Mohon tunggu...
EEN IRAWAN PUTRA
EEN IRAWAN PUTRA Mohon Tunggu... -

I was born in Arga Makmur, North Bengkulu, Bengkulu Province. Always liked the forestry issues because studied at faculty of forestry. Now, I am working for Indonesia Nature Film Society (www.inaturefilms.org)

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Ina Craft Apakah Mampu Membantu dan Menghargai Pengrajin Sebenarnya?

23 April 2014   13:01 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:18 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika saya ingin mendapatkan informasi dari pemerintah daerah di mana para pengrajin ini tinggal, hampir semua dinas yang saya kunjungi tidak ada yang berani bicara. Saat itu saya mengunjungi Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Kehutanan, Dinas Pariwisata dan Budaya serta Dinas Perindustrian dan Pedagangan yang ada di Kabupaten Kutai Barat serta Kabupaten Kuala Kapuas. Di Kabupaten Kutai Barat, tidak ada satu pihak pun dari pemerintah yang bersedia saya temui untuk melakukan wawancara. Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kuala Kapuas melemparkan tanggung jawabnya dengan meminta saya menghubungi Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Saling lempar tanggung jawab. Inilah salah satu perilaku buruk aparat pemerintahan kita. Bisa jadi karena memang tidak pernah memperhatikan dan berbuat sesuatu untuk membantu masyarakat yang ada di daerahnya, aparat pemerintah ini tidak berkenan saya temui. Lalu pertanyaan saya adalah apa yang dilakukan dan dikerjakan oleh aparat pemerintahan yang ada di daerah ini jika membiarkan masyarakatnya berjuang sendiri dalam menganyam dan menenun? Padahal mereka memiliki kemampuan menganyam dan menenun sudah sangat lama.

Yang menarik adalah, ketika saya berada di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, saya mendapatkan informasi bahwa seluruh aparat pemerintah kabupaten yang ada di Provinsi Kalimantan Barat akan mengikuti pameran INA Craft 2014. Ada 11 kabupaten yang akan ikut serta dalam event yang akan digelar pada tanggal 23-27 April 2014 di Balai Sidang Jakarta Convention Centre. Setiap kabupaten membayar biaya pendaftaran sekitar 23 juta agar bisa membuat satu stand di sana.

Sepertinya setiap pemerintah daerah yang ada di provinsi lainnya yang ada di Kalimantan juga akan ikut pameran ini. Apa tujuan pemerintah daerah ikut dalam pameran ini? Produk apa yang akan mereka pamerkan atau mereka jual? Apakah para PNS ini mau berprofesi sebagai pedagang? Mengapa pemerintah daerah ini tidak mau memikirkan dahulu bagaimana agar para pengrajin ini benar-benar terbantukan dalam membuat karya-karya indah dan juga mempertahankan budayanya. Pemerintah mendukung upaya-upaya mereka mempertahankan hutan alam mereka karena di sanalah hulu dari segalanya. Sehingga mereka tidak lagi merasa terancam akan ketersedian bahan baku. Ratusan juta dana untuk ikut pameran INA Craft bisa mereka alihkan terlebih dahulu untuk membantu para pengrajin dalam meningkatkan kualitas dan jumlah produk yang dihasilkan.

Apakah para pengelola dan pengunjung INA Craft mengetahui derita dan ancaman para pengrajin seperti yang dialami oleh Ibu Dewi, Ibu Rusniah, Ibu Dino, Ibu Leta dan kaum perempuan lainnya di kampung-kampung pengrajin ini?

Maukah pengelola INA Craft menyisihkan keuntungan dari kegiatan INA Craft kepada para pengrajin sebenarnya? Jangan sampai kegiatan pameran terbesar kerajinan nusantara ini hanya dipenuhi oleh para benalu yang menggerogoti pohon kecil. Dihadiri oleh para lintah yang menghisap binatang kurus yang sudah tidak memiliki darah.

Selama perjalanan saya melihat berbagai macam bentuk kerajinan dayak. Saya sangat bangga melihat kemampuan mereka menghasilkan sebuah karya yang tiada tandingannya. Tapi disaat yang sama, saya juga menangis karena mereka dibiarkan berjuang sendiri untuk tetap mampu membuat sebuah karya indah itu.

Banda Aceh, 23 April 2014.

[caption id="attachment_332865" align="aligncenter" width="600" caption="Anatasya Dewi dari Desa Eheng, Kutai Barat yang sedang menganyam anjat. Foto: Aulia Nurrahman"]

1398207027590198108
1398207027590198108
[/caption]

[caption id="attachment_332862" align="aligncenter" width="600" caption="Ibu Marena sedang mengumpulkan daun doyo di Tanjung Isuy, Kutai Barat. Foto: Aulia Nurrahman"]

13982066441062766506
13982066441062766506
[/caption]

[caption id="attachment_332863" align="aligncenter" width="600" caption="Ibu Marena memintal benang dari daun doyo. Foto: Aulia Nurrahman"]

1398206797982038442
1398206797982038442
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun