Smart city adalah istilah untuk kota modern yang kehidupan sehari-harinya banyak didukung oleh perangkat elektronik canggih yang terkoneksi dengan internet (Internet of Things).
Perangkat yang dimaksud adalah perangkat keras dan lunak, sementara canggih maksudnya teknologi pintar seperti kamera, sensor, dan artificial intelligent yang mengumpulkan data dan melakukan tindakan.
Bagi warga dan pengunjung sebuah kota, karakteristik smart city tersebut meningkatkan kenyamanan hidup karena hidup menjadi lebih mudah dan terlayani dengan lebih baik.Â
Misalnya transportasi massal yang menggunakan sistem pembayaran elektronik yang terintegrasi, sistem lampu lalu lintas yang mendeteksi kepadatan kendaraan, kamera pengawas, hingga aplikasi pelaporan kepada pemerintah atau pihak keamanan.
Bagi pemerintah, karakteristik smart city mempermudah pelaksanaan tugas-tugas, pada saat yang sama meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Contohnya, KTP elektronik terintegrasi dengan berbagai akun penting, kamera dan kontrol jarak jauh lalu lintas, sensor kualitas udara, energi listrik terbarukan, dan pengolahan limbah, juga aplikasi interaktif atau saluran media sosial. Aplikasi interaktif dan saluran media sosial dapat mengidentifikasi banyak hal dari kehidupan warga kota, sebaliknya menjadi sarana penyampaian informasi dari pemerintah ke masyarakat.
Secara umum, kriteria smart city dilihat dari enam indikator yakni pemerintah, ekonomi, lingkungan, kualitas hidup, masyarakat, dan mobilitas ("Smart," n.d.). Sementara menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, indikator-indikator smart city melingkupi perencanaan pembangunan, ruang terbuka hijau, transportasi, pengelolaan sampah, pengelolaan air, bangunan, dan energi ("Perkembangan," 2021).
Smart city di Indonesia
Pemerintah telah mencanangkan 100 kota pintar atau smart city pada tahun 2045. Program ini dikenal dengan Gerakan Menuju 100 Smart City. Saat ini sudah banyak kota di Indonesia yang tergolong smart city ditilik dari penerapan sistem lalu lintas, aplikasi pelayanan administrasi, dan transportasi massal yang elektronik dan online.
Area Traffic Control System (ATCS) atau sistem pengendali lalu lintas berbasis teknologi informasi sudah digunakan di banyak kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Malang, Batam, Pontianak, Balikpapan, Manado, dan lainnya.
Pembayaran parkir elektronik sudah diterapkan di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Denpasar, dan Makassar. Jaringan bus yang menggunakan sistem pembayaran elektronik dan aplikasi manajemen rute dan operasional sudah tersedia di beberapa kota besar. Demikian juga aplikasi pengaduan masyarakat dan pelayanan perizinan secara elektronik dan online.
Ada lagi beberapa teknologi khusus yang dibangun pemerintah kota seperti Smart Card di Makassar untuk sistem pemerintahan dan pembayaran dan Smart Grid di Yogyakarta untuk mengatur penggunaan pembangkit listrik.