Mohon tunggu...
Bayu Bergas
Bayu Bergas Mohon Tunggu... -

Pemalas dan menyebalkan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepulang Kerja

8 September 2010   15:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:21 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Aku nggak sempat masak, mas!” teriak istrinya dari kamar mandi.

“Yaaa. Nggak apa-apa,” jawabnya sembari mencopot sepatu. Lalu ia melepas dasi, menaruh tas kerja dan berjalan menuju kamar. Anak mereka yang belum juga genap enam bulan tampak pulas tertidur di boks bayi. Perlahan ia mendekatinya lalu mencium pipi si mungil dengan hati-hati agar tak terbangun.

Sekali. Dua kali. Keningnya berkerut. Ia cium lagi. Kali ini agak lama dan bergeser ke arah bibir buah hatinya. Hidungnya bergerak-gerak seperti membaui.

“Kita pesan delivery order aja ya, mas,” suara sang istri mengagetkannya dari belakang.

Ia mengangguk perlahan. Lalu mengambil handuk dan bergegas menuju ke kamar mandi, sembari berpikir keras: mengapa bibir anaknya bau rokok.*

.

*note: cerita ini juga saya publish di ubudwritersfestival

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun