Seorang ahli penyakit menular yang juga profesor di Johns Hopkins University Bloomberg School of Public Health, Tolbert Nyenswah, juga mengakui langkah agresif yang dilakukan Republik Rakyat Tiongkok tidak mudah ditiru oleh negara-negara demokratis (Utomo, 2020).
Meski demikian, kondisi lapangan yang berbeda tentu saja tidak lantas dijadikan alasan untuk ngeles. Kondisi harus disiasati, kelemahan harus diperkuat dan kekurangan mesti dilengkapi.
Harus diakui bahwa ada beberapa tindakan yang perlu dilakukan segera (needs action) oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia. Sekali lagi, oleh pemerintah dan masyarakat!Â
Coba perhatikan daftar negara-negara yang berhasil menekan kasus COVID-19. Mereka adalah negara-negara yang masyarakatnya terpimpin dengan baik. Entah itu secara otoriter, pengaruh intelektual atau karakter patuh masyarakatnya.
Tak heran jika Perdana Menteri Selandia Baru menyatakan ke publik internasional bahwa mereka punya tim sebanyak 5 juta orang dalam melawan COVID-19. Jumlah tersebut tak lain adalah jumlah seluruh penduduk Selandia Baru!
Eh, Indonesia juga punya pepatah lama kok, "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh!". Sesuatu akan berhasil jika dilakukan secara kolektif dan akan gagal jika dilakukan secara parsial. Nah, itu kita paham... (*)
Tim kami ada 5 juta orang dalam melawan COVID-19 ini (Jacinda Ardern, PM Selandia Baru)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H