Mohon tunggu...
Chunk ND
Chunk ND Mohon Tunggu... mahasiswa -

mahasiswa tingkat akhir tak ada kata terlambat untuk belajar, termasuk menulis sebagai coretan untuk keabadian. sebab dengan menulis maka ingatan akan terawat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Mungkin Ini Akhirnya

10 April 2017   09:37 Diperbarui: 10 April 2017   09:54 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“sepertinya kita telah tidak nyaman lagi satu dengan lainnya, kita tak lagi seperti dulu, aku tak tau apa yang membuatmu berubah, begitupun denganku aku tak tau kenapa aku seperti ini, mungkin sudah saatnya kita akhiri semuanya”

Dengan berat hati pesan itu kukirimkan padamu, setelahnya ku menunggu balasan pesanmu, pikirku melayang tak jelas, kuberharap balasanmu adalah penolakan atas isi pesanku, berharap kau mengatakan untuk tidak mengakhirinya, kuberharap kau masih ingin bersamaku dan kembali seperti dahulu lagi.

Aku menunggu pesanmu, menunggu kau membalas pesan yang kukirimkan padamu, namu pesan balasanmu tak kunjung datang juga hingga aku tertidur dengan ponsel tetap aku genggam.

Aku terbangun pagi sekali, entah kenapa aku juga tak tau, seketika kutatap layar ponsel yang telah tergeletak diatas kasur tempatku tertidur, kulihat ada tiga pemberitahuan pesan masuk, kupikir betapa panjangnyanya mungkin pesan yang kau tuliskan sebagai balasan atas pesanku malam tadi. Pesan itu kubuka dengan rasa penasaranku yang semakin menggebu,

Dua buah pesan bertuliskan operator ponsel seluler yang kugunakan, semua hanya berisi spam, aku scroll ke bawah dan kudapati pesanmu terselip disana, dengan cepat pesan itu kubuka. Entah kenapa badanku lemas seketika, ada perasaan berbeda ketika aku membaca pesanmu, aku tak tau perasaan apa yang sedang aku rasakan, aneh, sangat aneh, aku bertanya-tanya apakah perasaan ini adalah kesedihan atau kebahagian atau apalah itu. Kutatap dan kubaca berkali-kali pesan itu dan semakin lama perasaanku semakin tidak karuan.

“oke”

Tiga huruf dalam satu kata itu, hanya itu yang engkau kirimkan kepadaku sebagai balasan pesanku malam tadi.

CHUNK ND

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun