Mohon tunggu...
Usaha Desa
Usaha Desa Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kerajinan Tas Noken Khas Papua

10 Februari 2016   12:15 Diperbarui: 10 Februari 2016   12:32 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Kerajinan Tas Noken Khas Papua"][/caption]

foto: en.tempo.co

Papua adalah pulau yang terletak di ujung timur Indonesia. Papua memiliki berbagai daya tarik yang sangat khas baik Sumber Daya Alam maupun kerajinannya seperti patung Asmat atau tas Noken. Papua, bagi sebagian orang merupakan wilayah pelosok yang penduduknya masih sangat tradisional. Hal ini disebabkan kurangnya pembangunan di wilayah tersebut, sehingga masyarakat Papua masih banyak yang bergantung pada alam dan adat masih dipegang kuat.

Kenyataan bahwa masyarakat asli Papua dihadapkan pada kenyataan pembangunan yang tidak berpihak, eksploitasi SDA Papua yang cenderung merusak lingkungan dan banyak pelanggaran hak-hak dasar orang asli Papua, tentu harus diperbaiki. Misalnya dengan memfasilitasi kreatifitas masyarakat Papua dari perkotaan hingga perkampungan Papua melalui berbagai industri kerajinan khas Papua. Salah satunya adalah Noken.

Noken, merupakan salah satu kerajinan khas Papua yang berbentuk tas/kantong yang terbuat dari tumbuhan. Biasanya yang diambil adalah kulit kayu, selanjutnya dianyam sehingga menjadi tas yang dapat digunakan sebagai tempat barang. Apabila pernah melihat orang Papua sedang membawa semacam tas yang ditaruh di kepalanya, itulah Noken. Mayoritas suku yang ada di Papua, semuanya mampu membuat Kerajinan Tangan Noken ini, karena kerajinan ini merupakan salah satu tradisi kerajinan di suku-suku Papua.

Biasanya masyarakat Papua menggunakan Noken ini untuk membawa hasil bumi dan buruan. Noken ini memiliki nilai seni dan estetika, maka masyarakat Papua saat ini memberdayakan Noken sebagai salah satu potensi perekonomian masyarakat. Sepertinya halnya di Kampung Wisata Sauwadarek, Papua Barat, Noken ini dijual oleh beberapa masyarakat sekitar dengan harga berkisar antara Rp 25.000 – Rp 50.000,- untuk satu Noken.

Pengalaman masyarakat asli Papua dalam proses pembangunan selama ini menunjukkan bahwa proses pembangunan cenderung berjalan lambat dan tidak diarahkan untuk kesejahteraan orang asli Papua yang kemudian menciptakan kesenjangan dalam berbagai sektor pembangunan di Papua. Kondisi seperti ini harus diubah dengan memajukan ekonomi desa di Papua yang memiliki banyak keunikan seperti Noken.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun