelum menjawabnya dengan menilik kriteria kota global, Jakarta telah lebih dahulu memberi penjelasan. Bahwa Jakarta menjadi kota global setelah hilangnya status ibu kota negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun