Mohon tunggu...
Bergman Siahaan
Bergman Siahaan Mohon Tunggu... Penulis - Public Policy Analyst

Penikmat seni dan olah raga yang belajar kebijakan publik di Victoria University of Wellington, NZ

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan featured

Bermanfaatkah Penyemprotan Disinfektan di Ruang Publik?

10 April 2020   12:26 Diperbarui: 8 Juli 2021   07:57 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Studi lain menunjukkan bahwa virus SARS CoV juga dinonaktifkan oleh sinar ultraviolet, kondisi basa (pH> 12), atau asam (pH <3). Saya belum menemukan hasil penelitan yang pasti tentang ketahanan virus SARS CoV-2 (Covid-19) terhadap temperatur. Dugaan sementara mungkin sama dengan virus SARS CoV atau mungkin lebih kuat sedikit.

Ilustasi: Pixabay
Ilustasi: Pixabay

Penyemprotan

Kita masuk ke pokok persoalan, yaitu penyemprotan disinfektan di ruang publik. Tindakan menyemprot jalan-jalan dengan truk sudah dilakukan oleh Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Korea Selatan, Italia dan beberapa negara lain. RTT dan India bahkan sudah melakukan penyemprotan menggunakan drone, dengan maksud agar wilayah sebaran lebih luas.

Para ahli kesehatan mengatakan penyemprotan yang dilakukan di tempat umum mungkin tidak berpengaruh dalam menghentikan penyebaran virus. Disinfeksi seharusnya menargetkan tempat tertentu, seperti ruang gawat darurat, dan permukaan komunal di rumah sakit, di mana lebih banyak virus yang berpotensi tertransmisi.

Menurut ilmuwan kesehatan lingkungan di Universitas Emory, Juan Leon, meskipun disinfektan dapat menghancurkan virus yang berada di permukaan benda, tetapi belum dapat dibuktikan di udara. 

Unsur cairan pemutih (bleach) yang terdapat dalam disinfektan justru rusak terkena sinar ultraviolet. Sinar ultraviolet seyogyanya bisa menghancurkan virus corona. Pernyataan Leon tersebut dimuat dalam media Sciencmag pada Maret 2020 (Service, 2020)

Pada Februari 2020, Saskia Popescu, seorang ahli epidemiologi pencegahan infeksi senior yang bekerja di sistem perawatan kesehatan berbasis di Phoenix telah mengatakan agar disinfektasi lebih baik dilakukan di rumah sakit dan permukaan sering disentuh daripada menyemprotkan cairan pemutih di jalan-jalan. Karena peluang tangan atau mulut menyentuh aspal cukup kecil (Brueck, 2020).

Peneliti LIPI, Sugiyono Saputra, juga mengakui bahwa penyemprotan disinfektan di jalan perlu dikaji. Menurutnya, virus seyogyanya mati di bawah paparan sinar matahari. Lebih baik desinfeksi diprioritaskan di perkantoran, sekolah, dan tempat indoor lainnya (Novello, 2020). 

Hal yang senada juga disampaikan Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan COVID-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito kepada media pada 8 April 2020 (Damarjati, 2020).

Mengenai penggunaan drone untuk menyemprotkan disinfektan di ruang publik seperti yang telah dilakukan beberapa negara, Kementerian Kesehatan Inggris telah menyatakan tidak berniat melakukan itu karena dianggap tidak efektif. 

Juru bicara kementerian mengatakan pada awal April 2020, bahwa mereka hanya akan melakukan langkah-langkah yang telah direkomendasikan para ahli.

Logika

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun