Mohon tunggu...
AG. Bayu Pradana
AG. Bayu Pradana Mohon Tunggu... Dosen - Berbagi Pembelajar

Kunjungi - https://berbagipembelajar.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peran Widyaiswara dalam Pengembangan kapasitas ASN di Era New Normal

9 Februari 2021   19:00 Diperbarui: 9 Februari 2021   19:02 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

A.    Latar Belakang

Pandemi Corona Virus Disease 19 (COVID-19) merubah tatanan sosial di seluruh masyarakat. Masifnya penyebaran Virus Corona menuntut upaya seluruh pihak untuk mencegah penularannya, masyarakat diimbau bahkan dipaksa untuk tinggal di rumah termasuk bersekolah dan bekerja dianjurkan untuk dilakukan di rumah saja. 

Pemerintah Indonesia menetapkan bahwa kondisi kehidupan masyarakat saat pandemi COVID-19 sudah bukan normal lagi namun new normal yang berarti bahwa  perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan COVID-19. WHO melalui Kepala BNPB sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan COVID-19, Doni Monardo menyampaikan beberapa indikator yang harus dipatuhi negara dalam menerapkan new normal sebagai berikut :

1. Tidak menambah penularan atau memperluas penularan atau semaksimalnya mengurangi penularan dengan cara memberlakukan beberapa protokol seperti wajib menggunakan masker, wajib menjaga kebersihan (cuci tangan dan hand sanitizer), hingga pembatasan pengunjung di sejumlah tempat

2. Menggunakan indikator sistem kesehatan yakni seberapa tinggi adaptasi dan kapasitas dari sistem kesehatan bisa merespons untuk pelayanan COVID-19.

3. Surveilans yakni cara menguji seseorang atau sekelompok kerumunan apakah dia berpotensi memiliki COVID-19 atau tidak sehingga dilakukan tes masif.

Penerapan new normal ini mencakup seluruh bidang kehidupan, tidak terkecuali dalam dunia pelatihan, khususnya pada Aparatur Sipil Negara (ASN). Peningkatan kompetensi ASN yang mencakup knowledge, attitude dan skill akan terwujud manakala  penyelenggaraan kegiatan pelatihan terutama  dalam proses pembelajaran terlaksana secara  efektif dan efisien. 

Sebab  melalui proses pembelajaran inilah transfer dan transform  pengetahuan yang berimplikasi pada perubahan  perilaku dilakukan. Akan tetapi dalam suasana new normal, penyelenggaraan kegiatan pelatihan yang mengutamakan sinergitas seluruh komponen yang ada dalam proses pembelajaran akan mendapatkan tantangan yang luar biasa. Salah satunya adalah adaptasi peran widyaiswara dalam kegiatan pembelajaran yang harus tetap mengutamakan kualitas pengajaran meskipun dengan berbagai keterbatasan proses pendidikan, pengajaran dan pelatihan (dikjartih) dalam suasana new normal yang harus mengutamakan protokol kesehatan.

B.     Rumusan Masalah

Widyaiswara sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri PAN RB Nomor 22 tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya adalah suatu jabatan fungsional yang mempunyai tugas pokok mendidik, mengajar, melatih dan melakukan evaluasi dan pengembangan pelatihan pada lembaga pelatihan pemerintah. Hal ini jelas menunjukkan bahwa widyaiswara memiliki peran yang sangat strategis dalam keberhasilan penyelenggaraan pelatihan. 

Widyaiswara dituntut professional dalam mengelola kelas, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga seorang widyaiswara dapat berperan sebagai fasilitator, motivator, inspirator, inovator, dinamisator dan role models dalam bidang pelatihan klasikal maupun non klasikal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun