Mengapa?
Karena itulah masa Paskah yang diikuti secara online melalui streaming internet. Ada banyak pilihan link streaming untuk mengikuti rangkaian tersebut. Dari berbagai gereja di nyaris seluruh Keuskupan yang ada di Indonesia bahkan dunia.
Satu sisi, kemudahan ini sedikit memberi kelegaan atas dahaga untuk bisa merayakan Paskah di saat pandemi yang sedang sangat dijaga serta dibatasi dengan semua protocol Kesehatan itu. Di sisi lain, ada kagok juga tidak bisa langsung merasakan sesuatu yang selama ini selalu ditunggu bisa menyentuh hingga terdalam sanubari.
Betul sih.., di tahun itu air mata berlinangan tak henti mengingat semua hal yang tengah terjadi. Keharuan menyeruak atas apa yang terjadi hingga hanya bisa merasakan misa di gereja maya. Sesuatu di luar dugaan sekali.
Seiring waktu, dengan alasan pandemi yang belum kelar, misa online menjadi bagian alternatif kehidupan yang sulit dihindari. Bahkan ketika gereja sudah mulai dibuka, ada ras meragu juga bila masuk ke gereja bersama umat lain yang kita sendiri mungkin tidak tahu kesehariannya. Akhirnya misa online menjadi pilihan utama ketimbang offline.
Distraksi Misa Online
Lama-lama, ibadah online yang semula penuh keharuan dan menjadi pilihan utama, secara pribadi mulai amat sangat mengganggu kehidupan spiritual saya. Â
Bagaimana tidak?
Dulu yang dengan tabah dan setia menunggu hingga sejam hingga misa dimulai, sekarang hanya menunggu 5 menit saja, rasanya duduk sudah tidak tenang, pikiran kemana-mana dan ada bisikan kuat buat mengalihkan semua itu dengan melakukan hal-hal yang mestinya tidak perlu.Â
Misalnya membuka HP, membaca sesuatu di sekitar kita berada, keluar ruangan hingga ada tanda misa dimulai atau menyambi nonton video lain sampai benar-benar Imam yang memimpin misa menyampaikan salam pembuka. Pokoknya benar-benar seperti tidak sabar atau tidak tenang yang tak jarang terbawa pas di tengah-tengah misa, membuka HP dan menduakan perhatian dari yang terlihat di layar monitor.
Saya tidak hendak ingin menyatakan bahwa hal itu dosa atau tidak. Tetapi, dengan hal tersebut ternyata mengurangi kekhusukan hati yang mestinya saya jaga dengan baik. Menghalau dan menahan godaan tersebut. Apa pun alasanya. Niat memujiNya, sudah entah ada dimana kalau sudah begitu.