My dear...
Saat kau lahir, akulah yang memperkenalkan dunia kepadamu.
Semasa kau kanak-kanak, akulah yang mengajarkan segala pengetahuan kepadamu.
Waktu kau kecil, kau sangat dekat denganku.
Kau  minta kutemani bermain, meski kadang tak banyak waktuku.
-
Ketika kau beranjak remaja, akulah yang memberitahumu arti hidup.
Aku memperkenalkanmu pada hitam putihnya dunia manusia.
Aku memberitahumu tentang ilmu sosial.
Hubungan antar manusia dan segala konsekuensinya.
-
Kita masih dekat saat kau remaja, meski tak sedekat masa kecilmu.
Sekuat tenaga, kupersiapkan jalan yang akan kau tempuh menuju masa depanmu.
Itulah saat-saat terakhir aku bisa dekat denganmu.
Sebab setelahnya, mulai terbangun duniamu yang baru.
-
Saat kau menjelang dewasa, aku tak lagi mengerti ilmu yang kau pelajari.
Aku tak bisa menggunakan telepon pintarmu, apalagi menjangkau dunia cyber-mu.
Kamus istilah-istilahmu tak kunjung kupahami.Â
Aku tak bisa lagi mengendongmu pula menciummu, sesuka yang kumau dulu.
-
Kita semakin jarang bertemu.
Kau tak perlu lagi kuantar ke mana-mana.
Kau tak butuh lagi bantuanku.
Kau tak perlu lagi bertanya padaku setiap kali bertemu masalah.
-
Setelah kau dewasa, kita semakin berjauhan.
Di saat aku mulai membutuhkan pertolongan untuk melakukan beberapa hal kecil.
Saat dimana aku mulai memerlukan teman berbicara.
Saat aku butuh diajari hal-hal baru yang canggih yang sulit kumengerti.
-
Dunia kita seakan berjalan pararel.
Kita terbungkus dalam kapsul kehidupan masing-masing.Â
Terlihat beriringan tetapi terpisah dua dunia.
Dunia berbeda yang tak saling bersilang.
-
Terkadang aku rindu anak kecilku.
Buah hati yang menyuntikkan semangat hidupku.
Bocah kecil yang lugu, juga lucu.
Tanggung jawab yang membuatku mampu berdiri teguh.
-
Tapi beginilah kehidupan.
Kita harus berpindah dari satu fase ke fase selanjutnya.
Jalanilah hidupmu dengan penuh harapan, Nak!
Sambut masa depanmu dengan penuh semangat!
-
Aku hanya perlu mempersiapkan diri menuju kehidupan selanjutnya.
Kehidupan baru yang aku pun belum paham betul.
Segala sesuatu memang ada masanya.
Kita tak bisa menahan sang waktu.
-
Ia yang mengantarkanku.
Ia yang menghadirkanmu.
Ia yang mengiringi kita.
Ia pula yang memisahkan kita.
-
Selamat hari Valentin, my dear!
My love will always be with you...
___
Daddy (1949-2022)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H