Pendidikan menjadi salah satu sektor yang terkena dampak akibat pandemi Covid-19. Terjadi banyak perubahan yang dirasakan dalam sistem pendidikan. Salah satu perubahan yang terjadi yaitu pembelajaran yang awalnya dilakukan secara tatp muka, kini seluruh aktivitas belajar mengajar harus dilakukan dari rumah. Hal ini dilakukan sesuai dengan kebijakan Kemendikbud sebagai salah satu upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Bebarapa kendala akibat pembelajaran jarak jauh, menimbulkan dampak yang sangat besar dan berujung stres. Stres dapat dirasakan oleh semua orang dari berbagai usia, mulai anakanak, remaja, dewasa ataupun lanjut usia. Stres dapat membahayakan fisik maupun mental seseorang
Tanda-tanda stress yang muncul, diantaranya: (1) Seperti meningkatnya kegelisahan, ketegangan dan kecemasan, (2) sakit fisik (sakit kepala, mulas, gatal-gatal, dan diare), (3) kelelahan, (4) ketegangan otot, (5) gangguan tidur, atau meningkatnya tekanan darah dan detak jantung, (6) tidak sabar, (7) lebih cepat marah, (8) menarik diri, dan (9) menampilkan perubahan pola makan.
Fakta menunjukkan banyak anak di sekolah mengalami tekanan-tekanan yang bersumber dari faktor akademik berupa cara mengajar dan bahan pelajaran yang diajarkan serta tekanan sosial, berupa pengaruh dari teman sebaya. Masalah belajar atau diistilahkan dengan stres belajar adalah suatu respon psikologis, fisik, pikiran, dan perilaku yang dialami oleh seseorang ketika ada tekanan-tekanan dan ketidaknyamanan saat belajar. Penerapan lockdown dan social distancing juga membuat pelajar semakin stres karena harus berdiam diri dirumah dan tidek berinteraksi denganteman-temannya. Stres yang paling banyak terjadi pada usia remaja awal seperti siswa kelas satu SMP X adalah stres belajar yang berkaitan dengan strategi belajar berkaitan dengan mengelola waktu belajar.
Berikut akan dibahas mengenai strategi mengelola stres belajar, yaitu:
1. Tetap tenang, jangan panik
2. Teknik Penenangan Melalui Aktivitas Fisik seperti olahraga yang dapat dilakukan didalam rumah
3. Relaksasi dapat dilakukan mulai dari relaksasi tangan sampai relaksasi kaki, dengan pengawasan konselor atau guru BK.
4. Manajemen waktu, Atur waktu sebaik mungkin. Ada tiga cara yang dapat dilakukan, antara lain:
Penjadwalan, Cara yang dapat digunakan siswa pada penjadwalan adalah metode 3 C dan 3 P. Metode 3 C meliputi: Clocks (jam), tugas yang dilakukan pada jam tertentu setiap hari; Calendars (kalender), perkiraan mingguan, bulanan dan tahunan untuk sasaran dantanggung jawab mendatang; Completion times (waktu penyelesaian), tanggal dan waktu yang ditentukan untuk memenuhi sasaran dan tanggung jawab.
Penetapan prioritas. Menetapkan prioritas dalam setiap kegiatan yang sudah diatur dalam penjadwalan, mana prioritas yang tinggi, sedang atau rendah. Kemudian kerjakan terlebih dauhulu tugas/ kegiatan yang harus dikerjakan dimulai dari prioritas tinggi sampai ke prioritas rendah.
Pelaksanaan penerapan jadwal yang dibuat kedalam tindakan. Beberapa cara yang dapat dilakukan siswa dalam melaksaakan kegiatan: (1) menetapkan batas waktu setiap kegiatan atau tugas yang telah dilakukan, (2) siswa mengerjakan satu bagian atau tugas pada satu waktu, artinya lebih baik memiliki satu atau dua tugas yang selesai daripada memiliki banyak tugas yag tidak selesai, dan (3) memberikan penghargaan penghargaan kepada diri sendiri untuk menghargai secara positif terhadap usaha sendiri sehingga dapat terhindar dari stres (Aryani, 2016).
5. Atur pola makan, pola tidur  dan makan-makanan yang sehat
6. Berkomunikasi dengan teman dan keluarga terutama orang tua
7. Mengatur kenyaman belajar
Mengatur kenyaman belajar sangat penting untuk mengurangi atau bahkan menjaga supaya tidak stress. Hal yang dapat dilakukan, yaitu: (1) pilih ruangan yang jauh dari gangguan/ kebisingan, (2) gunakan meja belajar untuk mengerjakan tugas/belajar, jangan mengerjakan tugas diatas Kasur, (3) mengerjakan tugas sesantai mungkin, misalnya mengerjakan tugas sambal mendengarkan music, hal ini akan membantu untuk tetap relax.
Referensi:Â
Adriana, F., & Kusumawati, E., 2020). (2020). Pengaruh Pembelajaran Daring terhadap Stres Akademik Mahasiswa Selama Pandemi Covid-19. 139--150.
Ariadhy, Shulby Yozar., Nurohman, Sabar., Arkum, Darol., Handini, Widya., F. (2020). Permasalahan Pembelajaran Jarak Jauh Di Era Pandemi. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR R, 13--18. https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info Singkat-XII-12-II-P3DI-Juni-2020-201.pdf
Aryani, F. (2016). Stres belajar,Suatu Pendekatan Intervensi Konseling.
Kartiningrum, E. D. (2015). Panduan Penyusunan Studi Literatur. Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Majapahit, Mojokerto, 1--9.
Nisa, A. C. (2016). Hubungan Tingkat Stres Dengan Konsumsi Makan Dan Status Gizi Pada Siswa Kelas X Di Sma Negeri 1 Teras Boyolali. Jurnal Ilmu Kesehatan, 1--15.
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Herikurniawan, H., Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E. J., Chen, L. K., Widhani, A., Wijaya, E., Wicaksana, B., Maksum, M., Annisa, F., Jasirwan, C. O. M., & Yunihastuti, E. (2020). Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45. https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415
Winahyujati, Â elista tri. (2014). Tingkat stres Belajar Siswa Belajar SMP yang mempersiapkan ujian nasional. Winahyujati, Elista Tri. (2014). Tingkat Stres Belajar Siswa Belajar SMP Yang Mempersiapkan Ujian Nasional.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI