Mohon tunggu...
Anjar Anastasia
Anjar Anastasia Mohon Tunggu... Penulis - ... karena menulis adalah berbagi hidup ...

saya perempuan dan senang menulis, menulis apa saja maka lebih senang disebut "penulis" daripada "novelis" berharap tulisan saya tetap boleh dinikmati masyarakat pembaca sepanjang masa FB/Youtube : Anjar Anastasia IG /Twitter : berajasenja

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mas Hilman "Lupus" di Sepanjang Perjuangan Saya (2)

12 Maret 2022   12:07 Diperbarui: 12 Maret 2022   12:09 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya risih juga dipanggil begitu. Sama orang setenar dia gitu...
Lama-lama senang juga. GR malah hehe

Penulis Skenario Horor yang Penakut

Kami sering chat biasanya pas malam. Di atas jam 19.00 WIB
Di kala itu, saya seringnya YM-an dengannya dan teman-teman lain di warnet.
Nah, ada yang menarik saat chat dengannya ini. Apalagi kalau pas katanya sedang nulis skenario sinetron kejar tayang. Kebetulan dia pas sedang seringnya menulis sinetron berbau agama yang lagi trend seperti Hidayah dll.

Suatu hari Kamis malam, saya mendapati dia sedang online di YM.
Sengaja saya sapa karena sudah lama lagi nggak ketemu di YM.
"Gua lagi nulis sinetron horor tea nih, Njar..." katanya saat itu.
"Tentang apa?" tanya saya ingin  tahu.
"Tentang orang yang meninggal, tapi masih ada hutang gitu deh... Jadi dia ingin membayar hutangnya dulu.."
"Gentayangan?"
"Iya..."
Sebentar saya sibuk chat dengan yang lainnya. Sampai saat saya kembali chat dengannya, saya teringat bahwa malam itu adalah malam Jumat. Maksud saya nanya itu, buat sinetron kapan?
Mas Hilman malah jawabnya "Lu jangan nakutin gua dong, Njar... Gua merinding nih..."
Lhhhhhaaa...
Saya ngakak. Tapi, Mas Hilman sudah keburu ilang.
Semoga bukan karena ngacir ketakutan hehe

Urusan nulis skenario,  Mas Hilman juga pernah menawari saya untuk mencoba menuliskan ide cerita dan satu bagian ceritanya dalam bentuk scenario.
Wah, pucuk dicinta ulam tiba, sudah lama ingin dapat kesempatan itu, ternyata malah ditawari oleh penulis idola.
Senang banget.
Nggak nyangka juga

Pastinya setelah itu saya mulai melaksanakan tugas mulia itu dengan baik dan bersemangat.
Ya, siapa yang tidak senang, bisa diberi kesempatan yang lama diinginkan?
Apalagi langsung oleh suhunya. Ada banyak harapan bai katas kesempatan itu.

Saat tugas kelar dikerjakan, saya mengirimkan hasil kerja ke Mas Hilman dengan sukacita.
Beberapa hari kemudian, ada komentar darinya melalui chat, "Ceritamu bagus. Njar...  Beda dari yang lain. Berpotensi jadi sinetron viral. Tapi, skenario yang kamu buat kurang bikin penontonnya nangis nih. Coba kamu revisi dulu..."

Astaga...
Itu gimana coba, skenario yang bisa bikin orang nangis?
Pas saya coba revisi, ternyata menurut Mas Hilman masih kurang sedih lagi.
Haduh...
Mana bisa saya buat seperti itu? Sementara jalan cerita secara keseluruhan malah bertolak belakang dnegan episode itu?
Mas Hilman mencontoh sinetron yang waktu itu memang sedang naik daun dan nyaris setiap episodenya bikin orang menangis.
Eleuh...

Akhirnya saya nyerah.
Saya serahkan saja ide ceritanya kepada dia. Soal skenario mau diutak atik atau mau dibuat sesedih apa, silahkan saja.
Dari sinilah saya merenung sendiri, jangan-jangan saya memang tidak ada passion di penulisan skenario? Khususnya sinetron streaming. Soalnya nggak ada rasa tertantang atau keinginan lebih begitu Mas Hilman memberi beberapa kali komen itu.
Beda saat tulisan saya dikomentari atau bahkan minta direvisi, saya akan bersemangat sekali, entah gimana caranya agar bisa menghasilkan yang baik.

Sayangnya, bukti-bukti obrolan di YM serta email bolak balik revisi itu sudah tidak ada.
Tinggal sisa kenangan serta semangat menuju tujuan yang sesuai hati ditinggalkan oleh senior di penulisan itu.

Biar suka godain karena nulis horor, Mas Hil tetap mau kasih ttdnya hehe (dok. pribadi)
Biar suka godain karena nulis horor, Mas Hil tetap mau kasih ttdnya hehe (dok. pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun