Mohon tunggu...
EEN IRAWAN PUTRA
EEN IRAWAN PUTRA Mohon Tunggu... -

I was born in Arga Makmur, North Bengkulu, Bengkulu Province. Always liked the forestry issues because studied at faculty of forestry. Now, I am working for Indonesia Nature Film Society (www.inaturefilms.org)

Selanjutnya

Tutup

Nature

Ubikayu: Pangan Alternatif yang selalu Dianggap Murahan

13 November 2012   07:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:30 2293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin tidak sedikit orang yang menganggap ubikayu adalah makanan yang murahan, kuno dan dikonotasikan makanan untuk orang kampung dan orang miskin. Pola pikir seperti inilah yang sedang dilawan oleh Kelompok Tani Wonosari di Desa Bunde, Kecamatan Sampaga, Kabupaten Mamuju.

Pardio (57 tahun) adalah ketua Kelompok Tani Wonosari dan memiliki 28 orang anggota. Pardio yang biasa dipanggil Pakde ini bersama dengan istrinya Suwarti (53 tahun) sudah membuktikan bahwa ubikayu bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan. Bahkan banyak tamu yang tidak tahu bahwa berbagai menu makanan dan kue-kue yang disajikan di rumahnya ataupun di berbagai acara resmi pemerintahan seratus persen bahan bakunya dari ubikayu. Kue-kue yang disajikan banyak macam, rasa yang enak dan rasa ubikayunya seperti sudah tidak ada.

Sebelumnya Pardio dan warga Desa Bunde hanya tahu klo ubikayu hanya bisa dimasak dengan cara di goreng ataupun direbus. Kadang, mereka pun malu menyajikan ubikayu yang direbus dan digoreng tersebut sebagai sajian untuk tamu.

Melihat berlimpahnya tanaman ubikayu di Desa Bunde dan di desa sekitarnya, salah satu perusahaan minyak dan gas lepas pantai yaitu Statoil Indonesia Karama yang sedang melakukan survey dan eksplorasi seismik melakukan program community development (CSR) dengan memberikan berbagai pelatihan, pendampingan dan peralatan untuk mengolah ubikayu. Harapannya kedepan masyarakat bisa mengolah sumberdaya lokal menjadi efektif, berguna dan bisa menambah pendapatan rumah tangga.

[caption id="attachment_222997" align="aligncenter" width="560" caption="Suwarti (53) istri Pardio yang sedang menyajikan berbagai jenis makanan dari ubikayu dan tepung dari ubikayu"][/caption] Sejak pelatihan yang dilakukan pada bulan Agustus 2012, Pardio dan anggota kelompok taninya sudah bisa membuat berbagai macam jenis makanan dari ubikayu. Mulai dari kue tradisional seperti; jepa, tiwul, nasi ubi. Kue basah; brownies, bolu, donat, bakpau serta berbagai jenis kue kering atau jajanan yang dibuat dari tepung ubikayu. Hasil olahan Kelompok Tani Wonosari sekarang sudah sering mendapat pesanan berbagai acara resmi pemerintah daerah.

Pardio yang juga mantan Kepala Desa Bunde selama 22 tahun ini menyampaikan bahwa keinginannya saat ini adalah mengajarkan kepada warga sekitar rumahnya untuk bisa mengolah ubikayu menjadi tepung, sehingga bisa mengolah tepung tersebut menjadi berbagai macam jenis makanan. Akhirnya warga sudah tidak perlu lagi ketergantungan tepung terigu impor. “Selama inikan kita tidak pernah diajarkan dan didorong mandiri mengolah sumberdaya lokal yang ada di desa. Selalu dipengaruhi oleh produk luar dan cenderung tidak bergizi. Sekarang warga disini sudah tahu bagaimana mengolah ubikayu menjadi berbagai jenis kue-kue. Bahkan bisa menjadi pengganti beras. Ubikayu sudah tidak dianggap kuno lagi” ujarnya.

Makanan-makanan olahan dari ubikayu Kelompok Tani Wonosari juga sudah ikut dalam berbagai pameran. Terakhir ini makanan olahan dari ubikayu mereka ikut dalam pameran Hari Ulang Tahun Sulawesi Barat yang dilaksanakan di halaman kantor Gubernur Sulawesi Barat dan pameran Hari Pangan Sedunia yang dilangsungkan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. “Harapan saya, upaya yang kami lakukan bisa diikuti oleh kemauan politik Pemerintah Daerah untuk mendukung pengembangan pangan alternatif selain beras dan pemanfaatan sumberdaya lokal. Saya ingin anak-anak kita terbiasa mengkonsumsi ubikayu. Tidak lagi gengsi mengkonsumsi ubikayu dan jajanan yang tidak sehat dan tidak bergizi bisa dikurangi” ucap Pardio.

Pangan Alternatif dan Kedaulatan Pangan

Apa yang sudah dilakukan Pardio bersama kelompok taninya merupakan upaya sederhana dari masyarakat yang berada di desa untuk mengembangkan pangan alternatif dan mengembangkan sumberdaya lokal. Kedaulatan pangan bisa dimulai dari cara sederhana dan dimulai dari level desa.

Kendala-kendala dalam mengembangkan tanaman padi di suatu daerah untuk sumber pangan karena pengaruh perubahan iklim, topografi, sumber air dan mahalnya biaya perawatan tanaman padi bisa diganti dengan sumber pangan alternatif seperti ubikayu. Tanaman ubikayu cenderung lebih mudah tumbuh dan tidak rentan terhadap hama seperti yang sering terjadi pada tanaman padi. Ubikayu yang digolongkan sebagai bahan pangan sumber karbohidrat dalam setiap per 100 gram mengandung energi 154 kalori, karbohidrat 36,80 gram, protein 1 gram dan lemak 0,30 gram. Ubikayu juga mempunyai keunggulan berdasarkan aspek ketersediaan dan nutrisi. Keunggulan ini sangat memungkinkan untuk menjadi faktor pendorong program diversifikasi pangan dengan ubikayu sebagai kalori alternatif utama.

Indonesia memiliki berbagai macam jenis pangan alternatif selain beras yang bisa dikembangkan. Ubikayu, ubijalar, jagung, sagu, kedelai, sorgum, pisang dan talas. Sayang semua sumber pangan lokal ini belum ada yang dikembangkan secara maksimal. Pemerintah masih belum berani menutup kran impor dan memberdayakan masyarakat lokal untuk sebuah kedaulatan pangan dan pengembangan pangan alternatif.

[caption id="attachment_222989" align="aligncenter" width="504" caption="Kue Bolu yang bahan bakunya dari ubikayu"]

1352789770290741140
1352789770290741140
[/caption] [caption id="attachment_222990" align="aligncenter" width="567" caption="Kue kering dari ubikayu"]
13527898521737513995
13527898521737513995
[/caption] [caption id="attachment_222992" align="aligncenter" width="567" caption="Kue lapis dari ubikayu"]
13527899341746342316
13527899341746342316
[/caption] [caption id="attachment_222993" align="aligncenter" width="567" caption="Rengginang dari ubikayu"]
13527899821877090127
13527899821877090127
[/caption] [caption id="attachment_222994" align="aligncenter" width="567" caption="Tepung buatan Kelompok Tani Wonosari, bahan baku untuk membuat berbagai macam makanan"]
13527900261293454987
13527900261293454987
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun