Aku sembuh seketika, dari perih yang tak henti menggerogoti
Bibir memiliki senyumnya kembali
Saat kutatap kau dengan senyum tanpa henti
Harapku melayang, hatiku bergumam, pikirku kau pengaruhi
Sajak ini teruntuk dikau
Pemilik senyum dengan makna tak tentu
Jiwaku bergetar seolah tanah memilih membisu
Meretas ego yang kian lama membeku
Aku paham pikirmu, tentangku yang masih saja kau ragukan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!