“iya, ambil uang dimana kita” teriak yang lainnya.
“waduh, mau gimana memang biayanya segitu, kalau kita kurangi, kita gak akan jadi berangkat, itu saja belum masuk biaya kita disana kalau misalnya teman-teman ingin beli oleh-oleh” lanjut adi, kemudian menutup rapat hari itu.
Seketika Ramli tertunduk lesu, tak Ia sangka biaya untuk menginjakkan kakinya ke candi Borobudur begitu besar, Ia hanyalah anak dari seorang petani penggarap, yang upahnya saja hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari. Sementara Ia berkuliah hanya mengandalkan beasiswa yang diterimanya, itupun ia telah gunakan untuk membayar uang sememsternya, dan sisanya akan digunakan untuk biaya hidupnya sehari-hari.
“Adi, memangnya segitu mahalnya kalau mau ke Jawa?” ucap Ramli kepada Adi yang duduk disampingnya
“Iya, itu sudah hitungan paling rendah, itu sudah yang paling murah” jawab Adi
“terus aku bagaimana, aku gak punya uang sebanyak itu”
“iya, aku juga paham kondisimu, tapi ini udah ditentuin pak Salman”
“jadi gimana dong, apa tidak ada solusi lain?”
“em, baiklah, nanti aku sama cama coba cerita dengan pak Salman, lagipula menurutku itu juga kemahalan, bukan Cuma kamu yang rasakan, teman-teman yang lain juga”
“baiklah, terima kasih pengertiannya”
****